9

2.3K 354 49
                                    

Jihoon dan Guanlin tiba di sebuah villa mewah. Design luar villa tampak seperti kastil Eropa abad ke 18, dengan taman besar di halaman depannya, sementara bagian dalamnya terlihat sangat modern, dari mulai ruang tamu, kamar tidur, dapur, hingga kamar mandi memiliki peralatan modern yang sangat lengkap. Terlebih letak villa ini terkesan sangat pribadi dengan pagar besar menjulang sehingga tidak begitu terlihat orang-orang yang melintas di depan villa.

"Aku tidak menyangka ayahmu memiliki villa seperti ini." Ujar Guanlin saat Jihoon tengah membongkar barang bawaannya di kamar.

"Jika bukan dia ayahku, mungkin aku juga akan senang." Ujar Jihoon datar.

Guanlin terdiam, ia tidak berani untuk berkomentar jika sudah menyangkut hubungan Jihoon dengan ayahnya, "Baiklah." Ujar Guanlin seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Jika ada sesuatu aku berada di kamar tepat di sebelah."

Jihoon tidak begitu menanggapinya, sedangkan Guanlin tidak dapat melakukan apapun mengingat statusnya yang hanya menjadi suami kontrak bagi Jihoon, dalam waktu dua belas bulan keduanya akan berpisah dan menjalani kehidupan masing-masing seperti sedia kala. Jihoon mendapatkan kehidupan tenangnya, Guanlin mendapatkan sahamnya. Win-win solution.

---Don't Let Me Fall---

Guanlin berjalan menuruni anak tangga masih dengan kaos dan celana tidurnya, pagi ini ia terbangun karena mendengar suara piano yang dimainkan dan kini ia sedang mencari tahu darimana suara itu berasal. Hingga akhirnya ia berhenti di sebuah ruangan yang cukup besar dengan beberapa rak buku seperti sebuah perpustakaan pribadi dengan sebuahh grand piano berwarna putih bersih di salah satu sisi ruangan, dan seorang lelaki yang sedang memainkan lagu kiss the rain dengan posisi membelakangi Guanlin.

Guanlin berjalan mendekati lelaki itu berusaha untuk tidak mengagetkannya, namun tampaknya lelaki itu menyadari kehadiran seseorang di ruangan karena ia langsung berhenti bermain dan membalikkan tubuhnya hingga kini berhadapan dengan Guanlin, "Guan..." Ujar Jihoon, sang pelaku pemain piano.

"Kenapa berhenti? Itu tadi sangat indah dan umm...terdengar sangat sedih..." Ujar Guanlin hati-hati tidak ingin Jihoon salah paham, "Aku tidak menyangka kau ternyata bisa memainkan piano."

Jihoon tidak begitu menghiraukan pertanyaan dan pernyataan Guanlin, ia malah berdiri dari kursinya, "Apa kau lapar?" Tanya Jihoon berusaha mengalihkan pembicaraan, "Aku akan membuatkan sarapan." Lanjutnya seraya bergegas pergi menuju dapur. Guanlin hanya bisa menatap Jihoon yang kini dusah benar-benar keluar dari ruangan itu dengan tatapan heran.

"Selamat pagi." Sapa Jihoon ketika melihat Guanlin yang duduk di kitchen island yang mengarah langsung ke arah dapur sehingga Guanlin bisa melihat Jihoon yang tengah memasak. Jihoon terlihat begitu santai seakan tidak pernah terjadi apapun setengah jam yang lalu.

"Selamat pagi." Balas Guanlin seraya menyibakkan rambut hitamnya yang masih sedikit basah sehabis mandi, "Apa yang kau masak?"

"Aku membuat blueberry pancake, kuharap kau suka." Jihoon menaruh sepiring pancake dengan taburan buah blueberry dan saus maple dihadapan Guanlin, kemudian ia membuka kulkas untuk mengambil jus jeruk dan kemudian bergabung dengan Guanlin untuk sarapan.

"Kau menyukainya?" Tanya Jihoon ketika mereka menikmati sarapan.

"Sarapan yang dibuat istriku tentu akan terasa sangat enak dibandingkan restoran mewah manapun." Balas Guanlin dengan nada dibuat-buat seraya mencubit pipi tembam Jihoon dengan gemas.

Perkataan itu sukses membuat wajah Jihoon bersemu merah layaknya kepiting rebus meskipun ia tahu itu hanya bualan Guanlin untuk menggodanya. Memang statusnya kini adalah istri dari seorang Lai Guanlin, namun itu hanya sekedar status diatas sebuah surat perjanjian, tidak lebih dari itu, "Hentikan leluconmu." Ujar Jihoon seraya melepaskan tangan Guanlin dari wajahnya.

[1] Don't Let Me Fall☑️ [PanWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang