Hendro terlihat kusut.
Marahnya masih menggelora.
Lelaki yg terlalu tinggi meletakkan harga dirinya itu menghisap dalam rokoknya yang sudah belasan tahun tidak dijamahnya.
Hatinya penuh kalut. Pikirannya sendiri melawan egonya..
Dia marah sejadinya.
Tunggu, marahnya bukan karena apa yg ia telah lakukan, tetapi marah karena Endah akhirnya mengetahui bahkan menangkap basah kelakuannya.Dia marah karena ia merasa terusik.
Pemikiran aneh bagi orang normal. Tetapi tidak bagi Hendro.
Sial! Sial!
Bagaimana Endah bisa tahu???
Dia sudah serapat mungkin membungkusnya.
Sial! Kutuknya lagi.
Dia juga tidak tahu bahwa dia bisa semarah itu pada istrinya.
Dan dia juga tidak tahu bahwa Endah bisa sedemikian lantangnya menantang dia.Oh ....apa yang harus dia lakukan.
Haruskah dia bercerai dari perempuan yg pernah membuatnya jatuh bangun mengejarnya sejak zaman kuliah dulu.
Sudah terlanjur. .....Sudah terlanjur. ..
begitu dia berulang kali mendengar suara yg sama dari kepalanya.
Sempat dia meradang siang ini di depan Noni yang meringkuk ketakutan. Belum pernah perempuan itu melihat Hendro manisnya berubah menjadi lelaki kasar dan garang, apalagi dengan penampilan yg disengajanya menarik hasrat lelaki itu.
Hendro tak bisa banyak bicara malam itu.
Angin menderau derau menggoyangkan pokok Palem di halaman depan rumah Godean. Angin yg sama yg mendesau memasuki kamar Endah . Seperti nya angin itu hendak menyampaikan pesan.
Bulu tengkuk Hendro bergidik.
Perasaannya terasa aneh.
Dimatikannya rokoknya dan Segera ditinggalkannya serambi depan rumah dan berpindah ke ruang tamu.
Noni mendekatinya, tampaknya dia tidak berani mengganggu Hendro yg air mukanya sangat keruh .
Dia hanya berdiam diam di dekat Hendro.
Dia sendiri merasa keberatan jika harus berpisah dari Hendro.
Jangan lepaskan diriku.
Ingat, kamu berhutang nyawa 1 bayi padaku, bisik hati Noni.Dibuatkannya coklat panas untuk suaminya itu.
Dipijitnya pelan Hendro di bagian bahunya.Sengaja dibakarnya aroma teraphi untuk melegakan mood dan mengurangi ketegangan Hendro.
Tak akan dilepaskannya lelaki itu. Dia terlalu berharga.
Ada sesuatu yg bisa dia banggakan dan perjuangkan darinya.
Dia terus mencari taktik bagaimana caranya agar Hendro tidak melepasnya .
Sebenarnya Noni tidak perlu pusing memikirkan semua itu.
Hendro tetap akan mempertahankan dia, sementara memusingkan istri sahnya.
“aku bermalam disini malam ini”, Hendro berujar.
Dalam hatinya Noni bersorak tetapi dia harus bisa mengendalikan perasaannya.
Jadi yang keluar dari bibirnya hanya “ya mas”.
Tentu denagn Hendro bersama dengannya malam ini, akan lebih mudah baginya meraih kembali sisi hati riang Hendro.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Pelangi
RomanceSudah Dibukukan dengan Penulisan Ulang bagian Epilog. Judul Buku: Warjiyem Gendong. Antologi Cerbung. Cinta dan pengorbanan serta pengkhianatan dan sepi mendalam serta skandal yang menjadi balasan