Quinza - 14

19 4 1
                                    

"Bangsat emang tu orang, mau apa lagi sih dia masalah sebelumnya aja belum kelar terus masalah baru lagi datang, Bangsat" caci satria dalam hati.

Pria itu lebih gusar dari sebelumnya, kini satria tengah mondar mandir tidak jelas seraya memukul kepalanya sendiri

"Mikir mikir" pukulan satria makin kuat hingga satu tangan orang lain berhasil merebutnya

"Lo nggak boleh lukain diri lo sendiri" suara itu suara yang paling satria ingat dimana ia menjadi lemah jika berada dengan orang tersebut

Gadis itu tersenyum dan langsung memeluk satria, nyaman itu yang dirasakan satria saat itu.

"Kita ke tempat lain ya, ini terlalu ramai" satria hanya mengikuti perkataan gadis tersebut lagi pula saat ini dia hanya memerlukan tempat untuk pulang, untuk meluapkan segala keamarahan pria tersebut

"Mau ke cafe atau kerumah gue, bonyok juga udah pulang" gadis itu masih fokos menyetirkan mobilnya dan sesekali melihat ke arah Satria.

"Rumah lo aja, bonyok abis dari mana?" tanya satria

"Australia again, lo kayak nggak tau aja, biasa masalah bisnis" gadis berambut panjang itu tersenyum melihat Satria yang peduli dengan keluarganya

Diperjalanan tak ada yang ingin membuka percakapan mereka terlarut dalam pikiran masing masing

°°°°°°°°°°

"Eh ada Satria masuk masuk, udah lama nggak kesini sombong ya" pria yang tengah duduk sambil meminumkan kopinya beranjak menghampiri mereka.

"Lah om, kan om keluar kota gimana Satria mau main" satria terkekeh sendiri dengan pertanyaan om herman ( ayah Lala )

"Oh iya om lupa" ucap herman sambil menggaruk kepala yang tak gatal

"Bukan lupa om, tapi faktor U" ucapan Satria berhasil membuat herman menjitak kepala Satria

"Ada ada aja kamu"

"Ada siapa yah, eh ada nak Satria masuk masuk udah makan belom biar ibu siapin nanti" wanita dengan rambut sepundak menyambutnya ibu lala sudah ia anggap sebagai ibu keduanya

"Belom bu, Satria laper pengen makan" satria tak akan segan segan dengan orang tua didepan nya tapi ia tetap memberi hormat kepada mereka

"Ok nanti ibu masakin kesukaan kamu"

"Anaknya nggak ditawarin nih bu" ucapan lala dengan nada yang sedikit dibuat buatnya memjadikan nadanya agak tidak enak

"Kamu mah nggak usah ditawar makanan ibu aja kamu ambil"

"Lah kok ibu tahu"

"Kamu lupa mata ibu ada di mana mana"

Ini yang membuat Satria sangat senang berkumpul dengan keluarga kecil ini

"Mau ke ruang belakang?" tanya lala

dijawab dengan angukan, satria sangat suka ke taman belakang rumah lala karena disana dia dapat melampiaskan emosinya

Samsak tinju, satria sedang berada didepannya dia memukulkan samsak dengan kuat tak seperti biasanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUINZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang