Part 14

6.9K 286 11
                                    

"Lho kyle kok disini?" Tanya pak Marcell seraya melepaskan tangannya dari lampion yang kami pegang tadi.

"Ehh anu pak... saya pulang kampung, berhubung bosan dirumah jadi saya kesini deh" jawabku bohong karena sebenarnya aku sangat menantikan festival ini. "Lalu pak Marcell kesini ngapain? Oh iya lupa kalau pak Marcell asli semarang ya. Pak marcell sendirian?"

"Enggak itu sama pacar saya. Dia lagi beli bakso bakar. Kalau kamu sendirian apa sama temen?" Tanyanya ramah.

Oh sama pacarnya.

Tunggu, tunggu..

Kok aku ngerasa kecewa ya...

"Sendirian pak, soalnya rumah saya di deket sini" jawabku seraya nyengir.

"Yasudah kalau gitu saya kesana duku ya. Takutnya nanti saya dicariin" kata pak Marcell seraya meninggalkanku.

"Eh ini pak lampionnya" kataku ingin menyerahkan lampion hijau yang kubawa.

"Udah buat kamu aja" katanya tanpa berbalik lalu lenyap dikeramaian.

Aku masih berdiri sambil menatap lampion yang kupegang. Sebutir air meluncur dari mataku. Entah mengapa aku sedikit kecewa mendengarnya langsung dari pak Marcell kalau ia sudah punya pacar.

Poor you, Kyle.

*
Sial sial sial.

Kenapa disaat seperti ini aku harus terlambat kesekolah sih? Ini kan hari pertama masuk ke kelas 2. Kenapa sampai aku terlambat gini sih?

Aku berlari menuju gerbang belakang karena itu akses satu satunya yang aman dari guru BK. Semoga masih belum dimulai upacaranya. Karena kalau tidak bisa mampus gue.

Kulihat beberapa murid baru berjalan menuju lapangan upacara yang terletak ditengah gedung sambil menenteng topi. Aku bingung harus kemana karena aku tidak tahu kelas baruku terletak dimana.

Nah itu Manda.

"Nda.." kataku setengah berteriak. "Kelas kita sebelah mana?"

"Masih sama kayak kemaren" kata Manda sambil berhimpitan dikoridor menuju lapangan.

Syukurlah.

Aku segera lari menuju kelas yang terletak dilantai tiga. Baru sampai ke lantai dua aku berhenti.

But, wait? Kelasnya sama lagi?

Itu berartiii.

Masa bodohlah yang penting aku segera menuju lapangan.

Setelah sampai dikelas ternyata masih ada beberapa temanku yang belum kebawah. Aku segera mencari topi dan segera turun sebelum kami dihukum karena terlambat.

Upacara berjalan dengan khitmat, namun sedari tadi tak kutemukan mona dimanapun. Apa mungkin dia absen hari ini?

Setelah selesaj upacara, kami segera masuk ke kelas masing masing untuk menerima pelajaran.

Iya .

Pelajaran.

Bayangin aja dihari pertama kalian tetap dapat pelajaran tanpa ada dispensasi jam kosong. Memang unik nih sekolah.

Namun untungnya di jam pelajaran pertama kami yang tertulis bahasa indonesia kosong karena entahlah. Mungkin gurunya merasa kasihan dengan murid yang perlu kebebasan.

Ahhh guru yang pengertian.

Selama jam kosong kami hanya bergerombol sambil ngerumpi. Ada yang makan, ada yang tidur, ada yang main hp. Ya. Main hp. Karena ada beberapa anak yang dengan sengaja membawa hpnya tanpa takut ada razia.

Akupun bergerombol bersama teman temanku sambil ngerumpi apapun yang menjadi topik menarik diantara kami.

"Eh katanya pak ryan mau nikah sama bu Dela lho" kata Fatim. Salah satu temanku.

"Oh ya? Aduhh aku nggak rela kalo pak Ryan sampe nikah sama tuh nenek lampir. Mending buat gue" kataku menyela.

Jujur aku penggemar guru bahasa Indonesia itu. Udah ramah, ganteng, sopan, lembut, dan baik. Kalau disandingkan guru BK yang kayak nenek lampir itu, amit amit deh.

"Tapi ya mau gimana lagi? Kalau emang udah jodoh gimana" Jawab Manda pasrah. "BTW kalian pada liburan dimana?"

"Aku kemaren cuma dirumah aja sih. Abisnya mau liburan ke Lombok mendadak bokap gue ada kerjaan gitu. Trus gajadi deh" Kawab Fatim kecewa. "Kalo lo Kyle?"

"Gue pulang kampung sih" jawabku.

"Oh ya katanya di Semarang ada festival lampion ya? Pasti seru tuh" Jawab Yuli antusias.

"Iya seru banget. Deket sama rumah gue pula. Jadi ya gue nonton deh. Untung kemaren dapet lampion pas pembagian. Jadii..." pikiranku beralih ke kejadian di festival saat nggak sengaja bertemu pak Marcell.

*

Aku menatap ponselku dengan teliti. Baru kemaren ia mengganti profil dengan foto pacaranya kiri beralih dengan foto kucing lucu. Keherananku semakin menjadi tatkala membaca status BBMnya yang sedikit terkesan galau.

Segera ku beralih ke instagram dan mengecek post yang ada disana.

Tidak ada.

Hanya ada beberapa foto dirinya tengah bermain piano dan sebuah video dia tengah bermain gitar.

"Kok cuma foto pak Marcell sih? Foto pacarnya mana?" Aku bertanya pada diriku sendiri yang akupun tak tau apa jawabannya.

Ku letakkan HP ku diatas nakas lalu berbaring diatas kasur yang akhir akhir ini membuatku tak nyaman. Aku memejamkan mata mencoba mencerna kejadian aneh akhir akhir ini.

*pingg*

Suara BBM mengalihkan pandanganku dan langsung kuraih Hpku dan mebuka pesannya. Ahh tenyata Mona.

"Kyle.. pak marcell putus tuh dari pacarnya. Kamu gamau ambil kesempatan gitu? Siapa tau kan kamu beruntung . Hihi"

Hah putus? Segera kubalas pesan itu sebelum ia menyampah dengan pesan pesan tak penting.

"Ahh sialan lu mon. Lo aja sana. Oh iya lu kan udah punya pak choi haha. Eh btw pak choi apa kabar ya? Kayaknya doi makin kangen sama lu wkwk"

Aku mengalihkan topik sebelum makin berlanjut.

"Udahlah kyle gausa sok mengalihkan topik gitu. Aku mah gasuka nikung temen orangnya. Kan kasian kalo kamu sampe ketikung lagi haha"

Sialan emang nih anak. Aku memilih untuk tak menghiraukan dirinya. Aku mengaktifkan mode silent di HPku lalu memilih untuk tidur. Dan mencoba menerima kenyataan.

Dan berusaha untuk tak berharap lebih.

Bersambung...

I'm Falling In Love With My Teacher! Damn!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang