Quinza - 13

13 4 0
                                    

Pria itu tersenyum kearah Quinza, melihat gadis itu berlari membuat dia tekekeh sendiri dengan sifat gadis tersebut

"Hai, apa kabar? Kangen jangan?" pria itu masih terkekeh dengan sosok gadis yang sedang ada dihadapannya

"Baik, kangen nggak ya, nggak kangen mungkin" balas Quinza dengan melipatkan tangan didada nya

"Bohong banget kalau nggak kangen,kalau bohong hidungnya panjang loh kayak Pinokio" goda pria tersebut sambil menyentil hidung gadis tersebut.

"ihhh,Kalau bohong bisa jadi mancung kayak orang barat gue mau" ucap Quinza sambil menciutkan mulutnya

"Kalau hidung pesek itu pesek aja nggak usah mimpi sampe langit nanti jatoh langsung mati deh" ucapan pria itu membuat Quinza melototinnya secara langsung

"Biarin dari pada lo tinggi banget kaya tiang listrik dirumah gue, trus sok jadi orang yang kuat lagi paling gue senggol langsung jatuh" gadis itu langsung mendorong secara pelan dan benar pria itu langsung terdorong ke belakang

"Kan beneran jatoh, katanya mau jadi orang yang kuat, disenggol aja udah kayak gitu"

"Kan lo dorongnya nggak bilang bilang" pria itu langsung berdiri dan mensejajarkan antara tubuhnya dan tubuh gadis tersebut.

"Duduk dulu, gue mau ngomong" ucap pria itu dan mempersilahkan Quinza untuk duduk

Gadis itu menjatuhkan bokongnya untuk duduk di kursi tersebut

"Lo kerja disini?" pria itu bertanya langsung kepada Quinza.

"Iya, gue kerja disini cuman nyanyi doang sih menghibur pengunjung, nggak tiap hari juga. Besi ngapain disini? " kini kembali gadis itu yang bertanya

"Nama gue baja bukan besi" tegas baja

"Tapi gue mau manggilnya besi, masalah? "

"Serah lo deh"

"Besi lo belom jawab pertanyaan gue" Kini Quinza yang meninggikan nada bicaranya

"Ya mau nongkrong aja masalah?" Ucap baja sambil mengikuti kalimat gadis tersebut

"Nggak"

"Quinza lo harus nyanyi lagi di panggu--" ucapan pria itu terpotong kala dilihatnya pria yang sedang duduk didepan Quinza

"Satria ngapain disini? Ini gue mau nyanyi tapi tadi ada temen gue, yaudah gue samperin" gadis itu binggung kenapa kedua pria itu berdiam dengan pandangan yang tak jauh dari mata

"Satria" Ucap Quinza dengan nada tak enak

"Eh iya, sorry sorry apa tadi" ucap Satria dengan mata yang masih melirik ke arah pria tersebut

"Nggak jadi, oh iya kenalin ini baja, dan baja kenalin ini satria"

Kedua pria itu masih menatap satu sama lain dengan tatapan kosong ada sebuah kebencian dan ada sebuah kemenangan di antara mereka, gadis itu semakin bingung hingga satu suara berhasil memutuskan kontak mata mereka.

"Quinza ke panggung sekarang" ucap salah satu pelayan

"Iya kak"

Gadis itu pergi dengan perasaan yang sulit di artikan, apakah dia harus bertanya ada apa antara satria dan baja, ataukah dia harus membuat film dengan judul AADSB Ada Apa Dengan Satria Baja, gadis itu terkekeh sendiri bisa bisanya dia berpikiran seperti itu.

Dia melanjautkan langkahnya dan pergi keatas panggung untuk melanjutkan pekerjaannya, mungkin suatu saat dia akan mengetahui nya,tapi dia harus membuang jauh jauh rasa penasarannya.


   °°°°°°°°°


"Ngapain lo disini? " ucap satria dengan nada tak enak didengar

"Ye, masalah lagian ini cafe umum nggak papa dong gue kesini" ucap baja dengan melipatkan kedua tangannya didada bidangnya

"Bangsat" satria ingin menghajar pria yang berada didepannya tapi diurungkannya karena ini tempat umum

"we start again, Satria" pria itu langsung meninggalkan satria yang masih mengepalkan tangan berusa untuk tahan amarah.

QUINZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang