3. i dare you

34 5 4
                                        

Prok prok prok....

Tepukan tangan meriah Alsha dapatkan setelah menyanyikan lagu malam ini. Inilah satu-satunya cara gadis itu dapat melupakan masalahnya meski hanya sejenak, ia cukup bahagia. Karna tak seorang pun tau apa yang dialaminya dirumah dan di sekolah.

"seperti biasanya sha, suara lo bener-bener merdu. Eh, kok gue baru kepikiran ya, kenapa lo ga ikut ajang pencarian bakat aja?" ucap fitri dengan gembira.

"ga fit. Cukup kaya gini gue udah seneng kok. Gue pulang duluan ya" ucap alsha

"hati-hati sha, jangan sampe kaki lo luka lagi" fitri.

Selang beberapa menit setelah Alsha meninggalkan retoran, seorang pemuda mendekati fitri.

"percuma bos,dia ga akan mau cerita masalahnya sama siapapun. Kayaknya dia emang ga butuh temen atau pura-pura ga butuh temen?" ucap fitri edih.

Gadis itu berbicara dengan pemilik restoran ini, ya siapa lagi jika bukan justin Fernandez.

Alsha sendiri tak tahu jika retoran tempat ia bekerja adalah milik keluarga Fernandez.

"pulang malem lagi?" Tanya rafa, seperti malam sebelumnya pemuda itu menunggu di persimpangan jalan.

"iya" jawab Alsha dingin.

"lo kenapa al? masih sakit? Kalo lo sakit kenapa lo paksa buat kerja? Dan tadi siang lo juga ngamen kan?" ucap rafa.

"cukup raf, ga usah sok care sama gue" alsha.

"gue kaya gini bukan pura-pura al, gue beneran khawatir sama lo, gue ga mau hal buruk terjadi sama lo lagi" ucap rafa.

Alsha melangkah mendahului rafa, tanpa memperdulikan pemuda yang sudah menunggunya sejak tadi itu.

"gue anter lo pulang" rafa menggandeng tangan kanan alsha namun segera ditepis oleh gadis itu.

"gue bisa pulang sendiri, ga usah nungguin gue lagi" ucap alsha.

"kenapa al? kenapa lo berubah? Lo bukan alha yang gue kenal" ucap rafa.

"iya raf, gue emang berubah dan semua ini karna lo. Bukannya lo yang ga suka gue terus-terusan diem sebagai bayangannya andra? Bukannya lo yang nyuruh gue berubah? Dan ini gue yang sekarang?" ucap alsha dengan suara lantang.

"al.."

"udahlah raf, mulai sekrang ga usah sok care sama gue. Urus semua urusan lo dan jangaikut campur sama urusan gue" ucap alsha.

Ya gadis itu tak main-main dengan ucapannya, iabenar-benar akan berubah. Jika tidak masa depannya lah yang akan menjadi taruhannya.

Alas an ini juga yang ia gunakan agar rafa mau menjauh dari dirinya. Seberapa ayang pun ia pada sahabatnya itu, nyatanya rafa hanya merasa kasihan pada dirinya.

*****

"hari ini kesempatan terakhir buat kalian yang belum menunjukan bakat kalian, terutama buat kamu alsha" ucap guru seni pada semua muridnya. Dan seperti biasa mata para enghuni kelas tertuju pada alsha yang tengah terdiam menatap lurus kedepan.

"dasar cupu, semalem lu bilang apa ke rafa hah? Sekarang malah mlempem kaya krupuk" justin memang sengaja mengejek alsha agar gadis itu mau menunjukan bakatnya.

"diem lo" ucap alsha dingin.

"ayolah alsha fadya narandra, lo pasti bisa. Atau lo mau gue wakilin? Suara gue lumayan baguslah" ucap justin dengan suara pelan.

"ga perlu, ge bisa sendiri" alsha.

Bukan alsha melainkan justin yang maju kedepan mengambil gitar akustik dan memetiknya, mengalunkan sebuah melodi indah yang membuat siapapun kagum pada nya. Tapi tidak dengan alsha gadis itu justru terbelalak saat mengetahui melodi yang dibawakan justin.

Justin menatap alsha dengan menaik turunkan sebelah alisnya dan ya gadis itu berdiri dari tempat duduknya melangkah kedepan dan mengambil posisi disebelah justin.

"kalo lo ga bisa bilang sama gue, biar gue aja yang nyanyi" ejek justin lagi.

"eh cewek aneh itu mau ngapain sih? Pake berdiri disebelah justin lagi nyebelin banget deh" ucap salah seorang siswa.

Dan hanya beberapa detik kelas menjadi riuh kembali.

Song ~sempurna

Hening tak ada tepukan tangan seperti biasa setelah alsha bernyanyi di kafe atau restoran. Teman-temannya justru menatpa bingung pada gadis ini. Bagaimana mungkin? Apa gadis itu lip sing? Bagaimana mungkin gadis aneh yang dikira bisu selama ini justru mempunyai suara semerdu itu?

Prok ...prok..prok... justin bertepuk tangan dan tersenyum kearah alsha. Dan ya, meski hanya tersenyum kecil menanggapi tepukan tanga justin, gadis itu dapat melakukannya. Tepukan tangan justin pun disambut oleh tepukan tangan guru dan juga teman-temannya yang lain.

"good job alsha, ini yang bapak mau dari dulu"

Sementara alsha mentap tiga orang didepannya dengan pandangan datar meski ketiga nya tersenyum bahagia.

~bersambung~

terimakasih vote dan komennya

Sayap PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang