Sekian ratus tahun, perubahan besar-besaran terjadi asia timur. Zaman ini adalah tempat teknologi berkembang dengan pesat, semua orang di manapun tidak dapat jauh dari teknologi, semua orang dapat mudah berkomunikasi dan mencari informasi. Lain halnya, sehingga manusia lupa pada lingkungan setempat, jangankan bersosialisasi tentang melestarikan florapun manusia terkadang suka melalaikannya.
Di terik matahari yang menyengat ini gedung-gedung tinggi berdiri sehingga mencakari langit berwarna biru tersebut. Pada malam harinya musim gugur tiba, tanaman seperti pohon akan menggugurkan dedaunnya ataupun meranggas, taman-taman bunga di sekitar pun akan ikut merasakan nya. Perlahan-lahan kelopak bunga itu mengatup dan berguguran.
Seorang wanita mengitari jalanan zebra cross itu, dia mengunci persembunyiannya dengan earpon di kedua telinganya, tidak peduli pada semuanya, gadis itu terus berjalan menemani semilir angin yang menusuk tulang, berjalan lurus ke depan.
Ketika langkah kaki itu terhenti pada sebuah rumput dan tanaman, gadis itu menemukan sekotak dus sempat dia mempertanyakan pada warga sekitar di taman tersebut, namun tidak satupun yang mengetahui atau mengaku kotak ini adalah miliknya.
Jemari Nara mengangkat kotak itu dan membawanya pergi, sejak tadi deru napas itu mulai memberat, dia tersampirkan bersamaan meletakkan kotak itu di atas tanah.
Sekali lagi , dia terus menatap ke langit perlahan air matanya turun tak berhenti. Brukk- dia tersungkur di hadapan kotak tersebut dan tidak peduli dengan mantelnya yang baru saja dilaundrynya yang hanya ada di pikirkannya adalah- " Eriii..." bibirnya mengulum kembali selepas menyebut nama pria yang dipikir-pikir adalah sebagai mantan kekasihnya.
Pagi ini diselimuti dengan embun, Nara Park. Adalah nama asli wanita yang baru saja menginjak usia dua puluh delapan tahun , dia gemar sekali kerapihan. Terbukti pada seisi rumahnya yang hampir berkilau tidak ada debu menempel, perawakan tubuh nya yang semampai adalah nilai tambah bagi kaum pria yang tertarik padanya-Tidak! Nara tidak ingin membahas tentang para lelaki, baginya lelaki adalah sebuah bom di kehidupan nya saat ini mau pun itu di masa depan nanti. Lengan nya terus memegangi gagang pisau untuk memotong beberapa sayuran untuk makan pada hari ini , Drrtt-. "Ya? Ah Yura" dia mengangkat telepon , dan meletakkan pisau dan segalanya di atas meja pantry , duduk di atas sofa sambil mengunyah snack.
"Aku rasa kemarin siswa bernama Terry sudah mengklarifikasi data diri pribadinya... Lusa lalu , ya Lusa lalu," jawabnya pelan.
"Apa? H-" tak selesai menjawab , Nara mengelikkan bola matanya keluar jendela, ada cahaya terang di luar sana. Cepat-cepat Nara berlari ke arah jendela untuk melihat cahaya apakah itu?
"Yura, sudah dulu nanti ku hubungi lagi" timpalnya, masih dengan perasaan penasaran Nara berjalan ke arah daun pintu rumah nya membuka lebar-lebar lalu berbelok ke arah taman depan rumah nya. "A-astaga! Siapa itu?" Katanya terperangah dari balik tong sampah di dekatnya.
"Siapa k-kau? Hey, bangun!" Nara gugup mengguncangkan tubuh pria yang tak sadarkan diri itu
"Pakaian? Bunga apa ini?" Tanya Nara setalah sedetik memperhatikan lelaki itu, dia mengambil alih setangkai bunga tulip "Harum sekali" lanjutnya, lalu beranjak dari tempatnya dan saat itu berhenti dan sempat memikirkan keadaan lelaki yang sedang pingsan di sana."Bagaimana aku membopongnya?"
***
Sudah terhitung dua belas jam , Nara bosan menunggu lelaki ini siuman sejak ditemukan pagi hari, "Ah-bagaimana aku membopongnya?"
Dia menyeret lelaki itu seperti seorang pembunuh berdarah dingin, Menyeret nya begitu saja sampai ke atas ranjang tidur, Nara terus memperhatikan raut wajah lelaki itu dan Nara tidak ingin mengakui bahwa dia memang tampan tidak seperti pria di Korea pada umum nya, lantas bola matanya melirik ke arah samping ranjang memperhatikan bunga tulip yang berada di atas nakas itu, perlahan mulai bercahaya "O? Bercahaya?" katanya, sedikit terkejut lalu memindahkan bunga tersebut ke dalam gelas kaca dan menyimpannya di dalam sebuah peti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (When The Slave God fall in Love)
FantasyCerita milik HermawatiMila Don't Plagiat! (BELUM REVISI ) *** Perebutan hati seorang gadis bernama Nara dan pengungkapan identitas macan emas membuat Hwanin terjebak di dalam teror Kim Tan dan kejahatannya. Namun karena cinta nya pada Nara sekaligus...