Icha panggilannya. Dia cewek yang super culun dan tak mengerti apa-apa soal pergaulan, apalagi pergaulan bebas. Tantenya yang bernama Wati, mencegatnya di depan pintu waktu dia hendak siap-siap turun sekolah.
"Cha, Cha, tunggu!"
Icha menoleh. "Eh, Tante Wati. Icha mau turun sekolah, Tante. Hari ini, kan, hari pertama Icha di kelas 10."
"Aduh, Icha Sayang, kenapa rambutnya masih dikepang dua begini, sih?" Tanya Tante Wati sambil memegang-megang ujung kepangan rambut Icha itu. "Kan udah Tante bilang tadi malam, rambut Icha harus diurai."
"Untuk sementara nggak papa, kok, Tan. Icha punya cara sendiri buat ikutin instruksinya Tante."
"Icha yakin itu bisa berhasil?"
Icha tersenyum manja. "Yakin, dong, Tan. Icha, kan, cantik, seperti yang Tante bilang."
Wati tersenyum lalu mendadak malah celingak-celinguk. "Tadi kamu sudah pamitan sama Mama?"
"Sudah, dong, Tan." Icha tersenyum dan meraih tangan tantenya untuk disalimi dan dicium, tapi Wati malah menjauhkan tangannya seolah menolak.
"Tar dulu, Icha. Ada yang mau Tante omongin sama Icha."
"Ya udah, buruan, Tan, nanti Icha bisa telat, nih."
"Tadi Mama pesan apa?"
"Jangan deket-deket sama cowok."
"Jangan dengarin Mamamu!" Wati menggelengkan tangannya. "Icha harus ingat kata-kata Tante tadi malam. Icha memangnya mau kayak Tante gini yang udah lima belas tahun belum bisa hamil. Icha harus mulai belajar pacaran. Jangan jadi culun terus, dong. Icha ini, kan, cantik. Pasti nanti banyak cowok yang suka sama Icha."
Icha mengangguk-angguk. Dia menunggu kalimat Tante Wati selanjutnya.
"Dulu Tante juga culun kayak Icha. Akhirnya apa, Tante malah nggak bisa hamil-hamil sampe sekarang."
"Jadi orang culun nggak bisa hamil, ya, Tan?"
"Iya."
Dengan tampang polosnya, Icha bertanya lagi. "Kok bisa gitu?"
"Jadi cewek culun itu nggak enak, Cha. Nggak bakal ada cowok yang mau deketin Icha. Kalo udah nggak ada yang mau deketin, gimana bisa hamil, ya, kan!"
Icha mengangguk paham. "Terus gimana caranya, Tan, supaya bisa hamil? Icha nggak mau selamanya nggak bisa punya anak."
"Bikin cowok yang Icha suka mau meluk Icha."
"Memangnya dulu waktu masih muda, nggak ada cowok-cowok yang mau meluk Tante Wati, ya?"
Tante Wati menggeleng. "Iya. Makanya Icha nggak boleh jadi cewek culun. Icha harus bisa punya pacar supaya Icha bisa hamil."
"Ok, Tan. Makasih, ya. Icha bakal ikutin saran-saran dari Tante tadi malam. Icha sayang Tante Wati." Icha kemudian memeluk tantenya sambil tersenyum-senyum.
Dia membayangkan menjadi cewek yang seutuhnya yaitu bisa hamil. Dia tidak mau mengalami keadaan yang pahit seperti yang dialami oleh Tante Wati. Seketika hasrat yang kuat timbul di dalam batinnya.
"Icha pengen hamil." Gumam Icha pelan, pelan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masih SMA Kok Pengen Hamil?
Teen FictionUPDATE TIAP JUMAT [Baca cepat di Karyakarsa] "Tante bilang kehamilan adalah sebuah cara untuk menjadi wanita seutuhnya. Sejak saat itu aku pengen hamil dan melakukan segala cara agar bisa hamil meski aku sendiri masih SMA kelas 10, pastinya belum me...