"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Jihoon.
Jimin menghela nafas, pada akhirnya apa yang disembunyikannya akan terbongkar juga, "Sebenarnya aku memiliki penyakit tumor otak yang cukup parah." Ujar Jimin memulai ceritanya, "Aku tahu keadaan ekonomi keluarga kita saat itu tidak memadai jika untuk pengobatanku, hal itu membuatku sangat stres hingga lari ke alkohol, dan di saat itulah aku menyakitimu dan ibumu."
Jimin menghentikan ceritanya begitu melihat ekspresi Jihoon yang berubah, "Lanjutkan." Ujar Jihoon.
"Kemudian aku berpikir, jika aku bersama orang lain yang lebih kaya, mungkin aku bisa sembuh tanpa harus menyusahkan kalian." Ujar Jimin, ia memandang langit-langit seolah menerawang masa lalunya, "Tapi tentu saja konsekuensinya aku mungkin tidak akan bertemu kalian lagi." Jimin tersenyum miris, "Terbukti setiap aku berusaha menemuimu, kau selalu menghindar dengan sengaja."
"Lalu bagaimana kau bisa tahu rencana Guanlin dan Minhyun hingga ikut ambil andil didalamnya?"
"Aku curiga dengan keputusanmu yang tiba-tiba akan menikah, jadi aku mulai mencari tahu dan berakhir ketika aku bertemu Minhyun yang saat itu bekerja sebagai Kepala Divisi Personalia di salah satu kantor cabang, dengan cukup mudah dia memberitahukan apa yang sudah terjadi, saat itu aku cukup marah mengenai rencana yang mereka lakukan, tapi setelah itu dia memberikan masukan padaku agar kau mau menuruni perusahaan itu."
"Kau menjualku?"
"Bukan begitu, Ji, aku tidak memiliki apapun lagi untuk diberikan padamu, sudah mustahil bagiku untuk memberikan perhatian seorang ayah, hanya materi untuk kebahagiaan masa depanmu yang bisa ku berikan."
"Aku tidak tahu apa yang kau pikirkan, tapi apa yang kau lakukan itu benar-benar salah."
"Aku tahu, Ji, dan ketika aku mendengar berita kau menghilang, kau tahu betapa aku membenci diriku sendiri, aku benar-benar minta maaf padamu, anakku."
Jihoon menghela nafas berusaha menahan air matanya yang nyaris meluncur, ini kali pertama ayahnya meminta maaf pada dirinya secara langsung, "Lalu, bagaimana bisa kau berkata kalau Guanlin memilih untuk membahagiakanku?"
"Tentang itu, bagaimana jika kau mendengar penjelasan langsung dari Guanlin."
Jihoon terdiam sesaat, kemudian ia berdiri dan berjalan mencari Guanlin. Rupanya pria itu sedang berada di ruang tengah bersama Jinyoung dan Jinri. Setelah memanggil Guanlin, keduanya kembali ke ruang tamu menemui Jimin.
"Kau belum menceritakannya pada Jihoon?" Tanya Jimin pada Guanlin.
"Ia tidak pernah memberikanku kesempatan untuk menjelaskan." Ujar Guanlin melirik Jihoon yang hanya terdiam.
"Jelaskan." Ujar Jihoon datar.
---Don't Let Me Fall---
Flashback Guanlin POV
Guanlin memasuki restoran tempatnya berjanji untuk bertemu dengan Jimin. Ternyata Jimin belum datang, memang Guanlin datang lebih awal dari waktu yang telah ditentukan.
Sepintas ia memikirkan misi yang tengah dijalaninya ini. Rencana yang telah disusun rapi oleh Minhyun demi menyelamatkan perusahaan musiknya yang berada di ambang kebangkrutan. Dan terbukti rencana memanfaatkan Jihoon untuk mendapatkan suntikan dana yang cukup besar ini berjalan mulus tanpa ada kecurigaan yang timbul, beruntung, Jinyoung, saudara tirinya juga memiliki pemikiran yang tidak begitu panjang sehingga semakin memudahkan langkah Guanlin. Namun ada hal yang terduga terjadi, bukan Park Jimin namanya jika ia tidak mengetahui mengenai rencana busuk ini. Pria yang merupakan ayah kandung Jihoon itu entah darimana mengetahui semua rencana yang sudah tersusun rapi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Don't Let Me Fall☑️ [PanWink]
Fanfiction[COMPLETED] He found the right kind of love, with the wrong person. Pertemuan singkat antara Lai Guanlin dan Park Jihoon membuat keduanya terjatuh dalam suatu takdir yang tidak terbayangkan sebelumnya dimana semua awal drama kehidupan mereka dimula...