MY LOVE DIARY

1.1K 105 3
                                    


Kim bum pov

Aku tidak mampu mencintaimu, aku pengecut tidak berani untuk mencintai bahkan untuk mempertahankan cintaku.
Aku terlalu takut dengan kehidupanku ini, aku takut membawamu masuk kedalam kehidupanku.
Maaf cinta bukan karna aku menolak untukmu tapi aku tidak bisa untuk mendapatkan cinta itu.
Maaf sayang bukan karena aku tidak mencintaimu tapi aku takut membawa cintamu bersama denganku.
Kuharap kau dapat mengingatku bahwa sampai kapanpun aku mencintaimu...

"Kim bum"seseorang memanggilku hingga membuatku menghentikan kegiatanku yang menulis diary.
DIARY? Kimbum seorang pria sejak kapan pria menulis diary, tapi aku ingin bertanya percaya tidak percaya yakin tidak yakin pasti ada pria yang menulis diary, ya aku salah satunya biarpun aku pria tidak ada yang melarang pria tidak boleh menulis diary bukan?

Aku bukan pria yang lemah karena menulis diary tapi aku hanya ingin kehidupanku saat ini akan dibaca oleh anak anakku dimasa depan. Mungkin terlalu cepat dan lebay atas tindakanku tapi aku mau dan hatiku merasakan bahagia dengan menulis diary.
"Ada apa?"tanyaku pada pria yang menggangu yang tadi menulis.
"Kau dipanggil profesor Han"balas pria tersebut bernama woobin.
"Baiklah gumawo kim woobin"ucapku memasukkan diary kedalam tas lalu beranjak keluar kelas menuju ruang prof Han.
Tukkk...tukk
"Masuk"setelah mendengar seruan prof Han akupun masuk kedalam ruangannya.
"Ada apa prof?"tanyaku yang sudah duduk didepannya.
"Kau berhasil lolos masuk universitas dengan beasiswa"ucap prof Han sambil tersenyum bangga padaku.
"Lalu"ucapku yang tidak mengerti maksudnya, tentu saja aku lolos bukannya aku pria cerdas disekolah ini. Bukan mau membanggakan diri tapi aku memang murid terpintar disekolah ini jadi aku tidak kaget dapat beasiswa bukan.

"Beasiswa diLA kimbum"ucap prof lagi dengan senyum makin merekah.
"Tanpa beasiswa aku juga dapat masuk universitas itu"kataku dengan membanggakan diri, kedua orang tuaku kaya, untuk apa mereka kaya kalau aku tidak bisa masuk universitas yang kuinginkan. Biarpun aku bodoh aku tentu  akan bisa masuk bukan, bukannya sekarang zamannya uang dapat menyelesaikan masalah.
"Ya aku tau kau dan dia bisa masuk tanpa pintar sekalipun, tapi aku bangga dengan kalian berdua bisa masuk dengan nilai terbaik diuniversitas diLA yang diinginkan semua murid"jelas prof malas karena mendengarku yang biasa biasa saja.
"Apa hanya kami berdua lolos"tanyaku, apakah semua murid sebodoh itu tidak dapat lolos itu pikirku.
"Tidak ada lima orang tapi kalian berdua yang terbaik"ujarnya
"Setidaknya murid disini tidak bodoh semua"ucapku berdiri dan membungkukkan badan lalu keluar dari ruang prof Han.
"Dasar anak itu"kesal prof Han dengan tindakan tidak sopan tersebut.

Aku berjalan kembali kekelas sesampai dikelas aku membuka tas dan mengambil buku diary dan mulai menulis.
Beasiswa itu sangat penting!! Aku bahagia mendapatkannya aku juga bahagia mendapatkan beasiswa bersama cintaku, aku yakin aku dapat membawa cintanya bersama sama denganku selamanya, aku tidak akan pernah meninggalkanmu cinta.
"Apa kau menulis diary lagi sayang"peluk seorang gadis dari belakang hingga membuatku kaget.
Gadis tersebut menyandarkan kepalanya dibahuku dan mengecup singkat pipi kananku.
"Diary apa hari ini"ucapnya yang masih menyandarkan kepala dibahuku dan melihat diary yang terbuka diatas mejaku.
"Kau mengagetkanku soeun, pastinya semua diary ku tentangmu sayang"balasku mengelus surai hitamnya dengan sayang.
"Apa kau tahu kita..."
"Lolos beasiswa diLA"lanjut soeun memotong ucapanku, kim soeun pacarku yang pertama dan akanku jadikan pacar terakhirku aku mencintainya tentu saja sangat mencintainya ia berada dikelas 12B sedangkan aku kelas 12A ya pacarku ini termasuk murid terpintar kedua disekolah dan pertama didalam kelasnya sama halnya denganku.
"Tanpa itu aku juga bisa masuk sayang"ucapnya melepas pelukannya dan menggeser bangku yang disamping mendekat kearahku dan duduk.
"Ya aku juga sudah tahu itu"ujarku tersenyum mencubit kedua pipinya yang chubby dengan gemas.
Pacarku ini juga mempunyai orang tua yang kaya jadi jangan heran dengan kesombongannya yang sama denganku.

"Mari pulang"ucapku memasuki kelas 12B dan melihat soeun yang masih belum selesai menyalin catatan dipapan tulis.
"Apa kau tertidur lagi sayang"ucapku mengacak surai hitamnya, kebiasaan yang tak dapat diubah darinya tertidur saat jam terakhir hingga mencatat orang yang terakhir selesai.
"Sudahlah kau bisa meminjam catatanku"ucapku
"Apa kau lupa tuan kim kau tidak pernah mencatat pelajaran"ucapnya dengan kesal menatapku dengan sinis.
"Ah mian aku lupa"balasku aku tak pernah mencatat materi yang diberikan oleh prof yang mengajar, aku hanya memperhatikan dan langsung menempel diotak cerdasku ini.
"Apa kau mau mengejekku, aku tahu hanya melihat kau dapat mengingat pelajaran dan menjawab semua soal dan aku harus adanya catatan dan latihan dalam menjawab soal"jelas dengan kesal dan sedikit marah.
"Oh.. bukan begitu sayang aku hanya..."
"Sudahlah lupakan"ucapnya mencelaku dan beranjak keluar kelas, kapan ia telah selesai dan memasukkan buku akupun tak sadar.
"Soeun tunggu aku"teriakku mengejarnya telah keluar kelas.
"Sayang maafkan aku ya, kau tahukan aku sangat mencintaimu"rayuku merangkul bahunya menuju parkiran mobilku.
"Itu tidak ada hubungannya"ucapnya memasuki mobilku.
"Oiya.. maafkan aku sayang"ucapku menggerutuki ucapanku apa hubungannya dengan aku mencintainya.
"Soeun sayangku maafkan aku, aku bersalah"aku memasuki mobil dan menghadapkannya untuk menatapku.
"Sayang.."rengekku dengan wajah memelas.
"Kau mengaku salah"ucapnya dengan serius.
"Ya... aku kim sang bum bersalah pada soeun kesayanganku dan aku meminta maaf dengan sungguh sungguh pada soeun kesayanganku"ucapku dengan tegas dan jujur agar ia percaya.
"Kim soeun memaafkan kim sang bum"balasnya dengan tersenyum.
"Aigoo"aku mengecup dahinya dengan sayang sunguh menggemaskan pacarku.

"Omma appa kami pulang"teriakku sesampai rumah dengan merangkul pinggang soeun.
"Oh menantu kesayangan sudah pulang"ucap omma membuat rona dikedua pipi soeun.
"Apa hanya istriku yang omma sapa"ucapku pura pura kesal dan cemberut.
"Aigoo untuk apa aku menyapamu"ucap omma dengan malas.
"Kami kemar dulu omma"ucapku mengajak soeun menuju kamar.
"Kembali turun dan makan"teriak omma.
"Oppa apa aku harus menerima beasiswa itu"tanya soeun yang sudah menganti baju dan duduk diatas ranjang.
"Tentu saja sayang, kau harus bersamaku selamanya"balasku memeluknya dan menyandarkan kepalanya didada bidangku.
"Tapi oppa apa omma setuju"tanyanya lagi dengan memelukku lebih erat.
"Tentu aku akan mengatakannya pada kedua orang tuamu dan orangtuaku"ucapku dengan mengecup kepalanya.
"Ne.. oppa aku bahagia bisa menikah dengan pria diary sepertimu oppa"ucapnya mencium beibirku singkat.
"Ya aku juga bahagia, bukannya diary untuk uri aegi"ucapku dengan senyum bahagia dan mengelus perutnya yang masih rata.
"Ne... uri aegi"balasnya menggenggam tanganku dan bersama mengelus perut ratanya.
Aku sungguh bahagia dapat menjadikannya cinta pertama dan terakhir dalam kehidupanku, aku bahagia dengan ia yang menjadi istriku kim soeun saranghae sayangku.

'Cintamu tak akan pergi jauh dari kehidupanmu, cintamu akan terasa indah setiap saat'kim soeun

'Cintaku kuberikan padamu dengan ketulusan, cintaku akan indah bersama dengan cintamu'kim sangbum

THE END

DRABBLE  BUMSSO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang