Part 26

3.9K 144 9
                                    

Halloooo semua readersku yang teenyata sudah membludak aangat banyakkk 💕💕💕 aku terharu beneran

Jadi kali ini author 'come back' setelah hampir 5 bulan 'ngilang' hehe. Mianee

Dan author seneng banget cerita ini masuk #18 - teacher 😘😘😘 terharu banget

Udah lah jangan banyak ngemeng

Happy reading
🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Flashback

"Aku menolak lamaran ini" Clarissa berdiri dan berlalu masuk ke dalam kamar.

Aku terdiam. Terasa seperti petir menyambar tepat diatas kepalaku.

Apa?

Menolak?

Aku masih belum menerima kenyataan ini. Aku terus bertanya tanya.

Kulihat eyang tersenyum puas sembari berlalu dengan membusungkan dada.

"Mm anu,maafkan perbuatan Clarissa pak, sungguh ini diluar rencana kami. Semoga kejadian ini tidak menimbulkan rasa dendam diantara keluarga kita. Saya minta maaf yang sebesar besarnya" ucap ayah Clarissa.

"Mungkin saya kecewa dengan jawaban nak Clarissa. Saya tau itu bukan murni dari jawabannya. Tapi mau bagaimana lagi? Jika tetap kita lanjutkan mungkin malah menimbulkan masalah yang lebih besar. Kalah begitu, saya permisi" Ayahku berlalu dengan yang lain. Aku masih terpaku.

"Marcell, ayo nak" ajak ibukku sambil menggenggam pundakku.

Aku hanya pasrah. Jiwaku seperti menghilang entah kemana. Tersisa raga yang belum bisa menerima kenyataan.

Apa aku harus menyerah?

***
Marcell POV

Seminggu telah berlalu, namun tragedi penolakan itu masih saja berputar dalam ingatanku. Seperti film yang otomatis terpatri dalam ingatanku.

Masih tergambar dengan jelas bagaimana ekspresi Clarissa saat menolakku. Masih kuingat bagaimana angkuhnya eyang saat merayakan kemenangannya.

Sudah seminggu yang lalu namun belum ada kabar. Tak kulihat adanya tanda tanda Clarissa akan menghubungiku.

Aku terlalu takut untuk menanyakan kabar. Aku terlalu pengecut untuk  memulai percakapan.

Beberapa kali aku sengaja lewat depan rumahnya. Namun aku tak melihat Clarissa disana. Bahkan rumah itu tampak mati, tak berkehidupan.

Apa aku telah melakukan sesuatu yang fatal? Apa semua ini salahku? Haruskah aku menyalahkan takdir? Haruskah aku menyalahkan mengapa kami dipertemukan? Haruskah aku meminta untuk tidak dilahirkan sebagai anak pertama?

***
Kyle POV

Jadi dua hari lagi akan ada acara pentas seni di sekolahku. Bisa dibilang acara tahunan untuk memberikan energi baru kepada para siswa agar lebih semangat belajar.

Ya meskipun kenyataan akan sama aja. Dan menurutku acara pensi disekolahku biasa aja. Nggak ada yang spesial. Didatangkan bintang tamu dari artis lokal -yang entah darimana asalnya- aku sih berharap tahun ini ada kemajuan, seenggaknya dateng bintang tamu selevel Raisa.

I'm Falling In Love With My Teacher! Damn!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang