Vote dulu kali ya hehe *Diharuskan*--------------------------------
Sekitan pukul tujuh malam Gabriel baru sampai di mansion miliknya. Gabriel melangkah memasuki dalam mansion. ketua pelayan yang menyadari kedatangan atasannya langsung membuka pintu utama ruangan sambil membungkuk hormat.
"Malam tuan," Sapa bibi Ratih dengan ramah.
pelayan paruh baya itu suda menetapkan diri dengan Gabriel sejak Gabriel sudah masih kecil, bibi Ratih yang merawatnya dengan senang hati sampai sekarang, Namun meski begitu Gabriel juga memgangap bi Ratih sebagai ibi keduanya yang merawat Gabriel tanpa pamri.
"Malam bi," Sapa Gabriel balik sambil melangkah melewati bibi Ratih, sesuai dengn karakter Gabriel. ia memang terlihat dingin sedari dulu kecuali dengan orang spesial menurutnya.
"Dia sudah makan?" Tanya Gabriel. Bi Ratih mengerti arah ucapan Gabriel.
"Sudah Tuan." Gabriel menganguk mendegarnya. lalu ia melangkah menuju kamar.
Cleck
Pintu kamar terbuka ketika penganjal kuci sudah dibuka Gabriel, dengan santai Gabriel berjalan masuk tanpa menghiraukan tatapan tajam Vanessa padanya.
Dalam kesempatan ini Vanessa memutuskan keluar dari kamar berhubung Gabril tidak mengunci pintunya lagi namun baru saja Vanessa hampir berhasil menyetuh handel pintu, suara Bas gemema diteliga Vanessa.
"Berhenti disana," Perintah Gabriel ia menatap Vanessa dingin.
Vanessa membalikkan badan mentap Gabriel sambil memutar bola mata." Kau ini maunya apa sih!!"
"Berhenti disana dan janga sekali sekali kau keluar," Perintah Gabriel ia mendekat kearah Vanessa yang membelkangi pintu.
Gabriel berdir tepat didepan Vanessa yag mentapnya tajam. Tangan Gabriel terulur menutup pintu dengn dorongan pelan, sehingga membuat Gabriel maju selankah lebih dekat dengan Vanessa, tatapn Vanessa masih tajam.
"Jika kau pergi dari tempat ini, maka aku tidak akan pertanggung jawabkan setelah apa yag pernha kita lakuin," Tekankan Gabriel.
Vanesaa menelan salivaya apalagi mengigat wajah mereka begitu dekat saat ini. "Ba-Bagaimana bisa kau mengigat itu," Ujar Vanessa terbata bata.
"Tentu saja aku inggat, apalagi jika aku sendiri masih tergiang suara desahmu," Jawab Gabriel sambil tersenyum menyerigai mentap Vanessa.
Vanessa mebulatkan matanya penuh, sungguh Vanessa tidak suka demgan kata kata vulgar Gabriel, tangan Vanessa mendonga Gabriel agar menyingkir. ia kesal sangat kesal.
"dasar Sialan kau mesum!!!" Umpat Vanessa kesal.
"Berhenti mengataiku," Ucap Gabriel kembali dingin ia mentap Vanessaa tajam.
"Kenapa jika aku mengataimu? Kau marah? Cih justru itu bagus," Tantang Vanessa tak kalah tajam mentap Gabriel.
Gabriel tidak menghiraukan ucapan Vanessa walupun dalam hti ia sangat kesal. Namun Gabriel bisa menahanya.
"Bagaimana bisa aku bertemu orang seperti dia tuhan, menyebalkan," Gerutu Vanessa pelan, tapi Gabriel masih bisa memdegar samar samar.
"Aku mendengarmu." Vanesa menolh meantap Gabriel sinis.
Gabriel berjalan menuju walk in closet mengatai pakaian menjadi santai.sedangkan Vanessa berulag kali ia mengerutu. sejujurny Vanessa heran sendiri melihat pria yag menculiknya itu, untuk apa menhan Vanessa bhakan di diri vanessa tidak ada hal spesial sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET Billionaire!
RomansaVanessa Jeanne. wanita cuek dan serba jutek. wajah tidak seceria dulu sejak ibu kandungnya menitipkan dia kepanti asuhan saat masih kecil. tapi ibunya melakukan karena semata mata dia sangat menyayangi ayah tiri nya yang jahat. Vanessa juga sering d...