****
Hyejin menyembah Ratu Shamsin dengan penuh penyesalan, ratu itu menyentuh kepalanya pelan lalu meninggalkannya.Eri menghubungi Kris sambil mencari jalan taman museum ini, yang seperti labirin, dan bodohya dia tidak mengindahkan kata-kata orang tadi. Setidaknya dia bisa kembali dengan peta darinya.
Lucas menghampiri lorong gelap itu namun tak semudah itu dia menyusul Kim Tan, Nara telah hilang dibawa pergi oleh Sejeon. Dia hanya menemukan kursi kosong dan darah.
Lucas berteriak dan meninju dinding, dia gagal menyelamatkan adiknya lagi. Disusul oleh Kris yang mengambil ancang-ancang dengan pistolnya.
"Angkat tanganmu,"
Lucas berbalik dengan wajah yang sedih. Kris memborgol tangan nya lalu agen 56 datang menghampirinya.
"Kau ikut denganku,"
Lucas menunduk lalu memukul Kris tepat mengenai lukanya sehingga dia roboh sementara agen 56 yaitu Mark menembak kakinya agar dia tidak bergerak jauh, tapi Lucas bukan orang yang mudah menyerah begitu saja meskipun kakinya tertembak dia terus berlari dan naik taksi.
Ponselnya berdering lalu tangannya dapat menggenggam dan berfungsi dengan baik, meskipun keduanya saling menempel karena borgol.
Sejeon: Nara bersamaku, kembali ke lokasi ku.
"Sial Sejeon mempermainkanku," taksinya membawa pergi.
Hwanin menghubungi Lucas beberapa kalinya. Dan akhirnya panggilannya diangkat olehnya, dia pun berbicara dengan nada panik. "Hyung kau di mana?"
"Kau jangan kemari," jawabnya.
"Hyung jangan lakukan itu,"
Lucas menutup panggilannya.
"Hyung, kau jangan gegabah."
Hyejin muncul dari apartemen mengenakan hanbok dan mendekati Hwanin.
"Hwanin," Hyejin datang menemuinya, tiba-tiba saja suara familiar itu mendadak terdengar. Hwanin menoleh ke belakang.
"Hyejin?"
Tanpa sadar mobil Sejeon menepi di tempat yang sama di mana Hwanin sendiri sedang mencarinya. Sejeon keluar dan mengunci pintu mobil dan masuk ke supermarket.
Nara melihat Hwanin sedang menatap sesuatu. Tapi apa? Dia penasaran namun mobilnya terlalu jauh untuk melihat yang sebenarnya. Nara mengurungkan niatnya dan akhirnya mengetuk jendela.
Tak didengar— diapun berteriak.
"Hwanin, tolong aku." Nara mengetuk- ngetuk jendela tapi sepertinya Hwanin tak mendengarnya. Dia justru tak menghiraukan keberadaannya.
Nara menjadi semakin panik, karena Sejeon sudah keluar dari supermarket.
"Lepas, lepaskan aku." Nara menangis sambil berteriak mencoba membuka pintu mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me (When The Slave God fall in Love)
FantasyCerita milik HermawatiMila Don't Plagiat! (BELUM REVISI ) *** Perebutan hati seorang gadis bernama Nara dan pengungkapan identitas macan emas membuat Hwanin terjebak di dalam teror Kim Tan dan kejahatannya. Namun karena cinta nya pada Nara sekaligus...