eleven...

14.5K 214 0
                                    

Aku membuka mataku karna aku susah bernapas. Aku merasakan hembusan hangat yang menghembus dikeningku. Aku mulai bergerak agar bisa terbebas dari dekapan pria kekar ini tetapi dekapnya malah mempereratnya.

"G... Giondri"suara serak karna bangun tidur.
"ehm"dehemnya.
"lepaskan aku Giondri, aku harus mandi. Ini hari pertama aku kuliah"
"aku masih ngantuk Aqila jangan ganggu aku"katanya dan mempererat pelukannya.
"ta... Pi lepaskan aku. Aku susah bernapas."ucapku serak dan berusaha melepaskan pelukannya.
Dia membuka matanya dan dia menatapku sayu.

"lepaskan aku"mohonku padanya. Dia melepaskan pelukannya, dan aku telentang dan menghirup udara.

"kau kenapa?"tanyanya yang menahan tawanya. "kau memelukku sangat erat aku sangat susah bernapas. Dan kenapa kau dikamarku?"tanyaku lalu menghadap kearahnya. "ini rumahku dan terserah aku dong"katanya lagi.
"baiklah aku ingi mandi."ucapku berdiri dari ranjang dan mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi.
_____________
Setelah selesai mandi aku keluar. Aku melihat ke semua sisi kamar itu ternyata Giondri sudah keluar dari kamar. Aku langsung bergegas mengambil pakaianku dan memakainya. Aku mengikat rambutku dan memakai make up natural.

Aku keluar kamar dan menuruni anak tangga. "kok sunyi kemana semua orang?"tanyaku pada diriku sendiri. Aku melihat jam yang sangat besar ternyata ini sangat terlalu pagi. Aku sama sekali tidak melihat Giondri dimana mana.

"mana Giondri?" aku berjalan kearah ruang kerjanya. Aku mengetok pintunya dan tidak ada jawaban. Dan kucoba lagi dan tidak ada jawaban. Aku membuka pintu itu dan tidak ada siapa siapa disitu. Aku menutupnya kembali dan saat aku memutar tubuhku..

"a... A... A"teriakku.
"stt... Diamlah. Kenapa kau disini?"tanyanya.
"a.. Aku, tidak apa apa."
"ngapain kau disini?"bentaknya.
"aku tadi m.... e.... n... c... a... r... imu"aku memperkecil kata mencari.
"pergi kedapur dan memasaklah untuk sarapan"ucapnya sambil berjalan.

Aku kedapur dan mengambil bahan lalu mulai memasak.
-------
Tak butuh waktu lama aku sudah selesai memasak. "sudah siap"ucapku pada diriku sendiri.

Tap.... Tap.... Tap. Suara hentakan sepatu yang turun dari tangga yang menampakkan dua orang tampan yang berstelan jas berwarna hitam pekat yang digulung keatas dengan dalamannya berwarna putih. Dan jas berwarna abu abu yang digulung keatas dengan dalaman berwarna putih.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"wangi banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"wangi banget. Kau masak apa Qil?"tanya Wika sambil menarik kursi lalu duduk.
"aku masak ikan asam manis"jawabku sambil menghidangkannya ke meja makan.
"ini tarok saus ya? Saus apa?"tanyanya lagi.
"saus tomat"ucapku menaruh nasi dan ikan keatas piring Giondri.

Lalu mereka memakannya hingga habis.
"enak banget, kau memang cocok untuk menjadi istri rumah tangga Aqila"ceplosan Wika.

"uhuk... Uhuk"aku terbatuk mendengar ucapan Wika.

Giondri dan Wika melihatku. Giondri memberi segelas air putih kepadaku dan aku meminumnya hingga habis.

"mangkanya jika makan itu jangan berbicara"kata Giondri padaku.
"aku kan tidak berbicara."ucapku ketus.
"yasudah jika kau sudah selesai kita bisa berangkat."kata Giondri berdiri dari duduknya. Aku dan Wika mengikuti langkah panjang Giondri.

Di mobil

"g... giondri"ucapku gugup.
"apa?"katanya singkat.
"aku belum memiliki buku dan alat tulisku"ucapku sambil tunduk.
"yasudah kita beli ok."katanya padaku.

Semenjak Aqila sakit entah bagaimana Giondri bisa luluh melihat gadis yang pernah meninggalkannya. Dan dia datang sebagai pelayan seksnya. Dan dia merawatnya bahkan dia menyekolahkannya tinggi tinggi.

Didepan toko buku. Pak Bayu memberhentikan mobilnya dan aku bersama Giondri memasuki toko itu lalu membeli perlengkapanku.

Setelah itu kami kembali masuk kedalam mobil. Dan mobilpun berjalan.

Sesampainya di kampus mobilpun berhenti. Aku mengenakan tasku dan Giondri mengatakan. "Aqila nanti Bayu menjemputmu ok"kata Giondri sambil mencium pipiku lembut.

"baiklah. Aku pergi ya.. Da Giondri.. Da Wika... Da Pak Bayu... Doaiin aku ya biar aku bisa mengerjakannya."kataku langsung keluar mobil.

"ia.. Selamat belajar...."ucap Wika. 'da'ucap mereka berdua serentak.

Aku menutup pintu mobil dan berjalan menuju kelasku.
Saat aku menuju kelas aku dihampiri beberapa lelaki dan wanita.

"haii"ucap salah satu pria dari mereka.
"haii juga"balasku.
"kamu anak baru ya?"tanyanya padaku.
"ia, ruang dosen dimana ya?"
"oh ruang dosen ya? Kamu naik tangga ruangnya dilantai 2. Nanti lurus saja klo ada lorongan belok kanan nanti situ ada tulisan Ruang Dosen"katanya.
"mmm.... Baiklah. Trima kasih ya."
"ok. Nanti kita jumpa lagi ya"kata mereka dan berlalu pergi.

Aku menaiki anak tangga untuk mencari ruangan yang kucari. Setelah aku mendapatkannya. Aku mengetok pintu itu. Dan ada suara serak didalam. Aku membuka pintu itu dan tampaklah seorang pria yang tegap melihatku tajam.

"pe...permisi pak"ucapku gugup.
"ya, kamu siapa?"tanyanya dingin.
"sa...saya Aqila Anisa Billia pak"kataku dengan sopan.

Saat dosen itu ingin mengatakan sesuatu telepon kerjanya berdering tanda ada panggilan.

"hallo"ucap dosen itu.

"..."
"baiklah pak"ucap dosen itu dan mematikan telepon itu.

"kamu teman kecilnya pak Giondri, bukan?"tanyanya. Aku mendengarnya terkejut dan mengangguk dengan cepat.

"baiklah, nanti ada dosen wanita yaitu gurumu yang menjemputmu dan menghantarkan kamu ke ruang kelasmu.

"baiklah pak, trima kasih"ucapku dan membuka pintu itu lalu pergi.

Di perjalanan aku ditemui seorang wanita cantik yang sangat putih dan tinggi kami sederajat hanya saja dia memakai sepatu high heels.

"kamu murid baru itu bukan? Aqila Anisa Billia?"tanya ibu itu.

"benar bu itu saya"ucapku sopan dan menunduk.

"baiklah, ikuti saya kita akan kekelas kamu"kata ibu itu dan aku mengikuti langkahnya.
_____________
TBC

Begins With Sadness and Begins With Happihess[21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang