HAPPILY EVER AFTER 1

1.4K 112 3
                                    

Soeun pov
Aish... aku membencinya sangat sangat membencinya.
Apa!!
'I DON'T CARE' mwoya lalu bagaimana denganku bagaimana dengan nasibku apa dia tidak memikirkan itu.
Aku membencinya karena aku mencintai pria yang pintar dan tidak seumuran denganku, pria tua? Tidak juga dia pria dewasa yang tampan dan aku kecewa ia 5 tahun diatas umurku, sebenarnya tidak masalah aaahh tidak itu masalah, masalah untukku tapi aku tidak bisa mencintai pria lain selain dirinya karena aku telah jatuh cinta mungkin cinta mati, tapi aku tidak akan mau mati karena cinta.
Oke cukup sudah curahan hatiku aku masih kesal dengan kekasihku ini tapi bagaimana dia bisa sesantai itu meyeruput minumannya dihadapanku.
"Oppa bagaimana bisa kau telah menyelesaikan skripsimu sedangkan aku baru masuk mahasiswa ditempat kampus yang sama"kesalku, aku sangat ingat betapa bahagianya aku bisa lolos dikampus yang sama dengannya, berulangkali ia selalu berdoa pada yang kuasa agar bisa satu kampus dengan sang kekasih, tapi apa yang kuterima kekasihku ini telah menyelesaikan skripsi akhirnya.
"Seharusnya kau bahagia sayang, pacarmu ini mahasiswa pintar"balasnya dengan mengacak rambutku,
Cihh membanggakan diri, satu fakta lagi aku membenci otaknya yang sangat pintar itu, bisakah Tuhan memberikan otaknya standar saja agar lama menyusun skripsi setidaknya ia bisa menikmati masa masa mahasiswa bersama sang kekasih.

"Aku membenci otakmu yang pintar dan wajahmu yang tampan"aku mengalihkan tatapanku dari dirinya yang terkekeh mendengar ucapanku, apa yang salah, aku memang membenci itu.
"Baiklah apa kau ingin aku mengatakan pada dosen agar menolak skripsiku, aku akan lakukan"ujarnya serius berpindah duduk dari yang dihadapanku jadi disamping kananku.
"Tidak"
"Lalu aku harus operasi wajah agar lebih buruk sedikit"ujarnya lagi dua kali lebih serius, apaan dia seperti kaya saja...
Ahh lupa kekasihku ini memang kaya dia memang sempurna kaya, tampan dan pintar apalagi. seharusnya aku bangga, tentu aku bangga tapi saat ini untuk kepintarannya tidak membuatku bangga melainkan kesal dengan otak pintar tersebut.
"Tidak"
"Jadi..?"aahh aku membencinya aku mengalah lagi dan lagi, aku sungguh mencintai pria ini untuk putus saja tidak pernah ada dalam pikiranku.

"Dikampusku banyak pria tampan jangan berani melirik sedikitpun"peringatnya, dia mengkhawatirkan hal tersebut.
ingin sekali aku merengek dengan manja agar menyuruhnya tetap menjadi mahasiswa, sadarkan dirimu soeun kau gadis dewasa dan tidak pernah merengek manja pada siapapun, tapi mungkin suatu saat nanti ia akan merengek manja pada kekasihnya ini itu hal yang wajar bukan.
"Kau sudah sempurna oppa cukup hanya kau"balasku dengan santai, aku memang tidak ada berniat melirik pria pria disini.
"Bagus aku bangga padamu"kimbum kekasihku mengecup dahiku dengan lembut membuatku memejamkan mata sesaat ingin menikmati.

"KIM SANG BUM yakk kau lupa dengan jadwal praktek kita bodoh"teriak seorang wanita berjalan tergesa gesa menuju kami, BODOH berani sekali wanita ini mengatakan kekasihku bodoh.
"Pelankan suaramu cerewet kau tidak lihat aku bersama KEKASIHKU"ucap datar kimbum kekasihku, aah aku bangga saat ini aku mahasiswa baru disini dan dengan jiwa lakinya kimbum memperkenalkanku sebagai kekasihnya, aku tersenyum mengejek pada wanita yang katanya cerewet tersebut.
"Mwo kekasih, yakk adik kecil apa kau tidak bisa mencari kekasih yang seumuran denganmu, dan juga kimbum apa kau percaya padanya akan tetap setia kau tau seperti apa kampus terkenal kita ini"ujarnya menunjukku dan kimbum dengan jarinya secara bergantian seperti orangtua yang menasehati anak anaknya.

Siapa gadis ini membuatku kesal saja,
Apa salahku menjadikan kimbum kekasih, kami hanya berbeda usia 5tahun itu termasuk wajar bukan, sandainya kami berbeda usia 10 atau lebih.
OH MY GOD jangan pikirkan itu karena itu tidak akan pernah terjadi cukup batas 5 tahun oke, pria idamanku maksimal 5 tahun tidak lebih.
Bagaimana bila lebih muda dariku, oh maaf aku menolaknya dengan mentah mentah aku gadis yang ingin pria selalu mengalah dan sabar dan tingkat kedewasaannya melewati kedewasaanku, setampan apapun pria muda tersebut just say NO.
dia pikir aku dan kimbum baru 1 bulan menjalin kasih dan juga apa dia pikir aku gadis manja yang ingin selalu dekat pada sang kekasih, kepercayaan untuk setia ooh ayolah sudah 2 tahun menjalin kasih apa itu patut untuk diragukan.
Dan juga aku ini gadis dewasa dalam hubungan sepasang kekasih, walaupun kimbum adalah kekasih pertamaku dan aku jamin akan menjadi kekasih terakhirku alias suami bukan.
"Permisi siapa namamu wanita cerewet,,, aku bukan adik kecil dan juga kesetian apa kau tau sudah berapa lama aku menjalin kasih dengan kimbum oppa"marahku menatapnya berani tentu saja mengapa harus takut dengan wanita ini.
"Mwo wanita cerewet... bum ahh adik kecil membuatku kesal"manjanya memeluk lengan kimbum, apa yang dilakukannya aishh menjijikkan kenapa kimbum bisa mengenal wanita genit, manja dan cerewet seperti ini.
"Yakk jangan memeluk kimbum oppa sembarangan"marahku menarik kimbum hingga terlepas dari pelukan wanita tersebut.
"Weo bukannya bumahh sudah sering menerima pelukan dariku, bumahh saja tidak masalah bukan"ucapnya dengan suara manja dengan mengedipkan mata agar terlihat imut dan imut wajahnya tersebut membuatku ingin muntah saat ini juga.
"Aishh yakk wanita genit, cerewet kau memanggilnya bumahh dan kau sering memeluknya, yakk jangan pikir aku gadis baik baik dan pasrah padamu"kemarahanku memuncak sudah dengan berani aku menghampirinya dan menjambak rambut jeleknya tersebut tanpa ampun, ia meringis kesakitan membuatku tertawa sinis.
"Mwoya bumahh bumahh kau memanggilnya dengan menjijikkan membuatku ingin muntah diwajah jelekmu ini kau tahu"marahku menambah kekuatan tarikan pada rambutnya.

"Sudah sudah, sayang lepaskan dia dan kau hyena pergilah sebelum rambut dan wajahmu hancur"ucap kimbum melepas tanganku dari rambut jelek wanita itu, setelah terlepas dengan cepat wanita yang bernama hyena tersebut lari meninggalkan kami.
Aku berulangkali menghelah nafas memenangkan emosi yang tak terkontrol.
"Kau baik baik saja"ucap kimbum mengelus rambutku menenangkan.
"Seharusnya kau bertanya pada wanita itu apa rambutnya baik baik saja setelah apa yang kulakukan"balasku menatapnya dengan sedikit rasa bersalah, hanya sedikit karena aku masih mengingat wanita tersebut teman kimbum.
"Ia pasti menangis karena kau gadis pertama yang berani padanya"kekehnya
"Kau akrab dengannya seharusnya kau menjadikanya kekasih agar percaya kesetiaan"ucapku dingin, mengingat wanita tersebut meragukan cintaku yang tidak setia.
"Aku mencintaimu bukan dia aku percaya pada kesetiaanmu bukankah kau tadi yang mengatakannya"ia menarik tubuhku lebih mendekat dan memelukku dengan mengelus punggungku, aku tersenyum dia selalu memperlakukanku dengan baik ia juga selalu menerima kelakukan burukku.

"Aishh aku mencintamu tapi aku membencimu karena kepintaranmu kita tak bisa menikmati sepasang kekasih dikampus ini"rengekku manja, benar bukan aku bisa saja merengek manja padanya lagian siapa sih yang tidak akan merengek manja pada kekasih sendiri apalagi bila kekasihnya seperti kekasihku kaya, tampan dan pintar, kalau gadis lain mungkin setiap saat akan merengek manja padanya.
"Aku juga mencintamu tapi aku membenci kau yang baru masuk mahasiswa hingga kepintaranku menyelesaikan study dengan cepat dan membuat kita tak bisa menikmati sepasang kekasih dikampus ini"balasnya mengecup bibirku lalu melihat sekelilingnya.
"Kenapa?"tanyaku yang menatap setiap sudut kantin, kimbum tak menjawab hanya memberikan senyum manis lalu mencium bibirku, kalian tau pasti mencium itu bagaimana jangan samakan mengecup dengan mencium oke.
Mengecup hanya menempelkan bibirnya dibibirku dengan waktu singkat tapi mencium melumat bibir dengan waktu yang lama seperti saat ini yang dilakukan kimbum padaku.

"Seharusnya kau tidak menciumku disini"ucapku tersipu malu dengan pipi merona, tapi kenapa aku malu bukannya tidak ada seorangpun dikantin ini.
"Jadi haruskah aku menidurimu disini"ucapnya senyum menggoda dengan mengedipkan sebelah matanya.
Aishh siapa yang mengatakan pria ada  yang tidak mesum, ingat sebaik apapun seorang pria ia pasti memiliki tingkatan kemesuman tersendiri.
"Kenapa tidak"balasku dengan senyum menggoda juga, dia pikir aku takut dengan ucapannya, dan jangan sampai ia bisa melakukan ucapannya tersebut sebelum menikahiku, aku wanita mahal tidak bisa seenaknya ditiduri tanpa sah.
Kimbum yang mendengar balasku tertawa begitu juga denganku, aku dan kimbum tertawa lepas serta tanpa malu mengucapkan kata apapun dihadapan masing masing.
Aku bahagia memiliki kekasih sepertinya yang selalu bisa menyeimbangi semua sifat sifatku dari yang baik hingga sifat buruk sekalipun.

'Senyumku kebahagian untukmu dan senyummu kebahagian untukku, kepercayaan kesetiaan yang kau ucapkan aku tidak akan meragukannya'kimsoeun
& kimbum

THE END







DRABBLE  BUMSSO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang