14. PIME

29 5 17
                                    

(PENCARIAN IDENTITAS MACAN EMAS)

***

"Kalau aku katakan ya memangnya kenapa?" Charles seakan berbicara omong kosong di depannya sebenarnya apa tujuan nya melakukan perhatian lebih kepadaku? Tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau aku katakan ya memangnya kenapa?" Charles seakan berbicara omong kosong di depannya sebenarnya apa tujuan nya melakukan perhatian lebih kepadaku? Tidak...tidak maksudku apa mungkin Charles tidak terkontrol begini karena terobsesi pada sepatuku? Atau diam-diam dia menyimpan perasaan sejak lama ketika pindah kemari. Ya, orang bilang itu jatuh cinta pada pandangan pertama, pikir Nara. Mengamati setiap jari-jari nya yang menyentuh permukaan kulit Nara dengan olesan salep.

"Te-terimakasih, tapi bukankah kau agak berlebihan mengoleskan salep itu padaku?"

Nara menyentuh tengkuknya merasa tidak nyaman pada perlakuan Charles namun sang pemilik nama itu tersenyum simpul dan tak mengeluarkan suara. Dia diam dengan segala senyuman tanpa arti tersebut.

Tiba-tiba Nara semakin tidak nyaman bukan karena salep pemberiannya tetapi sentuhan dikakinya membuatnya berpikir Charles memang menyukainya.

"Kau tidak usah meyimpan pernyataanku yang bodoh tadi. Aku hanya menggodamu, aku tidak berniat jatuh hati atau membuatmu merasa tidak nyaman, aku hanya tidak tega dengan kakimu. Kau perlu istirahat dan mengoleskan salepmu lagi. Aku akan kembali ke tempatku." Nara menganga karena Charles mengetahui jalan pikirannya dan kalimatnya bisa dikatakan merendahkan, Nara bahkan tidak berpikir ada juga laki-laki yang berani menggoda secara jujur.

Beruntung, itu Charles tapi...

Tetap saja dia tidak boleh menggodanya-Aku bukan wanita gampangan.Camkan! Pikirnya lagi. Saat Nara terlalu fokus dengan asumsinya tersebut.

Dia tidak menyadari Yura telah berpangku tangan di mejanya dari tadi." Aku tahu ekspresimu yang itu. Kau pasti memikirkan seseorang." Yura memperhatikannya.

"Di mana dia?" Ujar Nara melihat ke bangku lelaki itu dia bahkan sudah pergi sejam yang lalu.
Nara menyipitkan mata dan mendekat ke arah wajah Yura yang bersikap mengamati.

" Kau tahu Yur. Bagaimana orang itu mengatakan aku tidak mudah jatuh hati padamu, dan aku hanya menggodamu. Sementara dia mengolesi ku salep dingin dengan rata. Bukankah itu mencerminkan kalau aku ini sangat gampangan? Ya gampang sekali sehingga mudah dijebak oleh para pria?" Nara memanyunkan bibir dan bersilang tangan, " memangnya seberapa gampangan diriku? Bahkan Hwanin saja tidak bisa menggodaku."

Yura tertawa, "Hahaha... apakah orang itu melakukannya? Aku tidak percaya? Hei. Jika aku perhatikan kau seperti berharap padanya. Lupakanlah pria itu. Kalau kau menyukainya berarti kau harus mengantri. Ngomong-ngomong aku sadar gaya pacaranmu mirip anak SMA. Ckck! Ubahlah sedikit caramu. Seumuranmu itu tidak pantas."

"Yuraaaa. Kau seharusnya membelaku."

"Tidak mau... aku bosan membelamu. Sekali bolehlah aku menjorokimu ke bawah." Yura melangkah ke daun pintu.

Remember Me (When The Slave God fall in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang