Ulah Para Pelakor

2.1K 321 111
                                    

Hari ini Daniel banyak murung. Seongwu nggak tau apa yang mengganggu pikiran suaminya, tapi dia berusaha untuk menahan mulut biar nggak bertanya aneh-aneh.

"Papa Bear mau peluk Mama Bear boleh?" Daniel bergelung di samping Seongwu yang sedang menjahit celana bola Woojin.

"Pake nanya lagi nih babon. Ya boleh lah!" Sahut Seongwu sewot.

Daniel cuma ketawa pelan lalu memasukkan kepalanya di antara tangan Seongwu.

"Ya kagak disitu juga, Beh. Ini aku lagi jaitin celana woojin, nanti kamu ketusuk loh. Heran deh tu anak pedangnya tajem kali ya? Masa robek di selangkangan mulu sih?!" Gerutu Seongwu.

Daniel ngakak kenceng begitu mendengar keluhan istrinya. Dia lalu bangkit untuk mensejajarkan wajah mereka.

"Woojin kan nurun dari aku. Ya pasti tajem lah pedangnya," sahut Daniel.

Seongwu dengan beringas menampar pantat suaminya. Dia melotot galak sambil menghentak jarum jahit ke gulungan benang.

"Maksud kamu punya aku tumpul gitu?" Mata Seongwu menyalak.

"Ya emang kan. Udah tumpul, kecil pendek, harus dilindungi banget kamutuh mama bear," ujar Daniel sambil membawa istrinya kedalam dekapannya.

Seongwu cuma berdecak malas tapi dia ikut memeluk batang tubuh Daniel. Dari tadi pagi dia sudah merasa ada yang tidak beres dengan suaminya.

"Papa bear, tell me honestly. Kamu kenapa hmm?" Tanya Seongwu lembut. Dia membelai pelipis Daniel penuh kasih sayang.

"Kamu nggak marah sama aku?" Tanya Daniel balik. Seongwu berhasil menukikkan alisnya tanda tak paham.

"Itu yang semalem," bisik Daniel sambil menunduk.

Ah... itu toh.

Seongwu tersenyum lembut sambil membelai pipi gembul Daniel. Dia bergerak semakin dalam pada pelukan Daniel.

"Soal mantan kamu yang halusinasi?" Tanya Seongwu pelan.

Daniel mengangguk lemah. Dia mengusak leher Seongwu seperti kucing kecil. Seongwu terkekeh sedikit lalu membelai rambut-rambut Daniel penuh sayang.

Jadi ceritanya, semalam di grup chat sekolah, ada mantan Daniel yang tiba-tiba mulai kegatelan dan nanya-nanyain Daniel di grup sekolah. Parahnya, Seongwu ngeliat semua chat itu karena emang hp Daniel lagi nyala di meja atas meja makan. Daniel merasa bersalah karena dia sempat meladeni beberapa kali meski niatnya bercanda.

"Kan bukan salah kamu. Kamu juga nggak tau itu cewe jadi gila gara-gara kamu tolak," kata Seongwu tenang.

"Tapi kan tetep aja aku ngerasa bersalah. Aku khawatir ini juga bakal ngeganggu kamu,"

Seongwu menggeleng. Dia menaruh telunjuknya di bibir Daniel.

"Ya terus what is wrong, aya naon sih? Kamu kan udah jadi milik aku sekarang. Nah gini aja, aku tanya, kamu cinta sama aku gak?"

"CINTA LAH! PAKEK NANYA LAGI INI ENYAK"

Seongwu melompat sedikit saking kagetnya. Untung nggak ngedubrak kayak Taemin :")

"NAH YAUDAH BABEH!! AING GE TEU PEDULI KU SI ETA! DA AING MAH PERCAYA MANEH CINTA KU AING, KARENA AING GE CINTA KU MANEH! (Yaudah babeh, aku juga ga peduli sama si dia. Aku mah percaya kamu cinta ke aku, karena aku juga cinta ke kamu)" Seongwu balas berteriak.

Daniel akhirnya tersenyum kecil. Dia memeluk Seongwu semakin erat. Sesekali juga turut menanam beberapa kecupan kecil di seluruh permukaan wajah Songwu.

"IYUH MAMA! PAPA! UDAHAN DONG CIYUM CIYUMNYA! MAMA BURUAN CELANA BOLA UJIN MANA? MAU MAIN BOLA NIH!!"

🏘🏘🏘

Pohon Cemara TulipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang