20. 2030

25 3 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****2030 Masa depan*****

Nara berdiri di depan kebun yang ditanami beberapa tulip, dan rumahnya penuh dengan perkebunan tulip—dan dia bingung bagaimana bisa kebunnya menjadi sarang tulip, bahkan dia tidak mengingat apapun mengenai masa lalunya, yang dia ingat hanya menunggu seseorang di sini dengan penuh harap orang itu datang menjemputnya atau menemuinya, tapi ini sudah sangat lama bahkan umurnya sudah hampir enam puluhan tahun ke atas, jika memang ada seseorang yang dia ingin temui seharusnya dia datang— tapi siapa?

Itu bukan Lucas kakaknya, bukan juga Eri—suaminya yang meninggal lima tahun yang lalu karena penyakit TBCnya atau Kris si dingin itu. Bukan juga Charles Luhan yang keluar dari penjara dua tahun yang lalu—meskipun dia jahat tapi Charles orang yang setia rupanya—dia baru memiliki bayi setelah pernikahannya dengan wanita china. Dia sudah sadar menjadi mafia itu adalah dosa yang besar di masa lalunya.

Nara menghirup udara senja tersebut karena terlalu lama menunggu seseorang yang pernah ada tapi tidak pernah datang— sampai sekarang. Bahkan Yura si mulut besar itu juga kalau bertanya padanya. Dia akan selalu menjawab "aku tidak tahu siapa yang kau maksud, aku hanya ingat kau mengingat Eri dan Eri. Mana ada orang lain dalam hidupmu?"

Tapi Nara yakin dalam hatinya— dia masih menunggu seseorang yang datang untuk menemuinya karena keyakinannya itu dia terus menunggu di kebun itu setiap senja.

Hwanin melihat ke pantulan air, "ini sudah sangat lama? Bahkan rambutmu sudah memutih. Apakah kau mencoba selalu mengingatku?"

Coyllur bersama permaisuri datang menemuinya, "Hwanin!"

"Yang Mulia!" Hwanin berlutut—Coyllur memandang ratunya dan tersenyum. "Katakanlah Yang Mulia!" perintah permaisuri kepada Coyllur.

"Aku sudah meyakinkan raja langit, usaha kami tidak sia-sia. Kau bebas ke bumi,"

Hwanin menganga mendengarnya— hatinya menjadi berdebar-debar. "Kembalilah ke bumi dan temuilah kekasihmu, kau bisa memutuskan untuk tinggal selamanya atau kembali kemari."

"Terimakasih Yang Mulia!" Hwanin berlutut kepada mereka namun Coyllur jadi tak enak dan memintanya untuk tidak melakukan itu lagi—Lalu permasuri memberinya tumpangan yang berasal dari awan.

Hwanin pergi ke dunia manusia, di dunia manusia sudah senja dan dia melihat Nara yang sudah tua menunggu nya sangat lama di sana. Dia muncul di hadapan Nara melewati taman tulip miliknya seperti debu.

Nara menghembuskan napas sambil memejamkan matanya mengulurkan tangan berharap ada yang membalas tangannya. Tentu saja, Hwanin meraih tangan itu segera.

"Nara!" Nara membuka matanya pelan-pelan, dia seperti kembali ke masa mudanya.

"Kau masih ingat aku?"

Tiba-tiba ingatan Nara kembali semua kenangan sedih senang serta menyakitkan kembali muncul bagaikan angin yang dikirim langsung oleh sang dewa. Dia pun akhirnya menitikkan air mata.

"Hwanin!" lalu memeluk lelaki itu dengan erat.

"Kenapa kau lama sekali menjemputku sampai aku memutih begini! Bagaimana jika orang mengenalmu sebagai anakku, kau keterlaluan!"

"Ya, maafkan aku! Menikahlah denganku,"

"Tidak, aku bisa malu menikahi anak muda, mau letakkan dimana wajahku? Lagi pula kau adalah budak dewa yang selalu abadi."

Coyllur dan Permaisuri melihat mereka di pancuran air, " Yang Mulia, sepertinya Hwanin memilih untuk menjadi manusia."Dia melihat ke Coyllur.

"Kau benar, biarkan dia menjadi manusia untuk selamanya. Dan raja langit sudah mengetahui takdirnya."

"Nara jangan marah padaku seperti itu." Hwanin mengejar Nara yang ngambek karena Hwanin. tiba-tiba saja keabadian dan kebugaran Hwanin ditarik oleh dewa Coyllur, dia hidup seperti lelaki tua di usia yang seharusnya.

"Nara!" suara Hwanin menjadi bergetar, "Lihat kulitku sudah kendur dan tenagaku tak sekuat orang muda, kita sama dan aku sekarang manusia juga. Jadi menikahlah denganku,"

Nara berhenti dan menengok ke belakang, dan benar saja. Hwanin tampak tua seperti dirinya, lelaki itu bisa dianggap seimbang untuk menikahinya. "Ayo peluk aku!"

"Dasar kakek tua! Membuatku kaget saja!"Hwanin menyengir karena Nara yang baru saja ngambek tiba-tiba menjadi tersipu-sipu.

SELESAI

Remember Me (When The Slave God fall in Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang