Sorry for typo(s)
Selamat membaca :)
***
Sebuah ambulan melaju dengan kecepatan tinggi menuju salah satu rumah sakit besar di Seoul. Sesaat setelah berhenti di depan ruang UGD, para petugas dengan cekatan mengeluarkan korban dari dalam ambulan. Di sana sudah banyak perawat dan seorang dokter wanita yang menunggu sang pasien sejak 10 menit yang lalu.
"Dia adalah korban penembakan oleh perampok. Ia kehilangan cukup banyak darah, tekanan darahnya rendah. Detak jantungnya pun tidak stabil," lapor salah seorang petugas.
"Baiklah. Sekarang cepat bawa dia ke ruang operasi," perintah sang dokter. Perawat itu mengangguk dan mendorong pasien tersebut ke dalam.
"Apa kau yang akan mengoperasi dia sekarang?" tanya seorang perawat wanita yang sedari tadi bersama sang dokter.
Dokter itu menatap penuh tanya ke arah perawatnya. "Memangnya kenapa?"
"Begini, Dokter Kang. Dokter Seo kemarin baru saja menikah, jadi sekarang ia mendapat cuti."
"Oh Ya Tuhan, aku lupa. Ya sudahlah, tidak apa-apa. Aku akan melakukannya sendiri, lagipula aku bisa meminta Dokter Song untuk membantuku."
"Baiklah Dok, aku aku akan mempersiapkan semuanya."
"Terima kasih, Suster Min."
Ya, seperti ini lah pekerjaan sehari-hari Kang Gyeoul. Sebagai seorang dokter bedah profesional, tentu saja ia akan selalu berurusan dengan operasi dan operasi. Apalagi, sekarang dirinya masih ditugaskan di UGD.
Mulai dari korban kecelakaan, percobaan pembunuhan, perampokan, semua harus ia tangani. Tentu saja tidak semua hal bisa ia selesaikan dengan baik. Semua dokter pasti pernah mengalami kegagalan, atau dalam kasusnya, kematian pasien.
Tapi tak apa, dirinya selalu berprinsip bahwa mereka meninggal karena memang kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa. Namun, ia tetap tidak pernah mengabaikan atau menganggap enteng para pasiennya. Mengobati dan menyelamatkan semua pasien sudah menjadi tujuan hidupnya.
"Kerja yang bagus semuanya!" puji Gyeoul saat mereka selesai mengoperasi pasien itu.
"Terima kasih, Dokter," ujar semua perawat kompak.
Gyeoul hanya tersenyum manis di balik masker operasinya. Ia keluar dari ruang operasi dan membuang semua atributnya ke tempat sampah khusus.
"Dokter Kang!" seru seseorang. Gyeoul menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari sumber suara itu.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. Gyeoul sedikit terlonjak. "Sunbae! Kupikir siapa, kau mengagetkanku!" kesal Gyeoul kepada seniornya itu.
Jung Hoseok membalas dengan cengiran khasnya. "Maaf," ujarnya sambil mengatupkan kedua tangannya di depan wajah.
Gyeoul menghela napas. "Kau ini. Ada apa?"
"Begini, nanti kau akan datang ke acara resepsi pernikahan adikku, kan? Hae Soo sangat cerewet, dia selalu memintaku untuk menyuruhmu datang."
"Ck, adikmu itu sama saja denganmu, Sunbae."
"Tentu saja. Kalau sifat kami tidak sama, maka ikatan persaudaraan kami akan dipertanyakan."
"Kau itu sangat pintar menjawab, ya."
Hoseok terkekeh. "Baiklah, baiklah. Maaf. Jadi kau akan datang, kan?" tanyanya memastikan.
"Hmm. Aku akan datang. Aku sudah meminta Dokter Song untuk menggantikanku berjaga malam ini."
"Benarkah? Woah, itu bagus. Sungguh, terima kasih, Gyeoul-ah."
"Sama-sama."
"Baiklah, aku akan menghubungi adik cerewetku dulu, ya. Aku pergi. Dah, Dokter Kang!" Hoseok pun berlari kecil meninggalkan Gyeoul.
"Huh, kakak dan adik sama saja," gumam Gyeoul.
***
"Bagaimana dengan sektor Jepang?" tanya seorang pria dengan sepasang mata tajam yang berkilat serius. Pria itu dengan gagahnya duduk di sebuah kursi sambil sesekali menghisap cerutunya.
"Itu sudah beres, Tuan. Hanya saja, sepertinya bawahan mereka tidak sempat kita tangkap," ujar salah seorang pria bertubuh kekar.
"Lalu kemana mereka sekarang?"
"Sepertinya berhasil kabur kemari, saya mendapat laporan bahwa mereka telah tiba di Korea 5 jam yang lalu."
"Bereskan mereka."
"Baik, Tuan."
"Hyung!" seru seorang lelaki muda yang tiba-tiba masuk ke ruangan ini.
Beberapa lelaki di sana menunduk hormat kepada Sang Tuan muda. Lelaki itu mendekati hyungnya yang sedang duduk di kursi kebanggaannya.
"Oh kau, kenapa kemari? Sudah selesai?" tanya lelaki yang dipanggil hyung itu.
"Hmm. Seperti biasa, sangat mudah, jadi aku cepat pulang. Ada apa?"
"Ah tidak, hanya menyuruh mereka membersihkan kunyuk-kunyuk itu."
"Sektor mana lagi sekarang?" tanya si pria muda terlihat jengah.
"Jepang. Hanya saja para bawahan mereka sudah berhasil kabur ke sini. Aku ingin mereka semua membersihkannya,"
"Oh begitu. Tapi, Hyung, apa aku boleh ikut? Aku ingin olahraga sedikit."
Sang hyung terlihat berpikir sejenak. "Apa kau bisa melakukannya, Kook?" tanyanya. Ada sedikit keraguan di nada bicara pria itu.
"Kenapa kau bertanya seperti itu? Tentu saja aku bisa, Hyung!" protes pria yang dipanggil Kook tadi.
"Bukan begitu, Jeon Jungkook. Aku hanya tidak ingin kau terluka, bukankah kau sudah lama tidak turun lapangan?"
"Karena itulah, Tae hyung. Aku ingin kembali. Hitung-hitung pemanasan sedikit."
"Dasar gila, kita bukan sedang berolahraga, Bocah!"
Jungkook terkekeh. "Aku tahu. Maaf. Tapi aku benar-benar ingin ikut, Hyung," rengeknya.
Kim Taehyung menghela napasnya berat. Pria berumur kepala empat itu tidak habis pikir dengan adiknya ini. Dasar gila, beginilah jiwa muda, selalu ingin tantangan. Padahal dirinya pribadi sudah sangat malas untuk turun sendiri ke lapangan dan bertaruh nyawa disana.
Namun, sebagai seorang anggota keluarga mafia, tentu saja Jeon Jungkook akan selalu tergiur untuk pergi menghabisi sendiri lawan-lawannya. Iya, mereka adalah keluarga mafia dengan Kim Taehyung sebagai pimpinan tertinggi. Membunuh itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi mereka. Kelompok mafia yang diberi nama Cypher, bergerak dibawah perlindungan dari perusaahan raksasa milik Kim Taehyung sendiri, Vante Corp.
Kembali, Taehyung menghela napasnya panjang. "Baiklah, kali ini aku mengijinkanmu untuk ikut. Jaga dirimu, Kook-ah."
Jungkook tersenyum senang sambil mengangguk. "Hmm. Kau jangan khawatir, Hyung. Aku akan menjaga diriku dengan baik. Lagipula, mereka paling hanya sisa-sisa pengawal yang lemah. Sekali sentil, dan ... BOOM! Musnah semua!" Jungkook terkekeh.
"Ck, jangan suka meremehkan lawanmu!" []
***
Oke, ini cerita baru, berani gue publish karena gue udh bikin sampe selesai, yeey!!Apdetnya teratur dong *eh 😂😂
Semoga suka, vote dan komen sangat dibutuhkan untuk kesejahteraan bersama :))
-Yo
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey ✔
FanfictionWas #54 jk Kisah ini dimulai dengan dua orang dari dunia berbeda yang bertemu karena takdir. Sang Penyelamat dan Sang Pelenyap, jatuh cinta karena panah cupid yang salah sasaran. "Bukankah sudah jelas jika aku di sisi putih, dan kau di sisi hitam...