Tiga (ROOFTOP)

4.3K 203 1
                                    

Zeera menaiki tangga menuju rooftop dengan senyum lebar. Saat sudah sampai disana, ia melihat Zefran tengah tiduran dengan kaki kanan ditekuk dan kaki kiri ditaruh diatas kaki kanannya.

Kedua telinga Zefran ia sumpal dengan headset putih. Zeera melihat wajah Zefran yang tenang saat tiduran seperti itu. Perlahan kaki mungil Zeera berjalan mendekat pada Zefran.

Cewe itu duduk tepat disamping Zefran. "Hai!"

Zefran tidak menjawab, ia masih saja tenang mendengarkan lagunya. Zeera sendiri sedikit kesal karena lagi lagi panggilannya tidak didengar oleh Zefran.

Kemudian Zeera mengguncang pelan tangan yang berada dibawah kepala Zefran. "Al!"

Zefran membuka matanya, lalu ia menoleh ke arah Zeera. Tapi bukannya menjawab, Zefran malah kembali menutup matanya.

"Ih, kok kamu cuekin aku gitu sih?!" Zeera dengan kesal mencabut headset putih itu. Membuat sang pemilik akhirnya duduk.

"Apa?" Tanya Zefran dingin setelah menegakkan tubuhnya. Kini Zefran duduk menyender pada tembok putih.

"Ini sandwich yang kamu minta kemarin. Aku udah bikinin special loh buat kamu."

Zefran hanya mengambil kotak itu, tanpa bicara apapun pada cewe didepannya. Ia hanya kembali memasang headset nya.

"Bukannya bilang makasih kek gitu. Ih kesel banget."

"Al, dimakan dulu dong rotinya. Masa cuman diterima doang sih."

Walaupun memakai headset, Zefran sebenarnya tidak menyalakan lagu. Jadi otomatis ucapan Zeera didengar olehnya. Zefran akhirnya membuka kotak makan itu, dan mendapati dua potong roti kesukaannya.

Cowo berkulit putih itu mengambil satu potong dan memakannya. Membuat gadis didepannya ini menampilkan ekspresi semangatnya.

"Gimana enak gak?" Tanya Zeera dengan penasaran.

Bukannya menjawab pertanyaan Zeera, Zefran malah teringat dengan rencananya kemarin malam.

"Gue mau ngomong sesuatu."

Zeera tersenyum. Pasti Zefran akan memuji hasil buatannya, tapi ia tidak ingin Zefran berbicara sebelum cowo itu selesai makannya.

"Mending kamu abisin dulu rotinya."

"Gak. Gue mau kita--"

"Hayo!" Sapa seseorang yang membuat perkataan Zefran terpotong. Dan orang itu Aldo.

"Gue gak ganggu kan?" Aldo dengan santainya duduk diatas kursi dengan senyum lebarnya.

"Gak ko Do." Jawab Zeera.

"Gimana Zef? Enak kan buatan Zeera?" Tanya Aldo kemudian.

Zefran hanya mengangguk. Lalu ia pergi dari rooftop. Rencananya untuk memutuskan hubungan dengan Zeera gagal karena kehadiran Aldo.

"Shit!" Umpat Zefran disaat ia menuruni tangga dengan cepat.

***

Zeera berjalan sendirian menuju kantin. Setelah kejadian di rooftop tadi membuat hatinya senang sekaligus sedih. Senang karena rotinya dimakan Zefran dan sedihnya karena Zefran masih bersifat sama. Dingin.

"Woy Zee!" Sapa seseorang dari arah kanan. Zeera menoleh dan mendapati kelima temannya sudah duduk dalam satu meja yang sama.

Zeera berjalan mendekat. Ia kemudian duduk diantara Jennie dan Edo.

"Habis darimana lo?" Tanya Jennie.

"Tadi kata Ara lo tau tau pergi aja pas bel bunyi?"

"Jangan bilang habis dari cowo itu lagi." Ucap Reyno.

Zeera langsung tersenyum. "Iyadong. Siapa lagi kalo bukan ke Zefran?"

Clara tiba tiba datang dan membawa lima es teh manis diatas nampan. Cewe yang kini memakai bando hitam itu menaruh nampannya diatas meja. Dengan sigap Clara, Jennie, Reyno, Edo dan Julio mengambil es mereka masing masing.

"Loh es nya kok cuma lima? Gue gak kebagian dong." Zeera cemberut. Kemudian tatapannya beralih pada Clara yang kini asik memotong bakso besarnya. "Ra! Punya gue mana?"

Clara menoleh. "Apanya?"

Zeera semakin kesal. "Es teh gue mana? Lo gak sekalian beliin gitu?"

"Tadi lo ga ada sih, jadinya gak gue pesenin."

"Lo lupa sama gue gitu Ra? Gak friend ah lo mah." Zeera semakin mencebikkan bibirnya.

"Udahlah, cuman es teh doang. Nih beli sendiri sana!" Edo memberikan selembar uang berwarna ungu.

Zeera langsung tersenyum. Ini yang ia suka dari Edo.

"Eh, makasih Do. Pekka banget deh lo." Kemudian Zeera melesat menuju arah penjual es teh.

"Ibu Ida!" Sapa Zeera pada penjual es teh tersebut. Ibu yang disapa Zeera tadi langsung terlonjak kaget.

"Ya Allah dek, kebiasaan deh suka ngagetin. Ibu kaget tau."

Zeera cengengesan. "Hehe, maaf ya bu, gak ngulangin deh. Ohiya aku mau pesen es teh satu ya bu. Biasa gulanya banyakin dikit."

"Aduh maaf dek, es teh nya udah habis."

"Yah, padahal kan biasanya masih banyak Bu." Zeera cemberut. Tapi matanya menangkap segelas es teh yang berada di belakang Bu Ida.

"Iya, tadi ibu berangkatnya buru buru, jadi cuma bawa satu ember. Kalo mau nunggu aja dek, suami ibu lagi otw ambil tehnya dari rumah."

Zeera menghela nafasnya. Baginya, sehari tidak minum es teh manis, seperti tidak minum seharian.

"Loh itu masih ada satu es teh bu. Katanya tadi habis?" Tanya Zeera yang tak sengaja melihat segelas teh.

Bu Ida menengok ke belakang. "Oh itu es teh nya sudah ada yang pesan dek."

"Sama siapa emangnya bu?"

"Nah ini orangnya. Nih dek pesanannya." Ucap Bu Ida. Kemudian beliau memberikan es teh tadi pada orang di sebelah Zeera.

Saat Zeera menengokkan kepalanya ke kanan, ia mendapati Zefran tengah membayar es teh tadi.

"Kamu yang pesen?" Tanya Zeera.

"Hm." Zefran menjawabnya dengan nada dingin seperti biasa. Tiba tiba Zeera melihat Aldo menghampiri Zefran.

"Zef, mana es teh gue?"

Zeera menyernyit, tadi bukannya Zefran mengatakan kalau es teh itu miliknya? Tapi kenapa sekarang Aldo menanyakan es teh nya?

"Loh itu es teh lo Do?" Tanya Zeera mencoba memastikan.

"Iya itu--"

Tiba tiba Zefran menginjak kaki kiri Aldo dan membuat pemiliknya kesakitan. Zefran hanya menatap Aldo seolah berkata "lo diem."

"Ini es teh punya gue. Kenapa?" Kata Zefran menatap Zeera yang matanya fokus pada es teh yang ada di genggamannya.

"Lo mau?" Zefran menyodorkan es teh nya pada Zeera.

Saking terkejut akan sifat Zefran, Zeera sampai melongo.

"Lo gamau? Yaudah." Zefran kemudian berbalik, namun belum sempat ia melangkah, Zeera sudah menahan seragamnya.

"Iya iya aku mau Al."

Setelah Zefran memberi es teh nya, Zeera kembali pada teman temannya dengan senyuman mengembang.

"Lah lo kenapa Zee? Dateng dateng malah cengar cengir."

Zeera kembali tersenyum. "Ini es teh dari Zefran!"

"Wih yang bener lo?" Ucap Jennie heboh.

"Iya dong." Zeera kembali tersenyum sambil menggigiti sedotan es teh manis nya.

***

Heloooo!!

Jangan lupa vote yaa!!

TBC

My TOMBOYISH Girlfriend [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang