EPILOG

174 14 4
                                    

EPILOG
  “Sayang aku bahagia sekali . Terimakasih sudah menjadikan semua impian kita nyata”.

“aku juga bahagia sayang. Kamu jaga baik baik ya kandunganmu. Aku ngga mau ada apa apa denganmu . Harus selamat sampai kamu lahiran”,

“iya sayang jangan khawatir”, balas Noni sambil tersenyum.

Kebahagiaan dia sangatlah sempurna. Punya suami yg super Mapan?  ganteng dan dia bisa Punya anak.

Wawwww.....perempuan mana yg akan menolak semua kekayaan ini?????????? Tak ada seorang pun kan.

Kalau ada yg menolak berarti gila kan.
Hahahahahaaa .....Noni tertawa .

Wanita itu cantik teramat cantik

Menarik dan menggairahkan.

Tetapi hanya sedikit orang yang tahu. Oh . .....

Hanya Agus yg tahu betapa  sadisnya dia.
Agus telah tertelungkup selama 3 hari disebuah sudut wisata hutan di Yogya sebelum akhirnya jasad busuknya ditemukan penduduk dan dibawa ke ruang forensik Rumah Sakit Sardjito.

Dia tahu anak yg dikandung Noni adalah anaknya.
Alih alih melepaskan noni begitu saja untuk Hendro, dia berusaha mendekati perempuan itu.

Bermuslihat Noni mengajaknya jalan jalan menikmati alam sambil tak lupa memberikan minuman air kemasan yg telah disuntiknya dengan racun mematikan.

Siapa kamu, mimpi apa bisa merusak kebahagiaanku, dengus Noni geram karena Agus terus mengejarnya sampai Yogya.

Hendro tak pernah tahu dia menikahi iblis wanita karena dia telah terlena terpedaya dan tertipu lah ia karena mengira anaknya adalah dari benihnya.

Entah kapan sang waktu akan memberitahunya bahwa anak itu bukan miliknya.

Mungkin beberapa tahun lagi anak itu akan kecelakaan dan Hendro baru tahu darahnya bukan darah yg dimiliki anak itu.

Sang Waktu tertawa terbahak.

Tunggulah tunggulah kau pasti akan tahu dan baru kau rasakan apa artinya hancur itu.

Hahaha  hahaha sang waktu tertawa terbahak karena Hendro menipu dan tertipu .

Sebentar lagi dia kena sembilu menyengat kalbu dan merubahnya menjadi orang yg berkelabu sendu.

H ahahaa H ahahaa Sang Waktu mengetawainya.

.........

Telah 2 tahun berlalu dari prahara kiamat itu.

Sebuah rumah asri di Prambanan selalu riuh dengan suara anak anak usia Sekolah Dasar.

Ada sekitar 20 anak yg berada disana. Tiap malam rumah itu terberkati dengan alunan qiroah kitab suci.

Setiap hari  doa doa dilantunkan.

Rumah yang penuh rahim itu tertulis Panti Asuhan As Syuhada.

Seorang perempuan belum genap 40 tahun setiap pagi akan berdiri di depan pintu untuk menyalami semua anak tersebut tanpa kecuali ketika mereka berangkat sekolah.

Perut mereka tellah kenyang dengan makanan yg dimasakkan oleh Mbah Nah.

“Hati hati ya nak”. Ucapnya.

“Iya bu. Assalaaammualaikuum.” Jawab mereka penuh semangat .

“waalaikumsalaaam “, jawab ibu penuh kasih itu.

Ibu itu adalah  Endah pemilik dan pengelola  rumah terberkati.
Telah sembuh ia dari depresi beratnya dan telah bangkit dia menjadi berkah bagi banyak anak yatim.
Dia tidak punya anak yang terlahir dari rahimnya tetapi banyak anak yatim yg merasakan kasihnya.

                         Tamat. 
Terimakasih pembaca budiman.

Di Balik PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang