“apakah bisa sembuh dok”
“insya Allah bisa pak.
Tetapi kami tidak tahu kapan itu terjadi. Kita akan memberikan perawatan terbaik”“Saya tidak bisa merawatnya di rumah dok”. Kata Hendro.
Dia tidak ingin menjelaskan panjang lebar alasannya mengapa ia tidak bisa merawat istrinya sendiri tetapi dia ingin istrinya mendapatkan perawatan yang bagus sehingga ia rela membayar berapa pun biayanya asal istrinya tidak dirawat di rumah .
Mana mungkin, pikirnya.
Mbok Nah bukan perawat.
Dia hanya pembatu rumah tangga biasa.Tak mungkin diserahi tugas keperawatan, pikir Hendro.
Dirinya?
Dirinya memang masih suami sah Endah tetapi dia tak mungkin meninggalkan Noni.
Melepaskan Noni dan mengurus istrinya yg depresi berat mengarah schizo?Istri yg tidak lagi dicintainya secara lengkap?
Terus buat apa hidupku, suara egonya.Bagaimana dengan Noni?
Hendro semakin pusing memikirkan keberadaan istrinya .
Diteleponnya salah satu budhe Endah diceritakannya kondisi terkini istrinya itu.
Ayah mertuanya masih hidup tetapi sudah sangat tua dan Hendro sangsi apakah ia masih bisa diajak komunikasi .
........
“Kami akan cerai”,
“ atas alasan apa”
“sudah tidak ada kecocokan lagi diantara kami”
“ tega kamu menceraikan istrimu yg selama ini mendampingimu?” , jawab budhe Warti.
Hendro menghela nafas.
“ saya tidak bisa dan tidak ingin meneruskan pernikahan ini lagi”
“istrimu sedang sakit. Sedang depresi. Bisa bisa nya kamu malah menggugat cerai. Dimana hati nuranimu????”, Budhe Warti memberondong .
“ atau jangan jangan gara gara kamu Endah keguguran? Stress mikirin suaminya. Apa kamu...”
“sudah lah budhe!!!
Saya tidak suka bertele tele . Saya juga sedih dengan apa yg terjadi pada Endah . Namung cekap semanten mawon!!”, Hendro memotong .Budhe Warti dan suaminya terlihat sangat geram bahkan terdengar gigi budhe bergemeretak.
Perdebatan singkat tapi panas akhir nya terjadi juga.
Tak kuasa keluarga budhe melarang Hendro untuk bercerai.
Meski sekuat apa pun mereka berdebat toh itu terpulang pada nurani Hendro sendiri.
“Sungguh tak punya hati”
“Tego banget”
“meh entuk wales opo wong kok koyo ngono kuwi”
“ paling wis nduwe wedhokan meneh”
“woo kurang ajar og”
“ mbasan sugih ninggal”
Dan lain lain makian pada Hendr dari kerabat Endah.
Tapi lelaki yg telah kehilangan akal sehatnya itu tetap meneruskan tekadnya memulai proses perceraian .
Kali ini dia merasa beruntung karena momen yg sangat tepat .
.
Alasan bercerai sangat kuat, salah satu pasangan kehilangan kewarasan..........
Hari hari Endah berlalu di Rumah Sakit Gracia.
Beberapa kali dalam seminggu keluarga dari pihak budhenya terutama datang untuk menemaninya berbicara.Tetapi malang tak dapat ditolak, telah Empat bulan berlalu dan Endah belum lagi pulih sepenuhnya.
Jiwanya tampak bersembunyi di balik jurang yg dalam .
Tak hendak menampakkan dirinya ke dunia nyata yg sangat memilukannya.Sang jiwa masih ketakutan berhadapan dengan kenyataan yg menyeramkan.
Dia ingin selamanya di Kebun putih ini. Kadang kadang ia berjalan ke kebun sebelah yg penuh bunga dan air terjun beserta anak anak di sekelilingnya.Barulah dia bergembira jika ia ada disana .
Tetapi terapi terus dilakukan dan Mbok Nah menjadi bagian penting dari proses itu.
Sementara itu.....
.........
Setelah jatuh keputusan dan terputus tali pengikat hubungan antara Endah dan suaminya, Hendro merasa bebas terlepas dari beban yg teramat amat .Dia memberikan rumah Prambanan itu kepada Endah dan dia sendiri berpindah ke Godean untuk melanjutkan hidupnya dengan istri barunya, Noni.
Baru saja kemarin malam pesta digelar di hotel Phoenix. Hanya dihadiri terbatas oleh teman teman dekatnya.
Noni tampak sangat bahagia dengan pernikahan itu, Tak terkira bahagianya.
Hendro dengan senang hati meresmikan pernikahan mereka karena ia ingin anaknya punya status yg jelas.
Ya, Noni sedang hamil 1 bulan ketika peresmian pernikahan itu berlangsung. .
Keduanya tersenyum teramat bahagia. Tak peduli dengan apa pun jua. Toh itu hak Hendro untuk berpisah dan menikahi perempuannya.
Mereka saat ini mungkin berbahagia ....
Tetapi tak ada bahagia yg abadi.
yang abadi hanya AKU , kata Sang Waktu.
Terjemahan :
“meh entuk wales opo wong kok koyo ngono kuwi”
= orang ini bakal dapat balasan yg lebih besar dari ini.
“ paling wis nduwe wedhokan meneh”
= paling sudah punya perempuan lain
“woo kurang ajar og” = dasar kurang ajar
“ mbasan sugih ninggal” = mentang mentang sudah kaya .
Namung cekap semanten mawon!!”= sudah cukup sampai disini saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Pelangi
RomanceSudah Dibukukan dengan Penulisan Ulang bagian Epilog. Judul Buku: Warjiyem Gendong. Antologi Cerbung. Cinta dan pengorbanan serta pengkhianatan dan sepi mendalam serta skandal yang menjadi balasan