Tepat pagi pagi sekali Vanessa sudah sampai di tempat kerja barunya saat ini, untung saja setelah awan cerah, Vanessa mendapati kendaraan yang memungkinkan ia bisa sampai disini.Dari luar cafe Vanessa melihat kalo cafe disana belum buka dalam artian pintu masih tertutup rapat, namun hal itu tidak mengurangi rasa semangat Vanessa, langkah Vanessa berjalan mendekati cafe itu.
Kedua mata jelih Vanessa menoleh pada setiap inci cafe memastikan apakah hanya dirinya saja yang datang cepat. ya! perkiraan Vanessa benar.
"Kau siapa?"
Vanessa terlonjak kaget ia menoleh pada suara disana, terlihat wanita yang lebih tua darinya, mungkin sekitaran tiga puluhan gitu.
wanita itu menatap Vanessa heran, mungkin karena baru pertama kali melihatnya. "Ah maaf aku datang terlalu cepat," Jawab Vanessa sambil tersenyum manis.
"iya tapi kau ini siapa? apa kau pelayan disini?" Tanyanya. Vanessa mengangguk pasti.
"Aku pelayan baru."
"Ah begitu," Jawab wanita yang tidak diketahui namanya itu, ia lantas langsung tersenyum ramah dan dibalas senyuman ramah Vanessa. langkah wanita itu berjaln menuju parkiran meletakkan sepedanya dan kembali lagi menuju pintu, ia mengarahkan kunci yang dibawa dan membukanya.
"Apa kau yang melakukan ini?" Tanya Vanessa sambil berjalan masuk Cafe.
"Benar, Aku yang melakukan ini setiap harinya." Vanessa hanya manggut manggut mendengarnya.
Vanessa tidak menyangka bagaimana bisa wanita ini bangun secepat ini, bahkan Vanesa bangun cepat juga karena terpaksa takut telat dihari pertama kerja.
wanita itu berbalik badan, "Ah aku bahkan sampe lupa, perkenalkan aku Emma. kau?" Tanyanya sambil berjabat tangan.
Vanessa menyabut tangan Emma ramah. "Aku Vanessa, senang berkenalan denganmu," Jawab Vanessa sambil tersenyum manis.
"Vanessa? bukankah itu nama yang bagus?"
"ya itu hanya menurutmu Emma." Emma mengeryitkan dahi mendengarnya.
"Karena menurutku sesorang yang memberi nama ini, tidak ada artinya bagiku," Jawab Vanessa malas, kakinya melangkah mengikuti Emma didepan yang berjalan menuju sebuah ruang, entahlah Vanessa sendiri tidak tau itu ruangan apa.
Emmma meletakkan sweter tebal pada tempat tersedia begitu juga Vanessa. "Apakah itu ada kaitannya dengan ibumu?"
Vanessa mengangguk samar, namun Vanessa tidak mau menceritakan hidupnya kepada sesorang yang bahkan baru ia kenal, tapi entah kenapa Vanessa merasa ingin membagi cerita masalah hidupnya pada Emma.
"Ada apa dengan ibumu? Vane? Maaf aku memangilmu dengan Vane," Ujapnya. Vanessa hanya tersenyum simpul. dan menggelengkan kepala.
"Tidak apa apa, terserah kau saja Emma menggilku dengan apa, asalka masih ada kaitanya dengan namaku," Jawab Vanessa.
"Baiklah baiklah Vane."
"Tapi Vane ada ap dengan ibumu? Maaf sepertinya aku terlalu penasaran, kau taulah vane jika aku memang seperti ini," Ujarnya sambil menyegir.
Vanessa menatap Emma data. ia bingung mau bilang apa, apalagi tentang ibunya. wanita yang telah menitipkan dirnya kepanti asuhan. sungguh tega bukan seoramg ibu menitipkan anak kandungnya sendiri pada panti asuhan, bahkan Vanessa sendiri saja meringgis mengingatnya, ternyta hidupnya tidak sebahagia orang lain.
jika meminta, Vanessa juga tidak akan mau hidup didunia kalo pada akhirnya ia juga akan dititipkan. Wanita yang telah menitipkan itu saja tidak tangung tanggung merelakan dirinya demi menikah dengan ayah tirinya, yang bahkan ayah tiri sendirilah yang mengiginkan Vanessa untuk tidak ada ditengah tengah mereka. sungguh teganya bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEET Billionaire!
RomanceVanessa Jeanne. wanita cuek dan serba jutek. wajah tidak seceria dulu sejak ibu kandungnya menitipkan dia kepanti asuhan saat masih kecil. tapi ibunya melakukan karena semata mata dia sangat menyayangi ayah tiri nya yang jahat. Vanessa juga sering d...