13 - Debat tentang kehamilan

9.9K 369 40
                                    

Kata mamanya, nonton film Indo, film barat atau film Korea bisa bikin dia menghamili anak perempuan orang.

🚼🚼🚼

Tentu saja Adly terkejut mendengar Icha minta dihamili. Kalau cowok lain, cowok normal maksudnya, pasti akan dengan senang hati menerima permintaan itu. Untungnya Adly hanya tahu penyebab kehamilan adalah dengan menerima cinta yang dia ungkapkan. Bukan karena berhubungan badan.

"Apa, Cha? Adly nggak salah denger?"

Icha menggeleng manja sambil menguncupkan bibirnya yang mungil itu. "Iya, Dly, Icha serius. Adly mau, kan, hamilin Icha! Katanya Adly suka sama Icha. Berarti mau, dong, kalau hamilin Icha biar Icha jadi cewek yang seutuhnya."

Adly semakin bingung. Matanya melebar. Belum pernah sekali pun dia mendengar ada cewek yang minta dihamili. Di film-film kartun juga belum pernah ia temukan. Jangan tanyakan film-film selain kartun kepada Adly karena mamanya melarang dia untuk menontonnya. Kata mamanya, nonton film Indo, film barat atau film Korea bisa bikin dia menghamili anak perempuan orang. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Bagaimana penjelasannya? Tanyakan saja pada mamanya Adly.

"Coba ulangin sekali lagi, Cha! Gue masih nggak percaya, nih!"

"Hah, Adly masih nggak percaya?" Icha makin erat memegang pundak Adly, berharap Adly segera memeluknya, bukan sekadar rangkulan di pinggang. "Iya, deh, Icha ulangin. Icha bakal terima cintanya Adly asalkan Adly bisa hamilin Icha. Gimana masih belum percaya juga?"

"Bukannya nggak percaya, sih, Cha," ungkap Adly. "Tapi hamil itu, kan, gampang aja. Lo tinggal nerima-"

Mendadak wajah mamanya muncul di dalam kepala. Sabda-sabda pun berserakan bak pakaian kotor yang belum dicuci.

Ingat, Dly! Adly nggak boleh sampe nembak cewek karena kalo sampe cewek itu nerima cintanya Adly, berarti Adly telah menghamili anak perempuan orang.

Tapi kalo sampe Adly terlanjur ngungkapin cinta Adly ke cewek, usahakan agar dia nolak cintanya Adly.

Pokoknya usahakan. Jangan sampe dia nerima! Memangnya Adly sudah siap punya anak? Punya anak itu susah, Dly. Diusia muda Adly harus banting tulang peras keringat kerja buat beli susu anak. Belum lagi kalo tengah malam dia rewel. Belum lagi ganti popoknya. Belum lagi makannya, pipisnya, pupnya, memangnya Adly sudah siap untuk itu?

Usahakan agar dia nolak Adly.

Ingat, Dly! Sekali lagi mama ingatin, jangan nembak cewek. Nanti dia bisa hamil.

Adly langsung melepas rangkulannya di pinggang Icha. Petuah-petuah mamanya itu sungguh bagaikan kalimat dukun beranak yang menghantui ibu-ibu bersalin. Dia menatap Icha tajam dan segera melepas tangan-tangan Icha di pundaknya.

"Plis, Cha, lupain aja yang tadi, ya!" Katanya getir. "Jangan sampe Icha nerima cintanya Adly. Ini demi kebaikan kita bersama, Cha."

Icha merengut. "Kenapa, Dly? Adly nggak sanggup nurutin maunya Icha? Adly gimana, sih, katanya suka sama Icha, tapi kenapa menuhin syarat aja nggak sanggup? Plis, Dly, hamilin Icha! Icha pengen jadi cewek yang sempurna, cewek seutuhnya. Plis, Dly!"

Adly menggeleng yakin. Matanya terbuka-tertutup. "Jujur, Cha, Adly memang suka sama Icha sejak pertama kali lihat Icha di depan gerbang. Adly sayang sama Icha, tapi kita nggak bisa menjalin hubungan ini, Cha. Ini terlarang. Pokoknya plis, jangan terima cintanya Adly, ya!"

Dari cemberut, kini wajah Icha mendadak sangar. Dia seperti ingin menjambak bulu kaki orang. "Icha nggak bakalan nerima cintanya Adly kalau Adly nggak mau hamilin Icha. Itu syaratnya, Dly. Adly gimana, sih, kok, nggak ngerti-ngerti?"

Adly mendesah dan berusaha memberikan penjelasan. "Cha, dengerin Adly baik-baik. Kalo Icha nerima cintanya Adly tadi, Icha pasti hamil. Nah makanya Adly nggak mau kalo Icha nerima itu."

"Hah! Justru kalo Adly meluk Icha, baru Icha bisa hamil. Makanya Icha ngasih syarat begitu tadi."

Adly tak acuh dengan kata-kata Icha barusan. Baginya itu tak masuk akal. "Sudahlah, Cha, pokoknya Icha jangan terima cintanya Adly, ok!"

"Tapi Adly harus tetap tanggung jawab karena Adly sudah hamilin Icha." Bentak Icha tak terima. "Adly sudah meluk Icha waktu gendong Icha pingsan. Icha sekarang ini pasti hamil, Dly."

Adly ternganga. "Adly hamilin Icha? Tapi, kan, Icha belum nerima cintanya Adly tadi. Kok bisa hamil? Lagipula, sebenarnya yang gendong Icha pas kemarin itu bukan Adly, kok, tapi-"

Adly tak sadar mengucapkan itu. Seharusnya dia merahasiakan hal ini. Namun apa daya bubur sudah habis dimakan buat sarapan tadi pagi. Semua sudah terlanjur.

"Maksud Adly apa?"

"Eng, anu, Cha, itu-"

"Jadi siapa yang gendong Icha kemarin kalo bukan Adly?"

Adly langsung salah tingkah. Ingin sekali dia menampar bibirnya sendiri yang sudah keceplosan bicara itu.

"Jawab, Dly! Siapa?"

Adly tak mampu bicara.

"Ok, nggak papa kalo Adly nggak mau jawab. Yang jelas tadi Icha lihat sendiri kalo Adly yang gendong Icha ke UKS ini waktu jam istirahat. Adly meluk Icha. Icha hamil. Adly pokoknya harus tanggung jawab."

"Nggak, Cha, itu nggak mungkin."

"Pulang sekolah ini Icha mau beli test pack lagi. Kalau terbukti hamil, pokoknya Adly harus jadi pacar Icha."

"Icha nggak mungkin hamil karena Icha belum nerima cintanya Adly."

"Icha pasti hamil, Dly. Tadi jelas-jelas Icha ngeliat Adly meluk Icha erat banget."

Adly bergumam dalam hati. Kalau Adly terus berlama-lama dalam debat tentang kehamilan kayak gini, bisa-bisa Icha beneran nerima cintanya Adly nanti dan Icha bisa bener-bener hamil. Wah, gawat! Adly harus segera pergi dari sini.

"Sudah, Cha, pokoknya Icha jangan pernah nerima cintanya Adly. Maaf, Cha, Adly pergi dulu. Semoga Icha cepat pulih kembali karena pingsan tadi."

"Tapi, Dly-" Teriak Icha. Dia masih tak terima dengan semua ini.

Dia berteriak lagi ke arah Adly yang kini telah mencapai pintu. "Pokoknya nanti Icha beli test pack. Besok Icha kasih lihat hasilnya sama Adly. Adly harus tanggung jawab."

Ruang UKS seketika hening.

Tanpa Icha sadari ternyata sejak tadi ada yang telah menguping obrolan mereka tentang kehamilan. Orang itu pun pergi setelah melihat Adly sudah menjauh. Dia terkekeh-kekeh.

Masih SMA Kok Pengen Hamil?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang