Quinza - 7

36 9 3
                                    

Di tengah terik matahari, banyak orang yang melakukan aktivitas
seperti biasanya tapi tak seperti saat ini.

Di tengah hari yang begitu terik ada seorang perempuan yang sedang duduk di pinggiran pantai dengan sebuah gitar tua dengan beberapa goresan.

Hingga satu petikan gitar terdengar dengan dipadukan dengan suara yang begitu indah, sangat lah menawan.

Jenuh aku mendengar
Manisnya kata cinta
Lebih baik sendiri

Bukannya sekali
Seringku mencoba
Namun kugagal lagi

Mungkin nasib ini
Suratan tanganku
Harus tabah menjalani

Jauh sudah melangkah
Menyusuri hidupku
Yang penuh tanda tanya

Kadang hati bimbang
Menentukan sikapku
Tiada tempat mengadu

Hanya iman di dada
Yang membuatku mampu
Slalu tabah menjalani

Malam malam aku sendiri
Tanpa cintamu lagi oh..oh ho..ho
Hanya satu keyakinanku
Bintang kan bersinar
Menerpa hidupku
Bahagia kan datang...

Aluran lagu yang dia nyanyikan telah habis, hingga sebuah bibir terangkat ke atas membuat bentuk yang sangat indah, ya dia tersenyum.

Dengan sebuah pemandangan yang sangat indah, lagi lagi dia
tersenyum, Dia sangat suka menyanyikan lagu itu, bahkan dalam satu hari dia dapat menyanyikan lagu itu sebanyak sepuluh kali putaran bahkan lebih.

Gadis itu bernama Quinza yang
kerap di sapa zaza.

Dia ingin mengulangi lagu tadi, tapi diurungkannya, karena dilihat hari sudah mendung mungkin sebentar lagi akan turun hujan yang sangat lebat.

Dia segera beranjak dari tempat tersebut dan memilih untuk meneduh, biarpun hujan belum turun tapi dia harus
berjaga jaga.

Seperti pepatah mengatakan
'Sedia payung sebelum hujan'
Sebab gadis itu tidak membawa payung maka pribahasa yang ia gunakan
'Meneduh sebelum hujan'

Quinza tengah duduk di halte yang kebetulan dekat sekali dengan pantai, cukup ramai hingga mereka harus berdesak desakan, untung saja ia datang sebelum hujannya turun,jadi dia tidak susah payah untuk berdiri berjam jam.

"Suara lo tadi bagus"ucap seseorang yang tiba tiba duduk disebelah
zaza

"ehh, makasih"

"Nama gue Amelia, lo boleh
panggil gue lia"

"Quinza" ucap zaman
dengan menyodorkan satu tangannya.

"Nama yang bagus, btw satu minggu
lagi ada audisi pencarian bakat, lo bisa ikut kebetulan gue jadi panitianya" ucapnya

"Masih ada waktu kok buat lo berlatih, Lo punya bakat yang mungkin ada beberapa orang yang nggak bisa sama kayak lo, jadi buat apa lo sia siain" ucapnya lagi

Quinza masih bingung, dia sama sekali belum pernah mengikuti audisi.

"kalau lo mau ikut, ini kartu nama gue, lo bisa telfon gue kapan pun,
kesempatan cuman satu kali jangan pernah sia siain itu"

Zaza hanya melihat punggung perempuan tadi sudah hilang, memang dari tadi hujan telah reda.

Ia pun bangkit dari tempat duduk nya tadi meletakkan gitar itu di
punggung nya.

Quinza berjalan menjauh dari pantai, tujuan dia saat ini adalah pulang ke rumah, tapi ada rasa penasaran yang terus ada diotaknya.

Sepertinya ada yang mengikuti nya.

QUINZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang