Part 9

497 58 23
                                    

Typo

-----

Nabilah pov

Setelah kejadian malam tadi aku hanya merenung didalam kamar sambil menatap langit yang nampak mendung sejak tadi ponselku berdering tanda adanya panggilan masuk namun aku tidak menghiraukannya untuk sesaat aku butuh ketenangan mengingat perkataan kak Melody semalem terus terngiang difikiranku

"Kakak beruntung punya orang orang yang masih peduli sama kakak... tapi kakak takut suatu saat nanti kalau kakak pergi... kakak gak bisa membalas semua kebaikan kalian terutama kamu de"

"Arrggghhhhhhhh... kak Melody kenapa ngomong kaya gtu sih... bikin gw takut aja deh" ucapku sambil mengacak ngacak rambutku

Tok... tok... tok...

"Masuk" ucapku sambil berteriak namun arah pandanganku masih terfokuskan ke arah luar jendela

"Non Nabilah kenapa kok teriak teriak"

"Eh pak Maman enggak kok... saya gpp... bp ada apa ke kamar saya" ucapku sambil beranjak menuju pak Maman yang berada di depan pintu kamarku

"Maaf non... saya kesini cuma mau kasih ini ke non Nabilah" aku langsung menatap pak Maman yang sedang berdiri didepan pintu sambil memegang amplop coklat ditangannya

"Punya siapa itu pak"

"Saya juga gak tau non... tadi waktu saya mencuci mobil non... saya menemukan ini dibawah bangku jok belakang" akupun langsung menatap amplop yang masih berada ditangan pak Maman

"Yaudah makasih ya pak"

"Iya non... oh iya ini kunci mobilnya.. kalau begitu saya permisi dulu masih harus beres beres dibawah"

"Iya pak.. sekali lagi makasih ya"

Setelah kepergian pak Maman aku langsung menutup pintu kamarku dan tak lupa menguncinya, dengan perlahan aku membuka amplop yang sedaritadi membuat aku penasaran... untuk sesaat aku terdiam pasalnya didalam amplop tersebut berisikan kaset DVD dan beberapa lembar kertas, akupun mengambil kertas tersebut dan membacanya... seketika aku membelalakkan kedua mataku saat aku membaca isi dari kertas tersebut

Klek...

Klek...

Klek...

"Si... siapa" ucapku sambil menatap pintu kamarku

"Ini papa sayang" sontak aku langsung memasukkan kertas tersebut dan berlari kedalam kamar mandi untuk meletakkan amplop tersebut tapi sebelumnya aku membasahi wajahku agar papa tidak curiga kepadaku

"Nabilah... kamu masih didalam kan sayang"

"Iya pah bentar" akupun langsung berlari kearah pintu kamarku dan membukanya secara perlahan

"Malam papa"

"Kamu kemana aja papa nunggunya sampe pegel tau gak"

"Hehe maaf pah... Ayu tadi lagi dikamar mandi cuci muka sama kaki kan abis beraktivitas jadi agak gerah"

"Gerah kok cuci muka sama cuci kaki emangnyan kamu mau tidur... kan bisa mandi gak usah kaya gtu segala"

"Hehe lagi males mandi pah"

"dasar kamu ini yaudah kalau gtu... papa boleh masuk gak nih"

"Bo... boleh lah pah... emang siapa yang ngelarang" ucapku sambil menggeserkan tubuhku dari pintu agar papa bisa masuk kedalam kamarku

"Kamu kenapa kok gugup gtu... kamu sakit"

"Eh... enggak kok pah.. Ayu cuma lagi cape aja.. kan papa tau sendiri kuliah Ayu lagi sibuk sibuknya"

Sahabat SementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang