Jihoon terus diam ketika mobil berjalan menyusuri jalan raya yang cukup ramai, sementara Guanlin yang tengah menyetir juga tidak berani untuk membuka suara terlebih dahulu melihat Jihoon yang nampak tidak mau berbicara dengannya.
Akhirnya Jihoon menyetujui untuk kembali ke apartemen Guanlin dengan alasan untuk merawat Nayoung, tidak lebih. Dan ia berencana untuk pergi lagi jika Nayoung sudah sembuh total. Berhubung Jihoon menyetujui pindah, ia meminta izin untuk pulang dan mengemasi barang-barangnya. Menganggapi hal itu, Nayoung memberikan syarat supaya Guanlin yang mengantar dan membawa Jihoon kembali ke apartemen, sementara Jinri bersama Nayoung sebagai jaminan Jihoon akan kembali lagi.
"Kau tunggu saja disini." Ujar Jihoon datar ketika mobil berhenti di depan apartemennya.
"Kau butuh bantuan membawa barangmu?" Tanya Guanlin berusaha menawarkan bantuan.
"Tidak usah, aku bisa sendiri." Ujar Jihoon masih dengan ekspresi dan cara bicara yang datar, "Kau tidak usah masuk."
Guanlin hanya menurut dan menunggu di dalam mobil sementara Jihoon berjalan memasuki apartemennya. Jihoon sengaja memperlama dirinya berada di dalam apartemen karena sebenarnya ia tidak bisa berlama-lama berada di dekat Guanlin. Sempat terbesit di pikirannya untuk kabur lagi, namun Jinri yang masih bersama Nayoung menghalangi keinginannya untuk pergi.
Akhirnya Jihoon menyeret kopernya keluar apartemen dan kembali menghadapi Guanlin yang kini menunggu di depan mobilnya sambil bersandar pada pintu mobilnya sambil memainkan ponselnya. Ketika melihat Jihoon yang berjalan mendekat, Guanlin tersenyum dan hendak membantu lelaki manis itu, namun langkahnya terhenti ketika melihat Jinyoung yang datang dan langsung menarik Jihoon.
"Jin...Jinyoung..." Ujar Jihoon seraya berusaha melepas tangannya dari genggaman Jinyoung yang terus menariknya entah kemana.
"Kau tidak boleh ikut dengan pria bajingan itu!" Bentak Jinyoung tanpa menoleh ke arah Jihoon.
Bugh!
Sebuah pukulan melayang tepat mengenai wajah kecil Jinyoung. Jihoon yang melihatnya seketika menjerit tertahan, sementara Guanlin sang pemukul kini terengah-engah menahan emosi yang mulai menguasainya.
"Ada apa denganmu, keparat!" Seru Jinyoung emosi pada Guanlin.
"Jangan pernah berniat untuk membawa istriku pergi!" Guanlin balas membentak.
"Suami macam apa yang tega mempermainkan perasaan istrinya untuk kesenangannya sendiri?!"
Seakan gelap mata, Guanlin kembali melayangkan pukulannya namun langsung ditahan oleh Jihoon.
"Hentikan!" Seru Jihoon kepada dua pria yang tengah berkelahi itu.
"Ji, tidak seharusnya kau ikut dengannya, aku bisa memberikanmu lebih dari apa yang diberikannya, dan aku tidak akan pernah menyakitimu." Ujar Jinyoung mencari pembelaan.
"Dan memberikannya lagi pada pria brengsek lainnya?" Sindir Guanlin.
"Hentikan kalian berdua!" Jihoon berusaha menghentikan sebelum kembali terjadi perkelahian, "Jinyoung, disini aku yang menentukan pilihanku, kau tidak memiliki hak untuk memaksaku." Ujar Jihoon pada Jinyoung, "Dan Guanlin, disini aku mengikutimu bukan berarti aku sudah memaafkanmu." Kali ini diarahkan pada Guanlin.
"Ji...kumohon, aku tidak akan memaafkan diriku jika terjadi sesuatu lagi padamu." Ujar Jinyoung memelas.
"Maaf, Jin..." Jihoon menundukkan kepalanya, ia berbalik dan kembali berjalan menuju tempat mobil Guanlin terparkir.
---Don't Let Me Fall---
Jihoon berjalan memasuki apartemen Guanlin, suasananya masih sama seperti terakhir ia berada disini, sebelum ia memutuskan untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Don't Let Me Fall☑️ [PanWink]
Fanfic[COMPLETED] He found the right kind of love, with the wrong person. Pertemuan singkat antara Lai Guanlin dan Park Jihoon membuat keduanya terjatuh dalam suatu takdir yang tidak terbayangkan sebelumnya dimana semua awal drama kehidupan mereka dimula...