please Vote dan coment ceritaku ya^^
sangat berkesan banget loh.-------------------------------------------------------------
Jalanan kota begitu padat selepas pulang tadi, tapi tidak mengurangi rasa bahagia Gabriel, walaupun tadi ponselnya habis terjatuh tapi bukan Gabriel namanya jika belum membeli yang baru, bahkan ponsel yang disana Gabriel buang.
Nggak ada yang mungkin bagi orang kaya seperti Gabriel membeli hal yang baru, bagi orang orang kaya itu adalah hal yang sepele.
Suara deruman musik memenuhi seisi mobil, ekspresi bahagia yang ditampilkan Gabriel terlihat, sesekali dia mengikuti suara lantunan lagu barat itu dengan berbagai ekspresi sombong. Mulutnya bergerak lincah mengikuti alunan lagu barat, membuat melodi nyaring di mulutnya.
Tiba tiba Benda pipih yang berada dinakas mobil berbunyi mengalihkan perhatian Gabriel, untung saja keadaan jalan sedang macet.
Mama Ana: kembalilah kerumah, Mama ingin berbicara denganmu.
Hanya pesan singkat itulah yang dikirim mama Gabriel. Lantas Gabriel tidak mau mengulur waktunya lagi, segera mungkin selepas lampu lalu lintas mulai berubah, Gabriel langsung menjalankan kendaraan dengan kecepatan cepat.
--------
Acara lelang resmi telah selesai, semua para tamu sudah pada pergi, tersisilah pelayan disini yang membereskan semuanya.
Vanessa berjalan menuju dapur hendak meletakkan semua gelas-gelas maupun piring kotor di dapur. Disana Vanessa juga melihat Feri---si banci yang belum pulang malahan waria itu berselfi disana.
Vanessa mengelengkan kepala. "Katanya kakinya sakit." Gumam Vanessa sambil meletakkan semua gelas dan piring itu
Feri tersadar lalu ia mengaruk tengkuknya sambil menyegir, "Aness. Adaapa dengan wajahmu?" Tanya Feri ketika melihat wajah Vanessa.
"Tidak apa-apa, Emang ada apa dengan wajahku," Ucap Vanessa sambil tanganya meraba tangannya
"kuperhatikan kau cemberut saja dari tadi. Adaapa?" Tanya Feri. Vanessa cemberut seketika mendengar pertanyaan Feri.
"Hanya sedang tidak mood saja. Tadi aku baru saja bertemu pria mabuk, Kau tau Feri dia malah ingin menyentuhku," Ucap Vanessa. Feri yang mendengarnya langsung membulatkan matanya bulat.
"Benarkah?" Vanessa mengangguk malas. Feri menelan salivanya lalu menoleh pada Vanessa ragu.
"Apa pria itu tampan?" Tanya Feri membuat kerutan tercipta didahi Vanessa, Ia mengelengkan kepala. dia mengira jika Feri bakalan serius meresponnya.
"Sudahlah Fer. Aku harus pulang dulu, Kau ini lain yang dijawab lain yang ku tanyakan." Vanessa mendengus lalu melangkah menjauh.
Dari kejauhan Feri teriak. "Jika itu pria tampan beritahu aku Aness."
Vanessa hendak menarik gagang pintu namun pangilan Mrs. Ema menyuruhnya masuk keruangan. Vanessa menurut dan mengambil tempat duduk dihadapannya.
"Adapa Mrs?"
"Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini Jeanne," Keluhnya.
"Katakan saja Mrs. Ema. Aku akan mendengarkan."
"Maafkan aku Jeanne, Karenaku kau kehilangan pekerjaan, Aku tidak bisa meperkerjakan kalian lagi sekarang, Karena aku harus menemui cucuku di Boston," Ucapnya.
Terkejut? Tentu saja. Vanessa seakan berhenti bernapas sekarang, kenapa harus terulang lagi padahal Vanessa sudah bersusah payah mencari pekerjaan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET Billionaire!
Storie d'amoreVanessa Jeanne. wanita cuek dan serba jutek. wajah tidak seceria dulu sejak ibu kandungnya menitipkan dia kepanti asuhan saat masih kecil. tapi ibunya melakukan karena semata mata dia sangat menyayangi ayah tiri nya yang jahat. Vanessa juga sering d...