Part 12

7.4K 293 3
                                    

"Saya akan mengumumkan hasil perlombaan dalam rangka class meeting yang telah kita laksanakan" kata bu Ika saat pertengahan upacara pembukaan sebelum penerimaan raport.

Yap aku tak berharap banyak untuk memenangkan perlombaan kemaren karena jujur sana itu perlombaan yang buruk. Bukan perlombaannya, melainkan aku. Dan teman temanku tak berharap banyak dariku karena sudah cukup kami memenangkan perlombaan estafet juara kedua dan Mona berhasil menyabet juara satu di perlombaan menyanyi. Itu lebih dari cukup untuk kami anak kelas 1.

Namun tak disangka aku bisa meraih posisi ketiga. Aku masih mengerjap saat kelasku dipanggil karena jujur saja aku sangat tidak layak untuk memenangkan perlombaan yang payah itu. Sekali lagi, akulah yang payah.

Mona segera mendorongku dan diikuti teman teman lain yang juga ijut mendorongku supaya aku segera maju untuk meraih penghargaan. Yah hanya sebuah kotak dibungkus kertas coklat yang kuyakin isinya makanan. Ah tamatlah sudah, pasti akan lenyap dimakan teman temanku yang rata rata piranha pemakan segala.

Setelah selesai upacara mulailah bermunculan satu per satu orang tua untuk mengambil raport. Aku dan mona menunggu didepan gerbang untuk menjemput orang tua kami datang. Mungkin saja orangtuaku akan sedikit terlambat karena kalian taulah betapa macetnya jakarta saat jam berangkat kantor? Setelah hampir menunggu 30 menit akhirnya orang tuaku datang dan langsung ku arahkan menuju kelasku yang berada di lantai 3. Lebih tepatnya hanya mamaku saja karena papaku tidak cukup kuat untuk menaiki anak tangga sampai ke lantai atas. Mona sudah lebih dulu naik keatas karena ayahnya sudah datang sedari tadi.

Sampai diatas kulihat mona tengah berbincang dengan pak choi di tengah tengah koridor penghubung kelasku dengan ruang lab komputer. Setelah mamaku masuk aku berjalan menghampiri mona. Ditangannya menggenggam 2 batang coklat ukuran besar dan sebuah kotak yang kutebak itu dari pak choi.

"Eh kyle. Saya cuma mau pamitan aja sama kalian berdua. Mungkin hari ini menjadi hari terakhir saya disini. Jadi jangan lupain guru kalian yang ganteng ini ya. Dan itu ada coklat sebagai tanda perpisahan kita. Dan jaga mona ya kyle. Saya tau kamu teman yang baik. Dan satu lagi, jangan lupa belajar yang rajin dan..." ucap pak choi panjang kebar tanpa jeda.

"Iya pakkk. Tanpa disuruhpun kami juga akan belajar kok. Cepetan nikah pak ingat umur" kataku menyela.

Mona dan pak choi tertawa. Setelah itu pak choi pamit untuk masuk ke lab komputer guna berpamitan dengan guru yang lain. Aku dan mona pun kembali dengan santai tanpa dicurigai tema teman karena mereka tau kalau pak choi dekat dengan mona.

"Nih" kata mona menyerahkan sebatang coklat padaku.

"Makasih. Nah kalo itu isinya apaan?" Tanyaku pada mona.

"Tau tuh. Aku buka ya" kata mona sambil membuka kotak berwarna biru laut pemberian pak choi.

Ternyata isinya ID card mengajar pak choi yang ada didalamnya. Pantas saha tadi aku nggak ngeliat ID Card di sakunya.

"Ngapain doi ngasih itu? Biar lu nggak kangen doi ya. Ciyeee" godaku pada mona.

"Apaan sih kyle. Ngaco aja deh" pipi mona merona lalu dengan segera ia menutup kotak itu saat ayahnya menghampiri kami.

Setelah basa basi, mona dan ayahnya berpamitan untuk pulang karena memang tidak ada acara lagi. Aku berpindah tempat duduk bersama teman temanku yang masih menunggu didepan pintu kelas.

Yang unik disini adalah kita tidak tahu menahu soal peringkat 1-10 karena memang tidak diumumkan seperti di SMP ku dulu. Hanya orang itu dan guru yang tau, kecuali dia memberi tahu orang lain bahwa dia dapat peringkat.

Setelah mamaku keluar aku langsung bangkit dan pamitan kepada teman temanku dan pulang untuk menghindari pertanyaan nggak penting soal berapa nilaiku dan peringkat berapa diriku. Cukup aku dan keluargaku saja yang tau betapa hancurnya nilaiku dan jangan harap aku dapat peringkat berapa. Mungkin peringkat satu–dari bawah-.

"Tadi guru kamu bilang, katanya kamu sering tidur dikelas" kata mamaku saat kami menuruni anak tangga dan menuju mobil.

"Ehehe abis ngantuk ma" kataku nyengir.

"Untung kamu peringkat 5. Coba kalo nggak dapet peringkat. Udah mama nikahin kamu" kata mamaku gemas.

"Hah? Peringkat 5? Yang bener mah?" Kataku berhenti di anak tangga paling bawah.

"Hmm" mamaku tetap berjalan menuju mobil tanpa memperdulikan keterkejutanku.

Aku pun meloncat kegirangan dan menjadi pusat perhatian. Lalu menyusul langkah mama untuk segera ke mobil dan pulang.

Bersambung....

Maaf ya kalo ceritanya makin aneh. Tapi author sedih karena 2 part terakhir readersnya dan votingnya makin dikit :( maaf ya kalau author jarang update, soalnya author sibuk-menyibukkan diri maksutnya-

But i still love you readers. Jangan lupa komen ya. Jangan jadi hantu penghuni view wkwk

I'm Falling In Love With My Teacher! Damn!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang