Lagunya kayak pas aja gitu☺️☺️
Daniel meneguk perlahan teh dihadapannya, kali ini ia dan Seongwoo tengah berada di apartemen Jihoon membicarakan apa yang terjadi di pesta pernikahan Taehyung beberapa hari lalu. Semenjak hari itu Jihoon tidak pernah meninggalkan apartemennya bahkan untuk ke cafe sekalipun.
"Jadi bagaimana keputusanmu?" Tanya Daniel pada Jihoon di hadapannya, sementara Seongwoo sedang menjaga Jinri yang tengah bermain.
"Entahlah, aku tidak tahu apa itu hanya pancingan untukku dengan mengatakan Amma sedang sakit karena aku menghilang." Ujar Jihoon yang terus memainkan cangkir tehnya dengan gelisah.
"Sebulan terakhir ini memang ada beberapa orang yang menanyakan Jihoon di cafe." Ujar Seongwoo, "Untung saja para karyawan sudah diberitahu untuk tidak mengatakan apapun mengenai Jihoon dan mengatakan bahwa cafe itu milik keluargaku."
"Itu pasti orang suruhan Guanlin." Ujar Jihoon, "Cepat atau lambat dia pasti akan menemukanku, dan aku masih belum tahu harus bersikap bagaimana kepadanya."
"Untung saja aku sudah tidak bekerja di tempatnya lagi, mungkin aku akan mendapat teror darinya setiap hari." Ujar Daniel, kemudian ia menjentikkan jarinya seolah mendapat ide. "Bagaimana kalau kau temui saja dia." Ujar Daniel yang langsung dibalas tatapan menusuk dari Jihoon dan Seongwoo yang jika saja ia tidak sedang bersama Jinri pasti akan memukul kepala Daniel dan memastikan apakah pemikirannya masih berguna atau tidak.
"Apa ada ide lebih gila dari itu?" Tanya Jihoon sarkastik.
"Dengarkan dulu, Ji." Ujar Daniel menenangkan keadaan, "Kau tidak bisa menipuku, kau masih mencintainya kan?"
Jihoon terdiam, ia menunduk memperhatikan tehnya yang sudah semakin dingin.
"Apa iya, Jihoon?" Tanya Seongwoo yang kini berdiri menggendong Jinri yang terlihat sudah mengantuk.
"A...aku tidak tahu..." Ujar Jihoon tanpa berani menatap keduanya.
"Tentu saja, aku tahu tatapan itu." Ujar Daniel memegang dagu Jihoon dan mengangkat wajahnya, "Aku pernah menerima tatapan itu."
"Ehm!" Suara Seongwoo membuyarkan keduanya.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya?" Tanya Daniel mengalihkan pembicaraan.
"Sejujurnya aku takut." Ujar Jihoon seraya melihat putrinya yang mulai tertidur di gendongan Seongwoo, "Aku takut dia akan mengambil Jinri dariku, aku tidak mau kehilangan anakku."
"Apa yang membuatmu berpikir seperti itu?"
"Entahlah, aku hanya takut." Jihoon menerima Jinri dari Seongwoo, "Dan lagi, saat itu Jinri mengucapkan kata pertamanya...untuk ayahnya..." Ia menatap putrinya yang sudah tertidur di gendongannya, "Setelah itu dia tidak pernah lagi mengatakan apapun, seperti kata-kata itu keluar hanya untuk Guanlin."
"Mungkin itu yang dinamakan ikatan batin." Ujar Seongwoo, "Dia merasakan aura seorang ayah dari Guanlin, padahal Jinri tidak pernah mau didekati oleh orang lain, kan?"
"Apakah aku orang yang jahat? Memisahkan ayah dan anaknya?" Tanya Jihoon pada dirinya sendiri, "Apa bedanya aku dengan ayahku?"
"Jihoonie..." Ujar Seongwoo seraya mengusap pelan rambut Jihoon dengan lembut, "Jangan menyalahkan diri sendiri, apapun keputusanmu kami akan mendukungmu."
Jihoon tersenyum tipis, "Terimakasih." Jihoon berdiri dan berjalan menuju kamar Jinri untuk menaruh putrinya di baby box.
"Pokoknya tidak!" Seru suara dari pintu depan, dan ketika Jihoon melihatnya ternyata itu adalah Jinyoung yang menerobos masuk, "Jihoon tidak boleh kembali kepada Guanlin apapun alasannya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Don't Let Me Fall☑️ [PanWink]
Fanfic[COMPLETED] He found the right kind of love, with the wrong person. Pertemuan singkat antara Lai Guanlin dan Park Jihoon membuat keduanya terjatuh dalam suatu takdir yang tidak terbayangkan sebelumnya dimana semua awal drama kehidupan mereka dimula...