Part 20

6.3K 236 18
                                    

Semoga ini sudah cukup panjang ya readers tercinta 😘

Dari 20 part, part mana sih yang paaaliingg kalian suka? Tulis di coment ya 👧🏻

Jangan lupa vote, coment dan share ya 💕

Happy reading 💕💕

Setelah magrib kami mempersiapkan api unggun. Kami para bantara dapat bagian menyusun kayu sedangkan kakak pembina bertugas merakit kembang api. Api unggun memakai kembang api memang sudah pernah kami gunakan saat pelantikan dulu. So, gue nggak terlalu exited banget.

Kulihat pak Marcell dan bu Mirna berjalan mendekat. Pak Ryan entah kemana. Mungkin menjaga adik kelas yang tadi sakit.

Pak Marcell terlihat mendekat kearahku namun kubiarkan karena jujur aku masih sibuk. Banget.

"Kembang apinya buat apa ya?" Tanyanya kepadaku.

"Buat nyalain api unggun pak" jawabku sembari mengangkat kayu bakar. "Aduh" keluhku saat tak sengaja tertusuk serpihan kayu bakar.

Pak Marcell meraih tangan kananku yang terkena serpihan kayu. Sontak kayu bakar yang kupegang jatuh dan mengenai kakinya. Namun ia tak bergerak dan fokus mengeluarkan serpihan tajam yang menusuk jariku. Namun usahanya gagal karena serpihan kayu menancap cukup dalam.

"Ayo saya obati"

Belum sempat aku menolak, lenganku sudah dipegang dan digiring menuju tenda. Selama berjalan ke tenda, aku hanya diam tanpa berani mengatakan apapun.

Sesampainya ditenda, pak Marcell mencari kotak obat dan menyuruhku duduk.

"Udah gapapa pak, kan cuma serpihan biasa, saya udah sering terluka" jawabku.

"Jangan dibiarkan, nanti bisa infeksi"

Pak Marcell mendekat setelah menemukan kotak obat. Ia mengeluarkan pinset dan alkohol 70%. Ia mengoleskan alkohol dengan pinset lalu perlahan mencoba mengeluarkan serpihan kayu dari jari manisku.

Aku membantunya dengan memegang senter agar mendapatkan cukup penerangan. Ia tampak sangat berhati hati seperti takut aku kesakitan. Kulihat wajahnya sangat serius. Dan tampan.

What?

"Udah" katanya tersenyum lalu menutup lukaku dengan plester bergambar dinosaurus.

"Makasih pak" ucapku sambil menggaruk tengkukku yang sama sekali tidak gatal.

"Iya sama sama" Pak marcell tersenyum lebar sembari memamerkan gigi gingsulnya.

Pritttttt

Kudengar peluit tanda berkumpul sudah dibunyikan. Aku langsung berdiri dan mengibar rokku yang kotor terkena debu. Aku berlari kecil menuju lapangan diikuti pak marcell yang berjalan dengan santai.

Sesampainya di lapangan aku segera bergabung dengan teman temanku yang sudah siap dengan posisi masing masing. Aku bergabung dengan Fatim karena ditempatnyalah yang masih perlu penjagaan. Aku memposisikan diriku dibelakang barisan adik kelas yang berdiri melingkar sesuai dengan sangga dan ambalan masing masing.

Setelah semua barisan rapi dan tertib, barulah semua penerangan termasuk lampu jalan dimatikan. Upacara api unggun berjalan khitmat. Mulai dari sambutan, pembacaan sekapur sirih, hingga penyalaan api dasa darma. Moment inilah yang paling ditunggu karena belum banyak kegiatan pramuka yang mengunakan kembang api dalam upacara api unggun.

Setelah api kesepuluh diletakkan, barulah tombol untuk menyalakan api unggun ditekan oleh kepala sekolah sebagai pembina upacara.

Wiiiiiiiiiiiuuuwwww

I'm Falling In Love With My Teacher! Damn!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang