***
Zefran mengeluarkan motor ninjanya dari parkiran sekolah. Tadi ia sempat melihat Zeera tengah berdiri sambil tengak tengok tepat dibawah halte.
Cowo itu berhenti tepat dihadapan Zeera. Zefran membuka kaca helm fullfacenya.
"Ayok!"
Bukannya naik, Zeera malah menatap Zefran dengan tatapan bertanya. "Ayok kemana?"
"Balik lah Ra, kaya biasa. Ayo gue anter." Zefran sebisa mungkin bersikap biasa saja walaupun kejadian tadi saat istirahat masih terngiang dikepalanya.
"Sorry udah pesen ojek online."
Zefran melihat Zeera menaiki motor yang dikendarai oleh mas mas berjaket hitam hijau.
Zefran menghela nafasnya pelan. Tiba tiba ia merasa pundaknya ditepuk agak keras.
"Dicuekin?"
"Seperti yang lo liat. Gue harus perjuangin dia lagi."
Reyno terkekeh. "Gue bilang juga apa. Cepet cepet jelasin sebelum Zeera tau sendiri. Ngeyel sih lo. Sekarang udah kejadian nyesel kan."
"Diem lo." Zefran berdecak. "Kali ini gue keterlaluan Rey. Dia minta udahan."
"Whattt?!" Reyno memekik kerasa. Sampai sampai Zefran meninju lengannnya.
"Berisik."
"Zeera minta udahan? Tadi dia bilang ke gue cuman lagi berantem aja." Reyno berkacak pinggang. "Terus kalian udahan gitu?"
Zefran hanya mengangkat kedua bahunya. "Belum jelas. Doain aja yang terbaik. Gue duluan Rey."
"Eh Zef, gue nebeng!"
"Ogah!" Zefran lalu menutup kaca helmnya dan menggas motornya. Meninggalkan Reyno yang mendengus.
***
Erris mengetuk pintu kamar anaknya perlahan. Namun sudah tiga ketukan siempunya belum membuka pintu.
"Zefran."
"Zefran, turun dulu nak. Kita makan malam."
Sesaat kemudian Zefran keluar kamar dengan wajah kusut. "Kenapa Ma?"
"Makan malam, yuk."
"Zefran gak laper. Mama duluan aja sama Papa."
Erris tersenyum. "Papa mau ada perlu sama kamu."
Zefran akhirnya mengiyakan ajakan Erris. Sesampainya diruang makan, Zefran sudah melihat banyak lauk yang tersaji dan ada Rully, Papanya yang sudah duduk rapih.
"Kita makan dulu, kamu belum makan dari pulang sekolah kan?"
"Iya."
Ketiganya menikmati makanan dengan diam. Sampai sisa makanan di piring Zefran tinggal setengah, Rully berdeham. Membuat Zefran meliriknya.
"Zefran, Papa mau menyampaikan sesuatu sama kamu." Rully menghela nafasnya. "Sebelumnya Papa mau minta maaf sama kamu karena Papa belum bisa bahagiakan kamu dengan Mama. Papa belum bisa jadi kepala keluarga yang baik buat kalian, terutama kamu Zefran. Tapi kamu harus percaya kalau Papa sangat sayang sama kamu.
"..Langsung to the point aja, setelah 19 tahun menikah, Papa dan Mama merasa sudah tidak ada kecocokan lagi dan kami memutuskan untuk berpisah."
Seperti tertancap pedang tajam, rasanya jantung Zefran berhenti berdetak. Ucapan Papanya ini sukses membuat nafas Zefran memburu. Cowo itu tersenyum miring. Ia mengerti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My TOMBOYISH Girlfriend [END]
Novela Juvenil[CERITA LENGKAP] MOHON MAAF MASIH AMATIRAN DAN BANYAK TYPO. OHIYA, SEDANG MASA REVISI YA!!! ----- "Lo Zeera?" "Iya." "Nama gue Zefran. Lo udah tau siapa gue disekolah kan? Lo mau gak jadi pacar gue?" "Bo-boleh." "Oke berarti mulai sekarang kita paca...