Part 1

1.1K 69 20
                                    

Typo

-----

"Serahkan berkas itu atau adik kamu satu satunya ini akan mati ditangan saya"

"Ja.... jangan... saya mohon.. jangan sakiti adik saya.. saya mohon"

"Sebegitu sayangnya kah kamu dengan anak ini" ucapnya sambil sedikit mendorong tubuh gadis kecil itu kepinggiran gedung

Saat ini posisi mereka berada di atas gedung dengan posisi seorang gadis sedang berlutut dihadapan laki laki paruh baya yang berdiri dihadapannya sambil memegang seorang gadis disampingnya

"Sa... saya akan kasih berkasnya ke om tapi... saya mohon lepasin adik saya... saya mohon om"

"ck... kamu fikir saya bodoh.... kamu fikir dengan kamu bilang seperti itu saya akan nurut gtu aja" ucapnya sambil mendorong lagi tubuh gadis kecil yang berada ditangannya sehingga membuat gadis kecil itu berteriak sambil menangis

"Kakak..... Zara takut.... hiks.... "

"Jangan takut ya dek... kakak ada disini..." ucap gadis itu sambil beranjak namun dengan gerakan cepat laki laki itu kembali menarik lengan gadis yang bernama Zara tersebut untuk menjauh dari posisi sang kakak

"Selangkah lagi kamu kesini... adik kamu akan tiggal nama"

"Om... sa... saya mohon jangan sakiti adik saya om... saya mohon... hiks..."

"Air mata buaya.... kamu sama orang tua kamu sama aja.... sama sama jago bersandiwara...   CEPAT SERAHKAN BERKAS ITU" bentaknya yang membuat gadis itu memejamkan matanya erat erat

"I.... ini yang om mau" laki laki itu menatap kearah tangan gadis tersebut yang menampakkan sebuah amplop coklat diduga itulah barang yang dia inginkan sedaritadi

"Good... itu yang saya mau daritadi... cepat serahkan itu ke saya" ucapnya sambil mengulurkan tangannya kearah gadis tersebut

"Jangan kasih kak.... Zara mohon...." gadis kecil yang bernama Zara itu menggeleng lemah sambil menatap wajah sang kakak

"DIAM !!!! cepat serahkan kesaya MELODY" bentaknya yang membuat gadis yang bernama Melody memejamkan matanya

"Lepasin Zara dulu om... saya akan kasih ini ke om.." laki laki itu menatap Zara lalu kembali lagi menatap amplop yang berada ditangan Melody

"Oke... kita jalan sama sama... saya hitung sampai tiga kita serahkan secara bersamaan" ucap nya sambil berjalan kearah Melody dengan sedikit menarik Zara... sesampainya dihadapan Melody sesuai kesepakatan mereka berdua laki laki itu langsung melepaskan Zara dan Melody menyerahkan berkas yang sedari tadi diperebutkan... Zara langsung berlari dan memeluk Melody sang kakak dengan erat

"Kamu gpp kan dek..." ucap Melody sambil meraba raba wajah sang adik... sementara sang adik hanya mengangguk dan kembali memeluk sang kakak

"SIALAN!!! kamu ingin bermain main dengan saya Melody HAH!!!" bentakan tersebut membuat Melody berbalik dan langsung melindungi Zara dibalik tubuhnya

"Imel gak akan nyerahin itu ke om... karna Imel tau selama ini om sudah menyalahgunakan uang perusahaan yang papa bangun selama ini"

"Oh.... jadi kamu menuduh om melakukan ini smua IYA..." laki laki itu hanya tersenyum sambil merogoh saku celanya dan mengeluarkan sebuah benda yang membuat Melody membelalakkan kedua matanya

"Om..."

Ckrekk...
Ckrekk...

Suara pistol yang berada ditangan laki laki tersebut iya laki laki paruh baya itu mengeluarkan pistol dibalik saku celananya

Sahabat SementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang