Alsha dengan cepat menghapus air matanya, ia tak akan membiarkan orang asing melihatnya serapuh ini. Hanya DIA yang Alsha izinkan melihatnya dalam keadaan rapuh.
"Gue kira lo cewek yang strong, ternyata lo cengeng" pemuda asing bertubuh tinggi itu semakin maju dan memperpendek jaraknya dengan Alsha.
"Gue ga akan gigit lo kok, jadi lo ga harus jalan mundur kaya gitu" ucap pemuda itu lagi.
''Ga usah sok akrab sama gue, lebih baik lo pergi dari tempat ini" Alsha dengan nada dingin dan datarnya membentak pemuda dihadapannya itu.
"Gue bisa jamin kalau lo bakal aman kalo di deket gue, gue bukan orang jahat"
"Lo ga mau kenalan sama cowok ganteng kaya gue gitu?" pemuda itu dengan tingkat percaya diri yang tinggi mengulurkan tangannya pada Alsha.
"Gue ga perlu kenalan sama lo" Alsha kembali menjawab dengan ketusnya.
Alsha berbalik dan berjalan beberapa langkah, namun langkahnya dihentikan oleh pemuda itu.
"Yakin lo ga mau kenalan sama gue?"
"Ga"
"Lo ga nyesel kalo ketemu gue lagi, tapi ga tau nama gue?"
"Ga"
"Kalo gue bilang besok gue bakal duduk disamping lo, lo tetep ga mau tau nama gue?"
"Ga"
Dingin, dasar cewek aneh.
"Lepasin tangan gue" Alsha.
"Ga, sebelum lo kasih tau nama lo, dan lo tau nama gue" pemuda itu tersenyum miring.
Alsha hanya diam, dan tersenyum miring juga seolah mengikuti gerakan dari pemuda itu. Ia menatap tangannya dan sedetik kemudian....
"Awssshh gila lo" teriak pemuda itu dengan kencangnya. Alsha menggigit tangan pemuda asing menyebalkan itu.
Siapa suruh mengganggu singa yang tengah patah hati.
"Lo bakal nyesel karna belum tau nama gue"
*****
"Sha lo tuh kenapa sih harus kerja? Bukannya orang tua lo kaya?"
"Gue pengen aja"
"Lah ngapain lo capek-capek kerja yang hasilnya ga seberapa, kalo orang tua lo bisa kasih apa aja"
"Karna gue mau"
"Tadi siang gue ga liat lo di lampu merah, lo ga ngamen? Trus lo kemana?"
"Main"
Sabar sabar, Fitri mengelus dadanya kala mendapat jawaban singkat padat dan jelas dari Alsha. Teman se profesinya itu memang amat sangat dingin. Bahkan ia tak pernah memberikan senyum kepada para pelanggan di restoran ini.
Alsha dan fitri sama-sama bekerja part time di restoran ini. Alsha bekerja mulai dari jam 4 sore sampai jam 7 malam. Dan ia memiliki tugas khusus jika malam tiba.
*****
Alsha kembali mempercepat langkah kakinya menuju kelas, sebelum Andra mengejar langkahnya. Meski berada di rumah dan ruang kelas yang sama, nyatanya mereka berangkat sekolah secara terpisah.
Kembali Alsha menduduki bangku kesayangannya meski banyak siswi yang menatapnya tak suka. Bukan tanpa alasan mereka semua tak menyukai Alsha, itu semua karna Alsha tak pernah berbicara sepatah katapun disekolah ini. Bahkan ia tak pernah tersenyum dan menampakkan wajah ramahnya pada teman-temanya.
Hanya ekspresi datar dan wajah dingin yang setiap hari ditunjukan Alsha.
"Gue kira dia ga bakal masuk hari ini"
"Ya gue pikir sih juga kaya gitu"
"Dia bakal tetep berangkat kali, meskipun dikelas cuma duduk kaya patung"
Gunjingan seperti itu sudah biasa didengar Alsha setiap harinya. Gadis itu memilih memasang earphone nya kembali. Meski ia tau Andra menatapnya, gadis ini tetap acuh dan tak melihat Andra bahkan untuk sedetik pun.
Tettt tetttt
Bel masuk membuat semua murid berdiam diri dibangku mereka masing-masing.
"Selamat pagi anak-anak" sapa seorang guru berkacamata.
"Pagi Buu"
"Baiklah untuk memulai kelas pagi ini, ibu akan memperkenalkan teman baru kalian, silahkan masuk"
Dan tak lama seorang siswa tampan memasuki ruang kelas itu. Suasana yang semula tenang kini menjadi gaduh saat para siswi melihat betapa tampannya siswa baru itu.
"Sudah-sudah, kamu silahkan perkenalkan diri"
"Hai semuanya, gue Justin Fernandez. Semoga kita bisa berteman" Justin menebar senyum manisnya yang semakin membuat riuh suasana.
Meski tersenyum manis kesemua orang, namun mata Justin tetap tertuju pada gadis di pojok belakang kelas. Gadis yang tengah asyik dengan dunianya tanpa memperdulikan suasana kelas yang riuh.
"silahkan duduk disamping Danar" guru itu menunjuk salah satu bangku kosong dikelas ini.
"Baik"
"Justin kenapa kamu duduk disitu?'' dan ya semua mata menatap justin yang justru duduk disamping Alsha.
"Bukannya bangku ini kosong bu? Jadi ga masalah dong kalau saya duduk disini? Lagi pula temen sebangku saya ga keberatan" ucap Justin panjang lebar dan berhasil membuat snag guru menghela napas panjang.
Meskipun banyak suara gaduh dari para siswinya, guru tersebut hanya diam dan melanjutkan mata pelajaran nya, karna nyatanya ia tak bisa melawan kehendak justin.
"Kita ketemu lagi, Alsha Fadya Narandra" ucap justin yang sengaja melirihkan suaranya kala menyebut kata 'Narandra'
*****
"Berhenti ngikutin gue"
"Gue ga bisa jauh dari lo"
"Kalo lo yang ga bisa biar gue yang jauh-jauh dari lo"
"Lo ga akan bisa, dan gue ga MAU"
"Sekali lagi gue ingetin jangan sok deket sama gue, atau lo ga bakal lihat gue besok pagi"
"Alsha alsha gue tuh heran sama lo, diikutin cowok ganteng kaya gue harusnya lo tuh bangga"
"Bangga kepala lo"
"Lagian kenapa tadi lo diem aja waktu Guru Seni nyuruh nyanyi?''
"Bukan urusan lo"
"Eh eh tungguin gue lah. Gue kan murid baru ntar kalo gue nyasar gimana?" Justin
"Jangan pikir gue bego ya JUSTIN FERNANDEZ. lo tuh cucu pemilik sekolah ini mana mungkin lo ga tau seluk beluk sekolah ini"
~bersambung~
Hai hai readers, ini cerita pertama aku di wattpad. Kalo kalian nemuin kesamaan judul dan cerita di facebook itu karna cerita ini di revisi ulang dan diterbitkan disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindung
JugendliteraturBagaimana bisa seorang manusia hidup menyendiri layaknya Malaikat? selalu menerima kesalahan dan keburukan yang diperbuat oleh orang lain. Mengasingkan diri demi saudara kembarnya. Bahkan setelah begitu banyak hal yang dilakukannya ia masih saja ta...