Jihoon baru saja pulang makan siang dengan Taehyung dan bermaksud melanjutkan pekerjaannya. Tidak ada hal yang aneh sejak pagi, hingga ketika Jihoon sedang membereskan tumpukan kertas dimejanya, tiba-tiba Seokjin, yang bertugas di bagian resepsionis, menelpon Jihoon mengatakan bahwa ada seseorang yang mencarinya. Hal tersebut membuat Jihoon bingung, ia tidak pernah merasa memiliki janji dengan siapapun, dan jika itu Jinyoung ia pasti akan langsung masuk begitu saja tanpa bertanya kepada Seokjin.
Jihoon beranjak dari kursinya menuju tempat resepsionis yang berada di lantai bawah. Hal pertama yang dilihatnya adalah seorang pria dengan rambut kecokelatan berdiri di dekat meja resepsionis sedang menerima telepon, sosok yang sangat dikenalnya. Alih-alih menemuinya, Jihoon justru bersembunyi dibawah meja resepsionis.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Seokjin ketika Jihoon merunduk disampingnya.
"Sssttt..." Jihoon menarik Seokjin untuk merunduk bersamanya "Apa dia yang mencariku?" Bisik Jihoon yang kemudian mengintip kembali pria yang sedang menelpon itu.
"Dia berkata namanya Park Jimin apa kau mengenalnya?"
"Aku tidak ingin mengenalnya."
"Dan? Kau akan tetap menemuinya?"
"Entahlah, aku tidak yakin."
"Memangnya dia siapa? Ia hanya bilang bahwa dirinya keluargamu, tapi dia tidak memberikan spesifikasinya."
Pria itu tampaknya mendengar bisik-bisik Jihoon dan Seokjin yang cukup keras "Jihoon?" Panggilnya.
Jihoon cukup terkejut dan langsung berdiri secara spontan, terlihat pria itu sudah berdiri di hadapannya, hanya meja resepsionis yang memisahkan mereka. Seketika Jihoon langsung memasang wajah datar menandakan ketidaksenangan atas keadiran orang itu. Dengan gerakan cepat, Jihoon berbalik hendak kembali ke meja kerjanya, namun Jimin langsung menahan tangannya.
"Kau bahkan tidak mau bertemu ayahmu?" Tanyanya yang membuat Seokjin terkejut, selama ini Jihoon tidak pernah membicarakan apapun mengenai ayahnya.
"Aku bahkan tidak ingat pernah memiliki ayah." Ujar Jihoon ketus.
Jimin menghela nafas berat, ia mengerti kenapa anaknya bersikap demikian, memang kesalahannya yang meninggalkan Jihoon saat usianya masih sangat kecil. Tapi hal itu tidak mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan anaknya itu.
"Aku perlu bicara denganmu sebentar saja." Ujar Jimin dengan nada memohon.
"Tak ada yang ingin kubicarakan denganmu."
"Tapi aku ada, kumohon Jihoon."
"Aku masih harus bekerja." Jihoon berusaha mencari alasan.
Belum Jimin membalas, tiba-tiba ia melihat Taehyung mendatangi meja resepsionis hendak mencari Jihoon, "Ji, ada apa?" Tanya Taehyung ketika melihat Jihoon yang ternyata berada disana.
"Apa anda atasannya Jihoon?" Tanya Jimin.
"Ya."
"Namaku Park Jimin , bolehkan aku meminta waktu Jihoon sebentar?"
"Tentu, kurasa."
"Terimakasih banyak." Ujar Jimin sopan, kemudian ia segera menarik Jihoon untuk keluar dari gedung perkantoran itu.
Taehyung terlihat heran dengan sikap Jimin yang terburu-buru dan Jihoon yang terlihat sangat tidak senang dengan keputusan Taehyung yang mengizinkannya pergi.
Jimin membawa Jihoon ke sebuah cafe yang terletak tidak jauh dari kantor. Jimin memesan cokelat hangat untuk Jihoon, ia masih mengingat kesukaan Jihoon, terutama di udara musim gugur yang sejuk seperti sekarang. Sementara Jihoon masih tidak mau menatap wajah Jimin ia lebih memilih memperhatikan lalu lintas yang ramai dari jendela besar disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Don't Let Me Fall☑️ [PanWink]
Fanfiction[COMPLETED] He found the right kind of love, with the wrong person. Pertemuan singkat antara Lai Guanlin dan Park Jihoon membuat keduanya terjatuh dalam suatu takdir yang tidak terbayangkan sebelumnya dimana semua awal drama kehidupan mereka dimula...