Alsha berjalan dengan menuntun sepedahnya sambil membawa gitar di punggung. Rutinitas yang dia lakukan satiap malam. Menyanyi disalah satu restoran dan kafe tanpa meminta bayaran. Pukul 7 malam ia akan menyanyi di restoran tempat ia bekerja, sedangkan pukul 9 malam ia akan menyanyi di cherry café.
Gadis ini hanya ingin menyalurkan hobinya saja. Terlebih ia tak ingin menjadi perusak kebahagiaan keluarganya. Orang tuanya tidak ada yang mengetahui hal ini, mereka yang bersikap sangat acuh pada alsha bahkan tak menegur atau memarahi jika Alsha pulang larut malam.
Langkah kaki gadis ini terhenti saat melihat sepasang sepatu yang ia kenal, sejak dulu. Sepatu yang sama dengan yang ia pakai, hanya saja beda diukurannya.
"sendiri?" Tanya orang itu
Alsha hanya diam sambil menahan gemuruh di dadanya. Sejak beberapa hari yang lalu gadis ini tak melihat orang dihadapannya ini. Dan sekarang mereka bertemu dengan suasana yang canggung.
"maaf soal terakhir kali lita ketemu, gue ga bermaksud buat nyakitin lo sha, gue cuma..." ucap orang itu.
"gue ga papa kok raf, semua yang lo bilang itu fakta kan. Gue emang pengecut yang cuma bisa sembunyi dibalik bayangannya Andra. Gue capek raf, gue..." alsha.
Brukk...
Sepeda milik alsha terjatuh saat orang itu dengan tiba-tiba menarik Alsha kedalam pelukannya.
" lo bisa cerita apapun sama gue, kita temen kan? Lo percaya sama gue kan sha?" ucap orang tersebut.
Orang itu adalah Rafa Alexi Pratama teman Alsha sejak kecil. Sebelum semua hal menjadi runyam seperti sekarang ini.
Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah alsha, sebelumnya mereka berhenti di pinggir danau buatan yang ada di kompleks rumah alsha.
"kapan lo berhenti al?" Tanya Rafa yang tak membiarkan tangan gadis itu terlepas dari genggamannya.
"gue ga tau raf, mama sama papa belum bisa maafin gue" ucap Alsha dengan nada sedihnya.
"kenapa lo seneng banget buat orang berpikir buruk tentang lo? Harusnya lo ga kaya gini, lo harus tunjukin bakat lo ke semua orang al, gue..." Rafa.
"cukup Raf, berapa kali gue harus bilang kalau gue ga bisa" setelah mengatakan itu Alsha pergi begitu saja bahkan tanpa membawa serta sepedahnya.
"gue Cuma mau lo bahagia Al" Rafa.
"semakin tertarik gue sama lo" ucap seorang dari balik pohon besar di pinggir danau itu.
****
Alsha membolakan matanya saat mendapat sambutan tak biasa dari justin. Kali ini pemuda aneh itu memasang sebuah banner berukuran besar digerbang masuk sekolah.
"jangan ganggu Alsha Fadya N. karna dia adalah pacar gue"
Justin Fernandez.
"dasar gila"
Bukannya mengomel atau mencoba menurunkan banner itu, Alsha justru melangkah dengan acuh menuju kelasnya meski banyak mata yang memandang kearahnya dengan tatapan yang tak biasa.
"di melet justin kali ya"
"gue curiga kalo itu kelakuan cewe aneh ini."
Alsha kembali mengabaikan ucapan dari temannya seperti biasa. Gadis itu memasuki ruang kelasnya dan semakin terkejut saat mendapati banyak rangkaian bunga mawar merah yang memenuhi kelasnya. Juga lilin yang di susun menyerupai bentuk hati dengan seorang pemuda 'gila' di tengahnya.
Alsha menatap Justin penuh arti, gadis itu tak perduli dengan keadaan kelas yang ramai, dan tatapan teman-teman sekelasnya yang seolah ingin membunuh Alsha.
![](https://img.wattpad.com/cover/117735519-288-k295083.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Pelindung
Novela JuvenilBagaimana bisa seorang manusia hidup menyendiri layaknya Malaikat? selalu menerima kesalahan dan keburukan yang diperbuat oleh orang lain. Mengasingkan diri demi saudara kembarnya. Bahkan setelah begitu banyak hal yang dilakukannya ia masih saja ta...