Vote dulu kali ya hehe... *Muchh*-------------------------------
kedua terlihat sama sama gugup, namun tidak dipungkiri jika Gabriel belum melepaskan Pelukannya. malahan Gabriel lebih leluasa mengedus area leher Vanessa. sementara Vanessa hanya merasa geli akibat perbuatan Gabriel.
Gerakan Vanessa juga risih. ia juga tidak tau entah sampai kapan Gabriel berhenti mengedus lehernya.
"Le-Lepaskan," Ucap Vanessa terbata bata. ia menahan rasa gelinya saat ini.
Gabriel tersadar ia melepaskan pelukan setra rakulan tangan Gabriel pada Leher Vanessa. keduanya merasakan gugup satu sama lain.
Pikiran Gabriel sekarang kacau, dirinya menginginkan lebih, seakan ada magnet dalam tubuh wanita didepannya membuatnya meminta lebih. Sementara Vanessa ia berusaha untuk nyembunyikan semburan merah dipipinya.
Keduanya hening.
"Mandilah setelah ini dan minta pakaianmu pada bibi Ratih," Ucap Gabriel memulai keheningan. Vanessa hanya menatap Gabriel datar.
Tangan Gabriel terulur merapikan jasu serta Jasnya, lalu ia bergerak keluar kamar tanpa mengunci pintu kamar tersebut. Tapi baru saja mau menuruni tangga, Gabriel langsung berbalik lagi menuju kamar.
"Inggat ucapanku jangan pernah mencoba untuk pergi dari tempat ini," Tekan Gabriel, ia masih memantung ditempat tidak berniat membalas ucapan Gabriel.
Setelahnya, Gabriel kembali keluar menuruni tangga, bergegas menuju kantor seperti biasa.
Sementara Vanessa ia buru buru bergegas mandi, namun tiba tiba saja seorang wanita paruh baya mengagetkan Vanesaa.
"Maaf Nona ini baju Anda," Ucap wanita paruh baya yang tidak lain adalah Bibi Ratih seorang kepala pelayan di mansion.
Pandangan Vanessa menoleh. "Ah terima kasih bi," Jawab Vanessa sambil tersenyum tipis.
"Apa nona sudah sarapan?" Tanya Bibi Ratih. ia mengelengkan kepala.
"Setelah ini Nono bisa kebawah, saya sudah siapakan Sarapan buat nona." Vanessa mengangukkan dengan senyum ramah.
"Jangan memangilku nona bi, Karena bibi tau aku tidak suka jika terlalu formal," Jedanya
"Pangil saja aku Vanessa."
"Maaf nona, Saya tidak bisa memangil anda dengan pangilan nama saja, Karena tuan muda tidak suka," Jelas bibi Ratih membuat kerutan didahi Vanessa.
"Ada apa dengannya?! Pria itu memamg bodoh ya bi, Bagaimana bisa Yang lebih tua memangil dengan pangilan formal," Ucap Vanessa kesal, Ia tidak menyukainya.
Bibi Ratih yang melihat kesal Vanessa langsung terkekeh kecil melihat wanita atasanya. "Tidak apa Nona, itu memang sudah seharusnya," Jelas Bi ratih sambil terkekeh kecil.
"Oh Ayolah bi pangil Aku Vanessa saja, Kau tau bi aku sangat menghargai orang yamg lebih tua dariku bi. aku tidak suka jika orang memangilmu dengan formal." Bi Ratih mengerti dengan ucapan Vanessa ia memang pundak Vanessa seraya tersenyum ramah.
"Baiklah. Tapi saya hanya memangil anda ketika tuan tidak ada," Ucap bi Ratih. Vanessa ngangukkan kepala.
"Baiklah terserah bibi saja."
"Kau anak yang baik Vanessa," Ucap Bi Ratih membua Vanessa tersipu malu.
"Terima kasih pujianmu bi," Balas Vanessa.
"Beruntungnya tuan muda memilikimu Vanessa," Ujar Bi Ratih. Vaessa mengerucutkan nibirnya tidak suka ketika mamsud dari ucapan bi Ratih mengara pada Gabriel.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET Billionaire!
RomanceVanessa Jeanne. wanita cuek dan serba jutek. wajah tidak seceria dulu sejak ibu kandungnya menitipkan dia kepanti asuhan saat masih kecil. tapi ibunya melakukan karena semata mata dia sangat menyayangi ayah tiri nya yang jahat. Vanessa juga sering d...