Quinza - 11

26 8 1
                                    

"Wah si dosen ngajak berantem, padahal baru masuk udah dikasi banyak banget tugas, ini baru hari pertama kuliah gimana kalau hari ke dua, ketiga dan tahun tahun berikutnya" sang pria tegap tengah mengomel lantaran diberi tugas banyak oleh dosennya

"Banyak bacot lo, kerjain aja sih dari pada kita dihukum" ucap pria berkacamata

"Lo tuh ya ja, dari dulu nggak pernah berubah, ada aja alasan lo malas banget sih jadi orang, oh ya gue mau tanya lo masuk kuliah sini lewat belakang lagi? " tanya pria yang rambutnya agak sedikit gondrong.

"Lah emang kalian nggak lewat belakang? " bukannya jawab pertanyaan dari temannya pria itu malah membalikkan pertanyaan nya

"Hehehe kita lewat belakang juga" ucap keduanya dengan cengengesan

"Woi baja,kantin yuk laper gue" ucap iwan,pria yang agak sedikit gondrong

"Tadi aja lo sok sok an nasehatin gue" ucap baja

"Ye pada debat yok kantin" ucap ivan, pria berkaca mata.

Sesampainya dikantin baja langsung berlarian menuju kantin tersebut dan meninggalkan kedua temannya

"Bu, ibu disini dipanggil apa sama anak anak kampus?" ucap baja yang langsung menghampiri penjual kantin

"Biasanya sih dipanggil bude, panggil bude aja ya" Ucap

"Ok bude kalau gitu, saya baja ingat ya bude baja, kalau bude lupa bude tinggal liat muka saya pasti bude ingat kalau nama saya baja, ok bude baja mau duduk dulu"

Baja mulai melihat sekeliling kantin dan tertuju pada kedua orang yang sedang melambai lambaikan tangan

"Ngapain lo tadi? " tanya ivan

baja tidak menjawab pertanyaan dari ivan

"pada mau makan apa, anggap rumah sendiri aja" ucap baja

"Samain aja" ucap iwan

"Budeee...... Nasi goreng nya 3 sama es teh tawarnya 3" ucapan baja berhasil membuat semua mata tertuju kepadanya

"Oke" ucap bude tak kalah kerasnya

"Gila lo ja, malu gue mana semuanya ngeliatin kita dikira kita lagi konser apa" celetuk iwan dengan nada tak enak

"Apa sih wawan, diemin aja sih" ucap baja dan mulai memainkan handphone nya

"Wawan wawan gue iwan"

Baja tak peduli dengan apa yang barusan iwan sebutkan

"Eh kok lo tau disini ibu penjualnya dipanggil bude?" ucap ivan

"Lo kayak nggak tau baja aja, palingan die tuh nanya dulu sama tuh bude makanya dia tau kalau anak anak kampus panggilnya bude" ucap iwan dan langsung ikut mengaktifkan handphone nya

"Itu tau, pinter banget sih" ucap baja

"Dih jij--" belum sempat iwan melanjutkan omongannya bude sudah datang dengan pesanan mereka.

"Ini 3 nasi goreng dan 3 es teh tawar" ucap bude kemudian meletakan di meja mereka.

"Makasih bude" ucap mereka bersamaan

"ngapain sih beli es teh tawar?" tanya iwan

"kenapa harus minum yang manis manis, kalau gue sendiri udah manis" ucap baja dengan menaikan satu alisnya

"Jijik Nyet" ucap ivan

"Ih ivan omongannya ya, nggak sopan" ucap iwan

"Kayaknya lo ketularan begonya baja deh wan" ucap ivan

Mereka tak mempedulikan ucapan ivan dan mulai melanjutkan acara makan mereka

"Oh iya ja, apa kabar cewek yang lu ceritain kemarin" ucap iwan yang masih mengunyah makanannya

"Siapa?" tanya baja

"Quinza bego" ucap ivan

"nggak tau gue, gue nggak minta kontak dia kemaren"

"Mampus" ucap kedua temannya

Belum sempat baja membalas ejekan temannya suara yang begitu keras bergema lagi, ini bukan pertama kalinya bagi mereka.

"Tiga semprul.... kalian ikut bapak ke ruangan saya" ucap dosen yang mengajar dikelasnya tadi

"Kena lagi deh kita"

QUINZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang