Tanto tiempo disfrutamos este amor
(Begitu banyak waktu kita untuk mnikmati cinta ini)Nuestras almas se acercaron tanto asi
(Jiwa kita begitu dekat)Que yo guardo to sabor
(Aku menyimpan sebuah rasa)Pero tu llevas tambien sabor a mi
(Tapi kamu juga memiliki perasaan untukku)-Kyungsoo part on Sabor a Mi
*****
Part 1
Seberkas cahaya matahari menyusup dalam gelapnya sebuah kamar. Memantulkan sinarnya pada sesosok tubuh berkulit putih yang masih terlelap. Wajah tampannya terlihat sayu dan kuyu ketika tidur.
"Hnn..." dia mengerang tatkala cahaya matahari menembus kelopak matanya yang masih terpejam. Tubuhnya menggeliat, berbalik badan dan mengambil apa pun di sekitarnya untuk menutup kepalanya dari serangan fajar. Ia melanjutkan tidurnya tenang, bersamaan dengan itu muncul lelaki lain yang memandanginya dengan semburat senyum pasrah.
Dengan langkahnya yang santai, ia mendekati pria bertubuh lebih tinggi darinya yang masih tergolek di atas ranjang. Ia duduk di pinggir ranjang sembari memunguti pakaian-pakaian yang berserakan di lantai.
"Tuan Park... mau sampai kapan kau mau terus tidur, hmm?" ujarnya sambil merapikan pakaian kotor yang ia dapat. Namun, tak ada jawaban. Lelaki bernama Park Chanyeol itu masih lelap. "Kau akan kehilangan sarapan pagimu kalau kau tidak mau bangun." Ia memperingatkan, kemudian bangkit dari sana dan menyibak gorden dengan kasar.
"Ngg..." kini ia bersuara. Tetapi tubuhnya tidak bergerak sedikitpun. Lelaki bertubuh kecil di sana mulai merasa gemas dan berlari naik menabrakan tubuhnya di atas lelaki pemalas itu. "Yak!! Bangun!!" omelnya.
Mendapati serangan berat badan yang cukup mengejutkan, lelaki bertubuh tinggi itu pun mengaduh. "Auh! Soo!!" rengeknya. Ia melemparkan bantal di atas wajahnya dengan malas.
"Bangun!" lelaki bertubuh lebih kecil itu masih memaksanya. "Bukankah hari ini kau mau meeting dengan Junmyeon hyung?"
"Memangnya sudah jam berapa?" suara paraunya bertanya malas.
"Sudah jam 7,40."
Lelaki itu mengucek matanya, tubuhnya belum mau bergerak seolah sebagian nyawanya belum terkumpul.
"Ayo, cepat!" lelaki kecil itu menarik selimut di badannya lalu melipatnya. Tetapi Chanyeol tetap saja bergeming di tempat tidur. Dipandangnya lelaki tinggi itu hingga ia harus menghela nafas, diputuskannya untuk memberikan ultimatum andalannya. "Baik. Kalau dalam 10 menit kau belum siap untuk sarapan, tak ada ciuman selamat pagi."
"Ugh!" lelaki tinggi itu terkesiap, matanya terbuka lebar. "Jangan itu!" rengeknya, "Oke! Oke!!" dia pun bergegas ke kamar mandi tanpa menghiraukan sekitarnya.
Sementara lelaki kecil yang tengah berdiri di sana hanya bisa tertawa kecil.
****
"Aku berangkat..." lelaki tinggi itu mengapit tas kulitnya dan mengambil jasnya yang tersangkut di kursi. Mulutnya masih penuh dengan sarapan pagi, namun ia sadar ia harus segera pergi. Lelaki kecil di depannya pun ikut bergerak mengantar kepergiannya hingga pintu depan.
"Pulang jam berapa?" tanyanya.
"Setelah meeting dengan Junmyeon hyung, aku akan ke kota X untuk melihat lahan proyek." Jelasnya yang kini sibuk memakai sepatu, "Ah, mungkin pulang jam 9 malam." Katanya berbalik. Berdiri menghadap lelaki kecil di depannya. Senyumnya terkembang. Lelaki kecil di depannya mengangguk lalu membenarkan dasi di dada pria itu. "Kabari aku."