Jungkook bisa tersenyum senang sekarang. Ia sudah melewati hukuman lima tahun penjaranya. Ia menenteng tas ranselnya lalu berjalan menuju Taehyung dan Irene yang sudah menunggunya.
"Hyung!"
Jungkook langsung memeluk kakaknya erat. Kim Taehyung terlihat sudah mulai tua, maklum saja, umurnya sekarang sudah lima puluh tahun. "Akhirnya kau keluar juga, bajingan kecil!" Taehyung mengacak rambut Jungkook.
Jungkook tertawa, ia pun bergerak untuk memeluk Irene. "Bagaimana kabarmu, Kook-ah?"
"Sangat amat baik, Kakak ipar. Oh, iya, dimana keponakanku?"
"Dia tidak ikut, Taekwan masih sekolah di playgroup."
"Oh iya, aku lupa."
"Baiklah, ayo kita pulang sekarang!"
"Oke, Hyung!"
***
Sudah lima tahun sejak Jeon Jungkook divonis penjara. Semuanya telah berubah sekarang. Taehyung dan Irene memutuskan untuk menikah sebulan setelah Jungkook masuk penjara. Bukannya apa, mereka hanya tidak ingin menyendiri sampai tua. Pasangan itu pun akhirnya dikaruniai satu putera.
Jungkook sangat senang dengan keputusan kedua kakaknya untuk menikah. Jujur, Jungkook sedari dulu gemas sekali dengan pasangan itu, sering sekali ia menyuruh keduanya untuk menikah saja, tapi mereka menolak mentah-mentah.
Jungkook menghela napasnya. Ia berjalan pelan menuju satu rumah yang berada di hadapannya. Terlihat disana, seorang wanita tengah duduk di halaman dengan seikat sayur di tangan.
Gyeoul terlihat makin dewasa sekarang. Dia juga makin terlihat cantik dengan rambutnya yang dipotong sebahu.
"Dokter Kang,"
Gyeoul berdehem, namun matanya tidak melepaskan atensi dari sayur-sayur itu. "Kenapa? Berkelahi lagi? Kapan sih kau dan temanmu bertobat?"
"Aku sudah betobat, kok, Nona Dokter."
Mendadak tubuh Gyeoul seperti kaku. Ia mendongak menatap ke asal suara. Suara yang sangat ia kenali. "Jeon Jungkook?"
Jungkook tersenyum. "Bagaimana kabarmu?"
"A-aku—"
"IBU!"
Tiba-tiba seorang anak laki-laki berlari keluar dari rumah itu. Ia langsung saja bersembunyi di balik kaki Gyeoul saat melihat Jungkook disana. "Dia siapa, Ibu?" cicit anak itu.
"Ibu?" Jungkook mengernyit. "Dia—anakmu?"
Gyeoul mengangguk. "Iya, dia anakku, namanya Jeong Gi."
"A-ah, jadi kau sudah menikah?" Jungkook menjawab dengan nada kecewa yang ketara.
Gyeoul tersenyum. "Kau belum dengar namanya dengan baik, Tuan. Nama anakku, Jeon Jeong Gi."
Jungkook tersenyum lebar. Ia langsung memeluk Gyeoul erat. "Terima kasih karena mau menungguku."
Gyeoul mengangguk. "Terima kasih telah kembali."
Jungkook melepas pelukan itu dan berjongkok di depan Jeong Gi. "Hai, Jeong Gi!"
"Paman siapa?"
Gyeoul menunduk. "Dia ayahmu, sayang."
"Ayah?"
Gyeoul mengangguk. "Iya, dia adalah ayahnya Jeong Gi."
"Apa nama paman Jeon Jungkook?"
"Hmm, namaku Jeon Jungkook."
Bocah kecil itu tersenyum. Tangan mungilnya bergerak memeluk leher Jungkook erat. "Ayah,"
"Iya, aku ayahmu. Kau anakku, sayang."
Gyeoul mengusap kepala Jeong Gi yang berada di pelukan Jungkook. "Kau senang sekarang? Kau selalu ingin bertemu ayahmu, kan?"
Bocah itu mengangguk. "Ayah jangan pergi lagi,"
"Tidak akan. Ayah tidak akan pergi lagi. Ayo kita bahagia bersama!"
***
"Kau tahu, Jung, aku jadi bingung sendiri dengan diriku."
"Kenapa?"
"Aku adalah dokter, tapi disini, aku malah mengobati anak-anak yang menjadi preman kampung."
"Aku juga menjadi salah satu tenaga medis bantuan di penjara. Untung saja aku sering melihatmu bekerja."
"Kenapa kita jadi seperti ini? Kenapa warna kita terlihat kabur?"
"Tidak juga, bukankah hitam ditambah putih akan menjadi abu-abu?"
"Kau benar juga. Kalau begitu ayo tidur!"
"Hmm, ayo!"
FIN.
15 March 2018
***
Epilog yang sangat tidak jelas, wkwkwkwk. Makaseh udah mau baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grey ✔
FanfictionWas #54 jk Kisah ini dimulai dengan dua orang dari dunia berbeda yang bertemu karena takdir. Sang Penyelamat dan Sang Pelenyap, jatuh cinta karena panah cupid yang salah sasaran. "Bukankah sudah jelas jika aku di sisi putih, dan kau di sisi hitam...