Pandangan Gabriel menoleh pada sofa diruangan. ia menatap wanita disana yang sedang bersandar disofa sambil merentangkan kakinya, bahkan wanita itu juga mengunakan pakaian kurang bahan, yang Gabriel yakini pasti itu pakaian dengan harga murah.Gabriel mentap wanita itu tajam.
"Kau!! Sedang apa kau disini?!!"
Wanita disana tersenyum meyerigai, "Sedang apa? pertanyaan macam apa itu Gabriel." langkahnya mendekati Gabriel dengan sensual yang dimiliki.
Kedua tangan Gabrie yang berada di sakunya mengepal kuat, Rahangnya juga mengatup rapat banget, seperti tidak ada celah udara keluar. wajah Gabriel menatap wanita itu datar.
"Kau dengar ini Vale, Val, Ale, ah aku tidak tau siapa namamu tapi kau dengarkan ini, kau sudah lancang memasuki apartmentku tapi seizin dariku," Kata Gabriel menahan geram.
"Apa kau tidak melihat pesandari Mama Babe?" Gabriel mendengarnya ia berdecih remeh.
"Babe? cih menjijikkan. bahkan baru satu hari bertemu sikapmu sudah meyerupai Bitch Val, Ale, ah bukan Vale."
"Bitch. Kedengaranya menarik untuk kucerna ucapanmu. Ya! Aku memang Bitch jika kau mau tau, Kau tau betapa hebatnya aku saat diranjangmu nanti Babe."
Velice. wanita itu melipatkan kedua tangan pada dada, seyuman miring tersunggihkan didepan. "Ah perlu kau ingat babe namaku Velice jika kau tak lupa"
Gabriel mengendikkan bahu."Terserah." langkah Gabriel lalu berjalan menuju lemari pendingin minuman dan mengambil segelas minuman dingin. tenggorokannya terasa kering sekarang.
"Apa kau masih inggat tentang perjodohan kita?" Tanya Valice ditempatnya berada.
Dipantri Gabriel mendengar ucapan Velice lantas pria itu langsung menggeleng tegas. ia berbalik badan menatap Velice "Ah perjodohan?" Gabriel tertawa ringan, lalu kembali menatap Velice tajam.
"Eum tapi sayang sekali aku amnesia untuk mengingatnya," Ucap Gabriel ia berbalik badan dan menatap Velice dari kejauhan sambil tersenyum sinis dan menusuk. ia meneguk minuman sembari naik tangga.
"Bailah jika kau amenesia, tapi ada satu hal yang harus kau inggat, jika kedua belah pihak orang kita sudah sepakat akan perjodohan ini." Velice tersenyum bahagia, ia berjalan mendekati Gabriel. pria itu terkejut antara percaya atau tidak dengan perkataannya.
Brakk,
Suara detuman pintu memenuhi ruamgan, Velice menghentikan langkahnya ketika melihat Gabriel masuk kamar, wanita mendegus kesal namun sesaat ia tesenyum menyerigai menatap kamar yang baru saja Gabriel masuki.
'Tidakku sangka kau akan jadi suamiku Gabriel, ku tunggu kau diranjangku,' Batin Velice, menyerigai.
Clekk,
Pintu kamar atas terbuka, Gabriel keluar dari kamar itu setelah berganti pakaian tadi, lalu langkahnya berdiri pada tangga tidak lupa kedua tangan masih berada di saku celana.
"Akan ku pastikan perjodohan itu tidak pernah terjadi bahkan untuk selamanya," Ucap Gabriel tajam, Wanita disana Velice hanya tersenyum remeh lalu ia melangkah mendekati Gabriel,namun Gabriel langsung memberikan ajuan tangan lima jari agar Velice berhenti.
"Gabriel Ten- "
Tangan Gabriel berserta kedua mata memberi isyarat pada Velice menuju pintu dibelakang, arah mata Velive menoleh pada apa yang ditunjuk Gabriel. "Disana pintunya. Silahkan anda keluar," Ucap Gabriel sambil tersenyum miring.
Velice menoleh kembali pada Gabriel, wanita itu mengepalkan tangannya kuat, ia menghela napas kasar, "Kau mengusirku?"
Gabriel mengagukkan kepala. "jadi keluarlah, sebelum aku memangil security untukmu?" Velice tertegun ia kesal, hentakan kakinya begitu kuat sangking kesalnya, ia menatap Gabriel sambil tangannya mengepal kuat, lalu langkahnya keluar dari sana meninggalkan Gabriel yang senyum kemenangan.
"Tidak tau jauh beda dengan bitch," Gumam Gabriel sambil langkahnya memasuki kamar.
------------
Rabu, 2 Maret 2017
Wanita itu Vanessa menyungingkan senyuman, ia merasa senang, dirinya baru saja selesai mandi dan ia juga sudah menandai tanggal keberuntungannya di note, lalu Vanessa juga sudah menempelkan kertas note warna itu didinding.
senyumnya mengembang. Hari ini adalah hari pertama Vanessa kerja, setelah beberapa hari ini Vanessa penganguran. Dirinya juga tidak peduli sepagi apa dia bangun sekarang, yang Vanessa pikiran ia sangat bahagia, dirinya tidak akan melewatkan pagi yang bahagia ini.
langkah jenjang Vanessa melangkah pada meja makan, ia mengambil nasi goreng yang baru saja dibuat. Dirinya memakannya dengan lahap dan semangat hingga tak bersisa sedikit pun.
Tok
Vanessa terlonjak kanget ketika sudah selasai makan, ia mendengar suara ketukan pintu walaupun hanya sekali, Vanessa diam ia mencoba untuk mendengarnya kembali, namun tidak ada.
Keringat dingin sudah becucuran diplipis Vanessa ia takut sekarang, langkah Vanessa menuju kamar dan mengambil ponselnya, pertama kali yang Vanessa lihat adalah jam yang tertera yaitu jam setengah enam pagi.
Vanessa mencoba menghiraukan. ia malah memainkan ponselnya mereda kecemasan Vanessa.
Ting!
Unknow:
kupastikan kau kembali hanya untukk.Dahi Vanessa mengeryit saat mendapatkan sesorang mengirimnya pesan, bahkan nama pengirimnya saja tidak ada, Apalagi setelah Vanessa melihat pesan itu, Kerutan dahi Vanessa makin terlihat jelas.
Tangan Vanessa menari dilayar keyboard hendak membalas pesan itu, karena Vanessa sangat penasaran.
Vanessa:
Siapa?Vanessa menunggu, dirinya bener bener penasaran. siapa pengirim itu? pertanyaan itu tergiang giang dikepala Vanessa, ia berpikir keras sekarang, tidak mungkinkan orang iseng?
unknow:
Apa perlu dijelaskan?Akhinya dibalas, Vanesa membuka pesan itu namun kebingunan kembali melandanya.
"Dijelaskan? Apa maksudnya?" Gumam Vanessa. Dirinya tersenyum kecut, tidak ada niatan Vanessa membalasnya kembali, ia malah memutuskan jika pengirim ini hanya orang iseng saja yang tidak ada kerjaan hanya menganggu orang lain.
-----------
To be a countiune
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET Billionaire!
RomansaVanessa Jeanne. wanita cuek dan serba jutek. wajah tidak seceria dulu sejak ibu kandungnya menitipkan dia kepanti asuhan saat masih kecil. tapi ibunya melakukan karena semata mata dia sangat menyayangi ayah tiri nya yang jahat. Vanessa juga sering d...