Quinza - 4

59 20 7
                                    

Masa lalu yang kini dia lupakan telah datang lagi, dia ingin melupakan nya namun tak bisa.

Selalu ada celah yang membuatnya ingin menangis jika ada orang yang bertanya tentang keberadaan ibuku.

Jelas dia sedih, mengapa tak ada seseorang pun yang mengerti perasaannga saat ini, dan kalau pun ada berarti dia yang terlalu egois.

Hingga satu per satu, air hujan turun membasahi bumi, mungkin alam
semesta tau jika gadis itu sedang bersedih, Makanya dia menurunkan hujan.

Tapi pemikiran seperti itu terlalu bodoh, Mungkin benar kata bibinya, dia terlalu bodoh dan layak untuk dibuang.

Tapi itu hanyalah sebuah omongan,
bahkan jika di tanya lagi,
'Apakah bibi pernah bilang aku bodoh dan layak untuk dibuang?'

Dia sangat yakin, bibi pasti tak mengingatnya, karena beliau berbicara seperti itu tidak dipikirin dahulu, dia tidak berpikir apakah omongan nya itu layak untuk dibicarakan didepan
umum dengan usiaku yang baru
memasuki 5 tahun.

Siang ini gadis itu berjalan di sebuah kota yang sangat luas, setelah memakamkan neneknya.

Hujan membasahi seluruh tubuhnya, sangatlah deras, dan disinilah dia sekarang, menangis di tengah kota mengingat kejadian tadi malam.

Hingga dia merasakan pusing di kepalanya, semuanya sangatlah gelap hingga dia tak mampu untuk
menyeimbangkan dirinya.

                       ∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

dia terbangun dari tidurnya, dia melihat keadaan rumah, dan gadis tersebut berpikir sesaat.


Ini bukan rumahnya.

Quinza melirik ke arah jam ternyata sudah pukul 17.00 WIB, selama itukah dia tidur.

"lo udah bangun" ucap seseorang yang membuat Quinza kaget

"ehh, udah kok, kamu siapa? " dia berusaha untuk tetap tenang

"ngomongnya nggak usah kaku kaku amat kali, amat aja nggak
Kaku kaku"

Quinza tersenyum beberapa kali lucu sih tapi receh.


"nggak lucu"ucap Quinza sambil
mengalihkan muka.

"yee, nggak lucu tapi senyum senyum, gue tau kok gue ganteng" ucapnya menyombongkan diri.

Hingga terjadi percakapan seperti ini

Baja : Gue baja, nama lo siapa?
Quinza : Gue Quinza
Baja : Nama lo bagus ya.
Quinza : Makasih, kok nama lo baja?
Baja : iya soalnya, gue mau jadi besi yang kuat.
Quinza : Wah, hebat ya lo, eh btw kok gue bisa ada di sini?
Baja : tadi lo pingsan di tengah jalan untungnya lagi hujan jadi di jalanan sepi kalau rame mungkin lo udah kelindes dan jadi abu Vulkanik.
Quinza : sorry, candaan lo nggak lucu
Baja: kan emang nggak lucu, yang lucu itu gue
Quinza : bodo amat.

Mungkin baja adalah anak orang kaya dilihat dari rumahnya aja benar benar mewah.

"Gue mau telpon orang tua lo, minta nomor orang tua lo" ucap baja

"ibu gue udah meninggal 12 tahun yang lalu, ayah gue juga nggak
tau kemana, kalo nenek kemarin meninggalnya" ucap Quinza sambil tersenyum

"Maaf gue nggak bermaksud, gue nggak tau kalo --"

"nggak papa, santai aja kali"

QUINZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang