Part 13

7.7K 331 3
                                    

Semoga yang ini cukup panjang ya. Mohon votenya ya kawan. Gapapa kalau kalian nggak komen, tapi mohon dukungannya agar author bisa lebih bersemangat dan author merasa ada yang menunggu lanjutan karya author 😭 dari ke 66k readers hanya tersedia 1k vote 😭 tali gapapa deh

Selamat membacaaa

Liburan kali ini keluargaku mengajakku pulang kampung ke Semarang untuk sejenak refreshing dari hiruk pikuk kota Jakarta. Sebenernya sudah jadi rutinitas kami selama liburan pasti pulang ke kampung halaman dengan catatan papaku tidak sibuk bekerja.

Papaku bekerja sebagai mandor diproyek proyek bangunan dan mamaku hanyalah ibu rumah tangga. Tapi meski begitu papaku cukup mampu untuk menyekolahkanku ke smk yang 'cukup' elit di ibu kota. Sedangkan kakak laki lakiku memilih smk negri dan memilih bekerja setelah lulus dibandingkan kuliah. Katanya supaya uang kuliahnya dipakai untuk kuliahku nanti setelah lulus. Ya meskipun hidup kami sederhana, namun pendidikan tetap dinomor satukan.

Orang tuaku keduanya asli Semarang maka tak heran kalau aku medok dan wajahku sangat amat jawa sekali. Rumah asli orang tuaku dekat dengan klenteng Sam Poo Kong. Sebenernya mama dan papaku tetanggaan dulu, jadi ya kedua kakek nenekku juga tinggal didekat sini.

Pulang kampung kali ini hanya berdurasi selama 2 minggu sebelum akhirnya masuk tahun ajaran baru selama seminggu dan akan libur lagi untuk libur ramadhan dan libur lebaran selama 2 minggu. Tapi kalau dipikir pikir kenapa tidak sekalian saja libur satu bulan berturut turut daripada harus kena jeda seminggu untuk balik ke Jakarta dan balik lagi ke Semarang. Itu sangat melelahkan. Lagipula jalur mudik lebaran akan sangat panjang dan sesak apalagi banyak perantau jakarta yang akan pulang menuju Jawa Barat, Jawa Tengah maupun Jawa Timur.

Rutinitas sehari hariku dirumah hanya makan, tidur, nonton tv, dan main game jika bosan. Aku tak punya cukup teman disini karena aku pindah ke Jakarta setelah lulus smp. Jadi hanya sedikit teman yang kupunya.

"Aduh nduk kamu tuh lho mbok yo keluar main sama temenmu. Jangan makan tidur mulu. Ntar gendut nggak ada yang mau sama kamu baru tau rasa" kata mamaku mengomel dan menarik selimut yang menutupi badanku.

Aku merengek manja dan berguling memungguninya. Ingin rasanya aku kembali bermimpi karena udara cukup dingin pagi ini dan letak kamarku yang berada dilantai dua sangat mendukung hawa sejuk untuk menembus masuk kedalam kamar. Dedepanku terdapat jendela besar yang langsung menampakkan pemandangan luar. Letak rumahku sangat unik karena tanahnya naik turun seperti bukit. Maka tak heran bila rumah rumah disini pun naik turun mengikuti letak tanah. Letak rumahku tak terlalu tinggi juga tak terlalu rendah. Maka dari itu diteras rumahku yang sempit langsung disuguhkan pemandangan jurang yang dihiasi beberapa rumah tetangga.

"Aduh nih anak anak yang satu kerjanya tidur terus, yang satu main terus nggak pulang pulang" mamaku masih mengomel dan beranjak menuju dapur untuk memasak sarapan atau mungkin makan siang, entahlah aku langsung tertidur setelah subuh dan baru bangun jika badanku sudah pegal karena kebanyakan tidur.

Setelah mendengar omelan mama yang membuatku terpaksa membuka mata aku langsung beranjak dari tempat tidur dan pergi ke dapur untuk mengambil makanan. Jujur saja aku lapar setelah hibernasi terlalu lama.

"Kak Andre kamana ma?" Tanyaku disela sela mengunyah nasi goreng buatan mama.

"Biasalah dia main sama temen temennya. Nggak kayak kamu. Tidur makan tidur makan mulu" jawab mama masih dengan nada mengomelnya.

"Ya kyle harus main sama siapa? Temen temen kyle juga nggak sebanyak kak Andre. Lagian Kak Andre juga dari dulu sampe sekarang tinggal disini kan. Jadi teman kak Andre lebih banyak dari Kyle" ucapku membela diriku sendiri.

Memang sih kakakku tidak ikut pindah ke Jakarta dengan alasan pekerjaannya lebih menjamin disini. Maka tak heran jika saat liburan seperti ini dia main dari siang hingga malam.

"Oh iya ma, festival lampion nanti malam ya ma? Nanti Kyle mau nonton ya ma" ucapku antusias.

Yup festival lampion selalu ada di sungai banjir kanal didekat rumahku yang diadakan satu tahun sekali. Entah dalam rangka apa akupun tidak tahu. Tapi aku sangat suka dan hampir tak pernah absen melihatnya. Kecuali jika aku tak bisa pulang ke semarang.

"Emang kamu mau nonton sama siapa?"

Pertanyaan mama sukses membuatku bungkam. Aku bahkan tak memikirkan itu. Biasanya aku akan menonton bersama teman SMP ku. Tapi kali ini mereka sibuk dan liburan sendiri bersama keluarga mereka masing masing.

"Nonton sendiri lah ma. Kyle kan udah gede" jawabku tegas.

"Yakin berani? Kamu tau sendiri kan kalau disana pasti ramai. Kamu kan cewek, kenapa nggak liat dari balkon rumah saja? Kan kelihatan" jawab mamaku memberi solusi.

"Aahh tapi kan ma kalau dari balkon nggak seru. Kyle pengen nerbangin juga. Udah lama kyle nggak nerbangin lampion karena nggak pernah dapet pas pembagian" ucapku merajuk dan kubuat nadaku semelas mungkin agar mama luluh.

"Iya iya. Tapi kalau mau pulang telfon papa atau kak Andre biar dijemput. Jangan ke tempat yang sepi. Usahain kamu deket sama kios kios jual makanan" mamaku mulai menasehati ini dan itu. Aku hanya diam dan melanjutkan makanku dengan khitmat dan tenang.

Malam harinya aku bersiap berangkat setelah isya. Aku hanya memakai kaos dengan jaket bomber dan celana jeans plus sepatu kets. Rambut kukuncir kuda dan sebuah tas kecil untuk menyimpan hp bergelantung dipundakku. Aku memang tak suka memakai pakaian modis kekinian karena aku lebih suka gaya santai dan kasual.

Setelah berpamitan pada mama dan papa aku berangkat dengan jalan kaki karena jarak dari rumahku tak cukup jauh. Mungkin berjalan lima menit saja sudah sampai.

Setelah sampai terlihat sangat ramai dan penuh sesak disana. Bahkan parkiran motornya pun sangat panjang melebihi parkiran motor ditanah abang. Banyak kios kios yang menjual aneka makanan dan minuman ringan. Mulai dari sosis bakar, bakso, hingga nasi goreng semua ada disini.

Aku segera bergegas karena festival sudah dimulai dengan adanya kapal warna warni dan unik tengah melaju ditengah tengah sungai. Ada kapal berbentuk naga, kapal berhias lampu warna warni, hingga berbentuk seperti kapal bajak laut. Semua indah dan unik.

Kulihat lampion sudah dibagikan ke pengunjung secara acak dan random. Aku langsung bergegas menerobos dengan tubuh mungilku berharap mendapat satu lampion untuk kuterbangkan nanti. Saat tanganku sudah meraih satu lampion, tangan lainpun ikut meraihnya. Aku tak bisa melihat siapa pemilik tangan itu hingga.

"Kyle" ucapnya memanggilku.

Oh tuhan kenapa ia bisa disini???

Bersambung...

I'm Falling In Love With My Teacher! Damn!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang