Part 6
Sudah dua hari sejak kejadian itu. Setelah mendengar permintaan dari Chanyeol yang memintanya untuk tutup mulut, perasaan Sehun menjadi tidak menentu. Dipandangnya Kyungsoo yang sedang sibuk di dapur membantu meracik bumbu dengan para koki. Sosok dan kepribadiannya yang ramah membuat orang menghormatinya. Tak terkecuali Sehun.
Baginya, Kyungsoo sudah seperti kakak kandungnya sendiri. Ia ingat bagaimana dulu Kyungsoo sangat memperhatikanya dan mau menerimanya bekerja di sini. Ia bahkan memahami kebutuhannya akan uang untuk biaya sekolahnya. Kyungsoo pun sering membantunya belajar hingga tengah malam jika keesokannya ia ujian. Kyungsoo sudah seperti menjadi penyelamat baginya dan keluarganya.
Walaupun Sehun belum paham mengenai cinta antara dua insan. Tetapi Sehun mengerti bahwa ketika seseorang mulai berbohong, saat itu pulalah kepercayaan akan cintanya dipertaruhkan. Dan Chanyeol kemarin sudah mempertaruhkan cinta Kyungsoo untuk seseorang yang lain. Sama seperti awal bagaimana Ayahnya menyembunyikan cinta lain dari Ibunya. Hingga keduanya memutuskan berpisah.
Sehun menghela. Tetapi entah kenapa dia menurut pada Chanyeol. Apakah Sehun mengerti bahwa mungkin Kyungsoo akan tersakiti?
*****
"Kenapa kau tidak pernah puas membuat kami cemas, Baek?" Tao menghela nafas pendek.
Baekhyun kini dirawat di rumah sakit karena kelelahan dan kekurangan cairan. Tentu saja dia kelelahan, karena sudah lima belas hari lamanya dia memaksakan diri berdiri tanpa menghiraukan makan dan minum.
"Aku rasa kau harus menyerah sekarang, Baekhyun-ah..." suara Tao melembut.
"Walau pun aku ingin, tapi aku tidak bisa Tao..." ujarnya dengan suara yang parau.
"Apakah bersama dengan pria itu benar-benar bisa membuatmu bahagia?" Kai bersuara.
Baekhyun tidak menjawab, dia menoleh ke arah Kai. Matanya yang berairlah yang menjawab semua keraguan Kai.
"Jangan begini, Baek..." lirih Kai.
"Jika aku bisa memilih, aku tidak mau melakukan ini semua. Aku tahu ini konyol, aku tahu ini semua sia-sia belaka. Tapi hatiku tak bisa membohongi diriku sendiri, bahwa aku sangat mencintainya. Berapa kali pun aku mencoba menepisnya, ingatan masa laluku seolah menahanku dan menyuruhku untuk tetap mengejarnya." Airmata kini jatuh di pipi pucat Baekhyun.
Tao dan Kai hanya bisa membisu.
"Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, kenapa harus aku? Kenapa harus selalu aku yang merasakan ini? Kenapa hanya aku yang mengingatnya? Jika aku bisa memilih aku ingin melupakannya dan mencari cinta yang baru. Tapi..." Baekhyun mencoba mengatasi isaknya, ".... Kenapa harus aku yang selalu mengejarnya....hiks...."
"Sudah..." Kai memeluk kepala pemuda itu erat. Ia kemudian melirik Tao yang tertunduk, tidak bisa berkata apa pun.
Mereka tak sadar bahwa di belakang pintu ruangan tersebut, sosok tinggi Chanyeol mendengarkan semuanya. Segalanya tentang kepedihan yang Baekhyun rasakan. Entah mengapa ia menjadi sangat bersalah.
*****
Kyungsoo akhir-akhir ini menjadi sering melamun. Bahkan ketika berada di tempat kerja. Biasanya pria itu akan menjadi serius ketika berhadapan dengan pekerjaannya. Semua orang di sana mengetahui betapa Kyungsoo mencintai pekerjaannya lebih dari apa pun. Siapa pun tahu bagaimana dedikasi seorang Kyungsoo untuk tetap berpegang teguh pada kecintaannya pada pekerjaannya sebagai seorang koki.
Namun hal itu akhir-akhir ini terlihat meredup. Tidak ada gairah di dirinya ketika memasuki dapur. Kyungsoo lebih sering terlihat mengurung diri di ruangan kantor mungilnya di lantai dua ketimbang mengurus resep seperti yang biasa ia lakukan.