Grey 4 : Byuntae-nim

4.5K 650 11
                                    

Jeon Jungkook tersenyum manis. Di sebelahnya, Kang Gyeoul sedang tertidur pulas di atas meja tamu berbantalkan kedua tangannya sendiri. Jungkook tidur menyamping di atas sofa dengan tangan yang menumpu di pelipisnya.

Tadi setelah ia minum obat penambah darah dari Gyeoul, ia dan gadis itu mengobrol panjang lebar atau boleh diralat—perdebatan panjang. Awal mula perdebatan mereka hanyalah karena hal sepele yaitu Jungkook tidak mau tidur di kamar tamu.

Pria itu tentu punya alasan tersendiri. Ia tidak tega kalau Gyeoul membersihkan kamar tamu yang sudah seperti gudang itu sendirian. Jungkook masih punya hati untuk tidak membiarkan wanita yang telah susah payah menolongnya kelelahan.

"Kau cantik," gumam Jungkook sambil tersenyum-senyum.

"Sepertinya aku menyukaimu." monolognya.

"Selamat tidur, Dokter Kang."

***

Gyeoul mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan diri dengan cahaya. Ia merasa seluruh tubuhnya remuk. Ah tentu saja, semalaman tidur dengan posisi terduduk, itu sungguh sangat tidak nyaman.

Ia mendongak, sedikit terkejut karena pemandangan tidak biasa di depannya. Seorang pria dengan wajah yang luar biasa tampan sedang tertidur pulas di hadapannya, diatas sofa di ruang tamunya.

Semalam ia tidak bisa terlalu memperhatikan paras menawan Jeon Jungkook. Ia terlalu panik melihat luka di tubuh pria itu dan juga terlalu kesal karena Jungkook yang menolak untuk tidur di kamar tamunya.

Memang benar, akan butuh waktu dan sangat melelahkan jika semalam ia membereskan kamar tamunya. Karena, ya ... tempat itu sangat amat berantakan. Jangan salahkan dirinya, ia tinggal sendiri dan selama ini yang menginap di tempatnya paling hanya teman wanitanya, tidak pernah ia membiarkan seorang pria pun menginap di tempatnya.

Karena itulah, ini sesuatu yang sangat tidak biasa yang ia lakukan. Entah karena memang rasa iba kepada pria yang tengah mendengkur halus di hadapannya, ia membiarkan seorang Jeon Jungkook yang notabene adalah pria asing untuk menginap di tempatnya.

Sebelumnya sudah ku bilang bukan, menyelamatkan orang adalah tujuan hidup dari seorang Kang Gyeoul. Ia tidak akan membiarkan orang yang terluka pergi begitu saja.

Gadis itu meneliti wajah Jeon Jungkook. Matanya, hidungnya yang mancung dan cukup besar, rahangnya yang tegas, kulitnya yang bersih. Ah, pria ini begitu menawan.

Pergerakan kecil dari Jungkook membuyarkan imajinasinya. Pria itu perlahan membuka matanya.

"K-kau sudah bangun?" tanya Gyeoul sedikit kikuk.

Jungkook menggeram kecil, pria itu merenggangkan tubuhnya. Ia mengucek kedua matanya sebelum menatap Gyeoul dan tersenyum. "Hmm, selamat pagi," sapanya hangat.

Gyeoul tersenyum. "Selamat pagi," balasnya. Mereka bertatapan sejenak, saling memperhatikan bagaimana wajah satu sama lain. Dan sial bagi Jungkook, dia begitu terpesona dengan muka bantal gadis di hadapannya. Entah kenapa, begitu menggemaskan dan natural.

"Kau ingin mandi?" Satu pertanyaan dari Gyeoul sukses membuyarkan kekagumannya.

Jungkook mengangguk. "Tapi aku tidak punya baju ganti," ujarnya.

Gyeoul mengerutkan keningnya. Berpikir. "Sepertinya aku punya beberapa baju yang terlalu besar, mungkin cukup untukmu." Dokter itu pun berdiri dan melangkah pergi menuju kamarnya. Namun, baru selangkah, Jungkook membuka mulutnya.

"Lalu yang lain?"

Gyeoul menoleh ke arah pria itu. "Yang lain? Maksudmu?" tanyanya heran.

Jungkook menegakkan tubuhnya. Sedikit meringis saat rasa sakit di perutnya kembali datang. "Yang lain," ulangnya. "Seperti celana, dan kau tahu ... dalaman?" Jungkook tersenyum menggoda.

"Apa?!" pekik Gyeoul. "Ya Tuhan, Jeon Jungkook-ssi. Kau ternyata begitu tidak sopan! Tidak tahu malu!" kesalnya. Wajah Gyeoul menjadi merah padam karena menahan kesal dan malu.

Jungkook terkekeh. "Oke, maaf. Sepertinya aku tidak perlu mandi. Hanya mungkin aku butuh kaos, karena kau tahu, kan? Kemejaku robek."

Gyeoul menghela napas mencoba tenang. "Baiklah. Tunggu sebentar, aku akan mengambilkannya untukmu." Gadis itu melanjutkan niatnya mengambil pakaian untuk Jungkook.

Di belakangnya, Jungkook hanya tersenyum manis melihat tingkah gadis yang baru saja dikenalnya kurang dari 24 jam. Beberapa saat kemudian, Gyeoul pun kembali dengan membawa sebuah kaos putih yang terlihat cukup besar.

"Ini," ujar gadis itu sambil menyerahkan kaos yang dibawanya.

Jungkook menerima kaos itu, "terima kasih." Jungkook melirik Gyeoul yang masih berdiri di hadapannya. "Kau tidak pergi?"

"Huh? Memangnya kenapa?"

"Apa kau mau melihatku berganti pakaian? Aku tahu tubuhku bagus dan wajahku mempesona. Tapi tetap saja, akan sangat tidak pantas kalau seorang gadis melihat pria berganti pakaian, bukan?"

Pipi Gyeoul memanas mendengar penuturan frontal Jungkook. Ya Tuhan, memang siapa yang ingin melihat lelaki itu berganti pakaian?

"A-apa maksudmu? Aku tidak bermaksud melakukannya. Lagipula, kau kan bisa berganti pakaian di kamar mandi," elak Gyeoul.

"Dengan luka seperti ini?" Jungkook menunjuk perutnya. "Apa kau bercanda, Nona Dokter? Jika lukaku terkena air bagaimana?"

"Baiklah, baiklah, aku akan pergi." Gyeoul membalik tubuhnya dan berjalan cepat menuju kamar. Pipinya masih terasa sangat panas. Ouh, sepertinya ia menolong pria yang salah. Jungkook sangat mesum tapi sialnya sangat tampan!!

Gyeoul menutup pintu kamarnya. Gadis itu masih setia berdiri di balik pintu. Ia menyandarkan punggungnya di pintu berwarna putih itu. Gyeoul menangkup kedua pipinya yang semerah tomat. "Ya Tuhan, apa itu tadi? Tolong maafkan hambamu ini. Oh, telingaku sudah tidak suci!"

Di depan sana Jeon Jungkook masih berkutat dengan pakaiannya. Ia sedikit kesusahan membuka kemejanya. Untung saja jas yang dikenakannya tidak terkena peluru. Ia mengganti pakaiannya dengan kaos.

Beberapa menit kemudian, Gyeoul keluar dari kamarnya dengan keadaan yang lebih baik. Sepertinya gadis itu habis mandi. "Kau sudah ganti baju?"

"Ck, kaosmu ini terlalu kecil. Lihat, sangat ketat," protes Jungkook.

"Badanmu saja yang terlalu besar."

"Tapi kau suka melihatnya, kan?" goda Jungkook.

"MESUM! ENYAHLAH KAU!!!"

Jungkook tertawa lebar walau masih sedikit meringis. Dan saat itu Gyeoul tahu, dia telah menolong pria yang salah.[]

***
Terima kasih udh baca :)

Grey ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang