12. SPESIAL MOMEN

37 5 0
                                    

Futori No Kimochi

Sadness instrumental

             (Music Recomendation)

Gerak wajah mereka mengatakan yang sebenarnya di samping Eri tampak Nara yang sedang merasa cemas, di sisi lain mereka berdua yakni  Lucas dan Kris menggotong Hwanin ke dalam kamar. Entah sejak kapan Hwanin mulai mengidap penyakit pingsan tiba-tiba di situasi yang kurang tepat. Hwanin yang terbaring tampak pucat, sedangkan Nara terus mendesah –khawatir begitu,  saat Eri memergokinya dan menggigit jarinya. Lucas menatap Nara yang sibuk mencemaskan Hwanin, "Nona Nara,"Eri berbisik pelan di kirinya.

Eri penasaran langsung bertanya padanya tanpa memahami situasi, "Apa yang telah terjadi padanya? Sampai kau begitu mencemaskannya?" Nara langsung memelototinya dan melengos pergi, sedangkan Lucas sedari tadi memerhatikan tingkah adiknya begitu pula dua pendatang baru itu. Ngomong-ngomong peristiwa ini terasa janggal Kris memerhatikan gerak Lucas karena lelaki itu tidak pernah ada di kehidupan Nara dan tiba-tiba muncul seperti ikan yang terpancing. Di bawah lampu yang remang-remang ini, Kris dan Eri saling menatap.

"Ada apa?" Eri memerhatikannya,  semua terlihat memerhatikan satu sama lain padahal situasinya tidak menegangkan. Nara berlari ke sudut dapur dan menemukan bunga tulip itu menjadi layu. Nara meraihnya pelan-pelan membuang air dan segera menggantinya sejam dia menunggu, dan Lucas menemukannya sedang duduk menunggui sesuatu. Dua orang di sana sudah tidur lebih dulu, "Kau tidak tidur?" Lucas menutup pintu kamar Hwanin.

"Kau begitu khawatir tadi. Oppa tidak bisa mengatakan padamu?" Lucas menyentuh pundak Nara. "Tidurlah besok biar aku yang mengurus bunga itu."  Nara tidak menanggapinya. "Nara," sekali lagi Lucas memanggil namanya tetapi tak ada tanggapan darinya. Lucas berpindah ke depan Nara yang sedari tadi memunggunginya. Terlihat Nara menunduk, Lucas menemukan adiknya itu menangis. "Ka-kau. Apa yang sakit?" tiba-tiba Nara menangis sekeras-kerasnya. "S dadaku sakit sekali. Entah apa yang terjadi padaku. Hatiku begitu sakit. Apa yang terjadi padaku?" Nara menangis tanpa sebab dan menyentuh dadanya.  Lucas tak sanggup sekaligus bingung,

"Nara oppa di sisimu." Lucas menggenggam tangan Nara mengelusnya pelan untuk tidak menangis tetapi sepertinya itu tidak berhasil. Ini dua kalinya Nara mengeluhkan yang sama karena dadanya sakit seakan ditikam.

*Negeri langit*

Dewi Hyejin melemparkan putik bunga di atas awan, "Hwanin bantu aku." Seorang remaja laki-laki itu terus menggerogoti apel yang dipetiknya di negeri langit. Dewi Hyejin sangat memanjakan Hwanin layaknya seorang putra. Hwanin mengekori awan itu dan melihat-lihat kehidupan era Joseon, dari atas sana mereka melihat keramaian manusia, tetapi ada satu kuil yang menjadi perhatiannya.

"Dewi apakah setiap manusia akan menyembah kita kelak jika kita memberikan kenikmatan atau kesuburan tanaman?" Hwanin menatap sosok peri cantik itu, dia tersenyum lalu menanggapi, "hanya ada beberapa manusia yang sangat mensyukuri kenikmatan dari dewa Coyllur."

"Siapa itu dewi?" Dewi Hyejin tersenyum lagi dengan perangai yang memesona— rambut panjangnya terbang mengikuti ke mana dia pergi. Dewi Hyejin majikan tercantik yang pernah dilihatnya.

Remember Me (When The Slave God fall in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang