chapter 6

16 3 0
                                    

Dia berjalan menuju ruang demi ruang kelas, angin yang menghembuskan rambutnya dan tas yang berwarna hitam yang ia rangkul membuat para wanita melihatnya menganga.

Ya tuhan gantengnya dia, bisa aku memilikinya?
Boleh minta nomor whatsapp nya?
Pangeran dari negeri mana nih? Ganteng bener
Maukah kau jadi calon suamiku?
Omg... ganteng nyaaaa

Begitu ucapan yang keluar dari mulut para wanita yang melihat ketampanannya. Ya dia adalah gibran

"Gib? Ini kamu? Buset dah, kamu kalo dilihat ganteng juga ya" kata pia sambil memegang kedua pipinya gibran

"Aku emang ganteng dari lahir kali, rizky aja kalah gantengnya" ejek gibran

"Ehh sembarangan ya, gitu gitu dia milik aku tau" kesal pia

Syifa, gita, utami lalu datang menghampiri pia dengan gibran.

"Pia, dia siapa? Ganteng banget pi" melelehnya utami sih rempong

"Subahanallah ciptaanmu tuhan, ganteng ya" kata syifa

"Ganteng ya? Ganteng sih ganteng" kata gita

"Ganjen kalian ya, kenalin nih dia gibran sahabat aku kecil dulu. Sekarang dia sekolah sini dan dia sekelas kita" jelas pia

"Good job, bisalah dia jadi anu.....?" Utami tidak meneruskan pembicaraannya

"Anu apa? Jangan macam macam ya tam, dia sekarang sahabat kita bukan apa apa" kata pia

"Udah udah ah ngapain di diributin sih, masuk kelas dulu aku duduk dimana? Sama siapa?" Tanya gibran

"Bareng aku aja" kata utami
"Aku aja" kata gita
"Astaghfirullah ga boleh gitu tami, gita." Sambung syifa

"Aku duduk disana aja sendiri ga papa kok" kata gibran menunjuk ke arah bangku kosong disana.

***

Syifa tengah asyik membaca buku di taman dekat sekolah, ya dia anak yang terkenal kepintarannya dan alimnya. Lagi asyik asyiknya membaca di dapati gibran yang sedikit mengganggung syifa.

"Hey, syifa kan? Maaf nih aku ganggu sebentar ga pa kan?" Gibran datang lalu duduk di sebelah syifa

"Oke" kata syifa

"Kamu kan sahabatnya pia, kamu pastinya tau kan pia sekarang pacaran sama siapa?" Tanya gibran

"Rizky". Jawab syifa simpel

"Emang betul ya mereka pacaran? Aku kira pia cuma main main doang"

"Kenapa sih nanya mulu? Bukannya kamu juga sahabatnya?" Tanya syifa lagi

"Iya sih, tapikan aku juga suka sama dia" ceplos gibran

Syifa yang mendengarnya lalu terkejut heran melihat ke arah gibran dan lalu menutup bukunya

"Apa? Kamu gila ya? Jangan gara gara cinta persahabatan kalian hancur! Mikir dong gib" kata syifa kesal

"Iya aku juga mikir, tapi kan yang namanya cinta udah ga Bisa di paksain syif"

"Kamu boleh suka sama pia, tapi jangan sampe kamu ngancuri hubungan dia dengan rizky, ngerti!" Kata syifa sambil menunjuk nunjuk ke gibran

"Iya oke, aku akan setia nunggu dia, makasih atas waktunya syif" cengir gibran

Selangkah gibran pergi, syifa membuatnya berhenti berjalan

"Heh, remember! Dan satu lagi suka boleh tapi jangan mengemis cinta memang merendah tapi ga murahan" :)

"Oke ustadzah syifa"

***

"Wait!" Kata pia dari kejauhan dengan tangan serasa menyetop sesuatu yang ada di hadapannya

"Gue?" Kata ghafar

"Ya, eh far rizky mana? Dia pulang bareng gue kan?" Tanyaku

"Mana gue tau"

"Lah, kan lo sahabatnya masak sih ga tau dia ada dimana sekarang"

"Gue gatau piaaaaaaaaaaa nya rizky"

Oh sudahlah mungkin dia lagi bareng teman teman lain ataupun pergi ke lapangan basket buat latihan. Tapi apa mungkin dia bareng cewek lain? Gak. Gak. Gak mungkin

"Pi" kata gibran mendatangi aku yang lagi berdiri dari tadi

"Eh iya gib"

"Pulang bareng siapa? Ga bareng rizky?" Tanyanya

"Rizkynya entah kemana gib, mungkin lagi latihan basket"

"Bareng aku aja ya" tawar gibran

"Ga usah, entar aku merepotkan lagi" kataku segan

"Ayukkk"

Gibran lalu terus menarik tanganku tanpa mendengar jawaban dariku.

"Eh mau kemana kalian?" Tiba tiba rizky datang menghampiri kami berdua

"Loh ky? Bukannya kamu latihan basket?" Tanya ku heran

"Iya sih entar lagi, lagi break nih!"

"Eh kamu pulang bareng gibran?" Tanya rizky

"Iya".

"Ga usah biar bareng aku aja, masih ada waktu 30 menit lagi kok masih bisa nganter kamu nih." Kata nya sambil melihat ke arah jam tangan

"Tapi ky, gibran gimana?" Tanya ku melihat ragu muka gibran

"Udah dia suruh pulang duluan aja"

"Gibran maafin aku ya, lain kali aja ya" mohon pia

"Oke" gibran mengangguk kesal

"Kamu kenapa sih? Ga suka banget liat aku bareng gibran? Kamu cemburu?"

"Enggak" jawabnya singkat

"Terus apa? Kalo ga cemburu?

"Ga ada apa apa"

"Kok cuek sih? Ga seharusnya kamu bersikap kaya gini sama aku ky," pia melemas

"Iya aku minta maaf, sekarang pulang yuk"

"Ga mau, ngambek nih" cemberut pia

"Ih sayang, kalo kamu cemberut makin cantik deh, kaya selena gomez" hahaha

Pandainya dia membuatmu tersenyum kembali walaupun aku lagi marah padanya. Serasa dia adalah moodboster ku:*

"Gombal".

***

DOUBTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang