Part 4

580 65 10
                                    

Typo

----

Dirumah yang sangat besar bahkan disekeliling nya dipenuhi oleh laki laki berbadan besar yang biasa kita sebut bodyguard sementara dari arah kamar yang bernuansa putih disertai dengan hiasan dinding yang dipenuhi dengan gambar gambar kelinci nampak seorang gadis terbangun dari tidurnya dia adalah Nabilah dengan wajah bantalnya serta matanya yang masih tertutup dia berusaha beranjak dari kasur king size nya untuk menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti saat mendengar suara benda terjatuh beserta bentakan tak jauh dari posisi kamarnya sontak Nabilah langsung membuka matanya lebar lebar dan berjalan ke luar kamar dan sedikit mengintip dibalik pintu kamarnya... pasalnya didepan kamar nya ada dua bodyguard yang sedang berjaga 

"APA MAKSUD KAMU GAK ADA AMPLOPNYA HAH"

"Ma... maaf tuan kemaren saya benar benar tidak menemukannya"

Amplop batin Nabilah kembali menatap kembali kearah dua laki laki dihadapannya yaitu sang ayah dan laki laki yang dia duga adalah Dyo

"SAYA GAK MAU TAU CEPAT KAMU CARI AMPLOP ITU KALAU PERLU SEKALIAN KAMU BUNUH WANITA ITU" sontak Nabilah langsung menutup mulutnya tak percaya mendengar ucapan dari sang ayah

"Ba... Baik tuan" ucap Dyo sambil menunduk dan berlalu meninggalkan Rama

"Tunggu" Dyo kembali menghentikan langkahnya dan berbalik menatap bos besarnya

"Saya dengar kamu kmaren berantem sama anak saya" Nabilah langsung menutup mulutnya tak percaya, ternyata kemaren itu adalah Dyo anak buah papanya sendiri

"Iya tuan... maaf kmaren anak bp yang membantu wanita itu"

"..."

"Ta... tapi saya gak menyakitinya kok tuan"

"Kalau sampai kamu menyakiti dia... kamu akan berurusan dengan saya"

"Ba... baik tuan"

"Sudah sana kamu pergi... lakukan tugas kamu selanjutnya"

"Siap tuan" Dyo langsung pergi meninggalkan ruang tamu bersamaan dengan Nabilah yang menutup pintu kamarnya secara perlahan lahan

Setelah menutup pintu kamarnya Nabilah menutup mulutnya tak percaya atas apa yang dikatakan ayah sekaligus orang tua yang selama ini dia sayangi, isakan kecil mulai terdengar Nabilah pun menjauh dari balik pintu menuju kamar mandi agar tak didengar oleh dua pengawalnya kalau dia sedang menangis. Didalam kamar mandi Nabilah menangis dan masih gak percaya atas perkataan ayahnya beberapa menit yang lalu, marah sudah pasti tapi dia gak berani melawan ataupun ikut campur urusan pribadi ayahnya dan detik itu juga dia berjanji akan membantu gadis yang disebut ayahnya tadi, Nabilah pun langsung menghapus air matanya dan mencuci wajahnya yang nampak memerah akibat menangis tadi, merasa lebih baik Nabilah keluar dari kamar mandi namun pada saat dia menyentuh knop pintu ingatannya kembali ke beberapa hari yang lalu 

Apa jangan jangan dia ngincar amplop itu

Seketika Nabilah teringat kata kata yang diucapkan oleh Veranda beberapa hari yang lalu

"Jangan jangan kak Ve tau soal ini... gw harus ketemu sama kak Ve sekarang mumpung hari ini free" ucap Nabilah langsung bergegas kembali kekamar mandi dan langsung membersihkan tubuhnya

*

*

*

"Kak Ve" nampak Nabilah menyembulkan kepalanya dibalik pintu ruang kerja Veranda, merasa ada yang memanggil Veranda langsung mengalihkan pandangannya dari berkas yang menumpuk diatas meja

"Eh dek ngapain disitu masuk sini"

"Kakak kayanya sibuk banget ya" ucap Nabilah sambil melangkah kearah meja kerja Veranda dan duduk dihadapannya

Sahabat SementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang