7. Aku akan menangkapmu

27 8 0
                                    

*Perlihatkan Dirimu*

Seperti telah ditakdirkan sejak awal HWANIN PINGSAN LAGI setelah menyajikan makanan. Penyakit Hwanin adalah pingsan tiba-tiba, kalau Nara menemukan nya terkapar lagi karena kekurangan oksigen, Nara dengan sigap akan menyeletuk "Dasar Tukang Pingsan."- Nara memang orang yang sangat sarkas dengan hal yang tidak disukainya. Beruntung Nara sedang tidak ada dirumah. Jadi hari ini yang mendapat repot adalah Lucas.

Hwanin membuka kedua matanya yang setengah jam terpejam, dia memandangi Lucas yang terlihat samar-samar di hadapannya itu. Tak sempat melihat ke sekeliling ruangan, fokus retinya hanya ke sesosok namja tulen yang berdiri di hadapannya dengan rambut klimis.

"Kau sudah siuman?"
Lucas menunggu jawaban sembari melihat Hwanin yang terus memegangi kepalanya. " Berbaring saja jika kau merasa tidak enak!" Hwanin bangun dari pembaringan.

"Bagaimana dengan tulipku?"

"Oh, dia baik-baik saja aku sudah mengganti wadahnya, tetapi jujur saja aku takjub dengan bunga itu bukannya kau sudah lebih dari seminggu di rumah ini? Bukankah seharusnya bunga itu sudah tua? Dan harus diganti dengan bunga segar yang lain?" Lucas berbicara sambil membawakan semangkuk bubur untuk Hwanin lalu menyodorkan nya kepada Hwanin.

"Apakah kau pernah mendengar dewa bunga yang turun ke bumi?" ucap Hwanin sambil mencicipi bubur miliknya.

"Heum. Tentu, cerita itu tidak asing, sejak kecil cerita itu ku dengar beberapa kali dewa bunga yang menurunkan budaknya ke bumi itu kan? Ceritanya di luar logika."

"Lalu apakah kau percaya?"
"Tentu, jika aku bertemu langsung mungkin aku akan percaya dan..." Lucas menyeret kursi di samping Hwanin lalu mendudukinya.

"Dengarkan ini. Aku punya satu permintaan jika aku bertemu langsung dengan si dewa bunga. Aku akan minta ini padanya." Hwanin menyorotinya seakan ingin mengetahui rahasia Lucas.

Lucaspun lalu membisikkannya ke telinga Hwanin "AKU INGIN MENIKAHI ADIKKU"
Hwanin mendadak berhenti mengaduk buburnya.

"Permintaaan macam apa itu?"
Lucas tertawa ketika Hwanin hendak reflek tidak jadi makan, "HAHAHA Aku tidak serius Hwanin, lagi pula dia adalah adik kandungku. Menikah dengan darah yang sama itu tidak boleh..."

"Oh, begitu rupanya." Hwanin kembali menyendoki bubur ke mulutnya.

"Tapi.. aku senang ekspresimu itu mengatakan kepadaku kau peduli dengan Nara." Hwanin langsung berhenti menyuapi mulutnya.

"Sejak kecil Nara tidak pernah mau berteman baik dengan laki-laki, tetapi dengan adanya dirimu. Nara agak sedikit berubah."

"Jadi selama ini Nara tidak mudah bergaul begitu maksudmu?"
"Haha ya seperti itu. Dia anak yang nakal."

"Tapi dia pernah menceritakan padaku tentang Eri. Dan kau tahu?..."
"Kakak aku pulang."

Tiba-tiba Nara menyembulkan kepalanya di pintu, "Hei kalian sedang membicarakan apa? Jangan-jangan kalian sedang membicarakan harga panci. Tenang kemarin aku sudah melunasi panci yang kak Lucas pesan."

Lucas dan Hwanin terkejut mendengar suara sang pemilik datang lebih dekat, mereka melihat Nara yang berdiri di belakang pintu.

"Hahaha Nara sejak kapan kau di sana? Apakah kau mendengar pembicaraan kita?"

"Aku mendengar semuanya kak. Kau membicarakan Tuan Hwanin yang datang tiba-tiba di rumahku itu kan. Kau tau dia itu sembrono dan asal kau tahu dia itu juga slebor dan tukang perusak. Mana ada wanita yang suka padanya. Jika kau tahu lagi dia itu orang yang aneh..." Nara masuk ke dalam , dia mengatakan apa yang dia dengar dari pembicaraan mereka. Sementara Hwanin yang mendengar kata-kata barusan membuat tangan kirinya meremas kuat sendok bubur tersebut.

Remember Me (When The Slave God fall in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang