BAG 13. JIWA ENDAH 2

135 9 0
                                    

    Pulanglah  wanita malang itu ditemani pembantunya dan Surti serta Jehan, teman temannya  dari sanggar senam.

Hendro tak di rumah .
Tapi Endah tak peduli.
Dia tahu pasti dimana Hendro.

Pelan dia terbaring di kamarnya.

Jejamuan segera dipesankan  Mbok Nah pada salah satu tetangga yg memang biasa membuat jamu. dia yakin jamu membuat semuanya lebih baik.

Begitu tahu Endah telah pulang dari rumah sakit, para tetangga bergantian berdatangan.
Tetapi teman temannya serta mbok Nah yg bijak telah terlebih dahulu berpesan pada tamu untuk tidak menanyakan dimana pak Hendro pada istrinya.

Dan para tetangga itu maklum.

Mereka merasakan tragisnya kehilangan bayi  pada kasus Endah.

11 tahun.
Dan kini dia harus memulai dari awal lagi.  Para tetangga yg baik hati itu menguatkannya, menghiburnya, dan memotivasinya.

Dua temannya masih menungguinya sampai sore.
Berharap kedatangan mereka dapat melipur lara.

Tidak seperti biasanya, Endah kini jauh lebih pendiam.
Malam itu dia tidur dengan ditemani mbok Nah lagi.
Diambilnya bantal gulingnya dan dipeluknya disampingnya .

Mbok Nah sengaja menahan kantuknya. Dibiarkannya perempuan malang itu tidur terlebih dahulu .
Setelah dia perhatikan telah pulas barulah dia bersiap dan berdoa serta menyusul tertidur.

..................

Putih dimana mana
Wangiiiiii sekali

Oh sebelah sana lebih berwarna .

Bahkan ada air terjun cantik sekali dan banyak anak anak berlarian di dekat air terjun itu.

Di sebelahnya taman penuh bunga warna warni .

Ada burung burung yg sangat indah warnanya berkicauan dan tidak takut didekati.

Suara kecapi mengalun pelan .

Suara anak anak terbahak membahana.

“Ibu”, .................ada suara bening .

Dia menolehkan pandangannya dengan mata bertanya tetapi tersenyum melihat anak mungil pipi gembil yg tertawa tawa padanya.

“ ibu. ..”,  anak itu memanggilnya lagi.

Dia menoleh ke sekeliling.
Tak ada orang dewasa kecuali dia disitu.

Dilihatnya anak itu masih di tempat dia berdiri awal mula.

Anak mungil itu tertawa menggemaskan dan berlari ke arahnya.

Menubruk kedua kakinya dan menarik narik tangannya.

Diangkatnya anak itu hendak digendongnya .....Tetapi ia tiba tiba meronta keras dan berlari ke arah air terjun itu dengan teman temannya sambil tertawa riang. 

Dia tergagap.

Digapainya anak itu
Hendak dipanggilnya tapi dia tak tahu siapa namanya.

Jadi dia hanya memanggil

“ naaak.....naakkk tunggu...tunggu”.

Endah gemas dia lari mengejar anak kecil yg memanggilnya ibu tapi tiba tiba dia kembali ke daerah serba  putih.

Tak ada anak kecil tak ada apa2 hanya putih .

Oh tapi dia suka dipanggil ibu oleh anak itu.

Dia berteriak teriak mencari si kecil yg menggemaskan itu.

Di Balik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang